34 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Sabtu 16 Juli 2022; Hari Biasa – Pekan Biasa XV

BERITA LAIN

More

    Bacaan I: Mi. 2:1-5

    Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya! Pada waktu fajar mereka melakukannya, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya. Bila menginginkan ladang, mereka merampasnya; bila menginginkan rumah, mereka menyerobotnya.

    Mereka menindas orang bersama isi rumahnya dan manusia bersama milik warisannya. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, “Sungguh Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padanya. Kalian takkan dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan.

    Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kalian dan akan memperdengarkan suatu ratapan. Mereka akan berkata, “Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tak ada orang yang mengembalikannya.

    Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.” Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah Tuhan.

    Mazmur Tanggapan: Mzm. 10:1-2, 3-4, 7-8, 14

    Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.

    • Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu di kala aku kesesakan? Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas, mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
    • Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, orang tamak mengutuk dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas, “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” itulah seluruh pikirannya.
    • Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
    • Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

    Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19

    Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

    Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

    Bacaan Injil: Mat. 12:14-21

    Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadanya jiwa-Ku berkenan.

    Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Pada-Nya Bangsa-bangsa Berharap

    Setelah menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat, orang-orang Farisi yang merasa iri akan keberhasilan TUHAN YESUS dan sekaligus sakit hati karena selalu kalah kalau berdebat tentang hukum Sabat, lalu “bersekongkol untuk membunuh YESUS”. Apa reaksi TUHAN? Marah dan melabrak mereka? Melawan secara frontal? Tidak! Meski sudah tahu akan rencana jahat mereka, YESUS justru menyingkir diam-diam dari tempat itu. Tindakan-NYA itu bukan menandakan bahwa IA penakut atau merasa kalah, melainkan tetap berkarya dengan mengajar dan menyembuhkan berbagai penyakit. Mengapa YESUS menyingkir dari tempat itu?

    Pertama, karena saatnya belum tiba IA harus memikul salib penderitaan. DIA masih harus berkeliling mengajar dan berbuat kebaikan. Kedua, DIA tidak menghendaki orang-orang Yahudi mengenal-NYA sebagai Mesias. YESUS tahu persis watak orang Yahudi yang gampang terprovokasi. Kalau mereka tahu bahwa DIA itu Mesias, maka mereka akan mendesak DIA untuk menjadi “pemimpin politik” melawan penjajahan Romawi. YESUS tidak tergoda untuk menjadi “pemimpin politik”. Ketiga, tindakan ini menunjukkan bahwa YESUS itu “anti kekerasan”. DIA memilih jalan damai, tidak suka keributan apalagi bersifat massal.

    Selain itu, YESUS dari Nazaret ini juga mau menunjukkan “Gambaran ALLAH” yang berbelas kasih, Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta lemah lembut. Dalam Perjanjian Lama, persepsi orang tentang ALLAH lebih kepada Kekuasaan-NYA yang luar biasa besarnya, “Mahakuasa”, “Mahaagung”, “Maha Pencipta” yang harus diluhurkan dan disembah; kalau orang menyembah berhala, DIA akan “cemburu” dan kalau orang tidak menjalankan Perintah-NYA, DIA akan murka dan menjatuhkan hukuman berat. Namun, dalam Perjanjian Baru, ALLAH mengejawantahkan Diri dalam “Manusia YESUS” yang menunjukkan belas kasih, simpati dan empati yang luar biasa. Hal ini tidak berarti bahwa sifat ALLAH itu berbeda dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. ALLAH tetap sama. Hal ini hanya menunjukkan pengembangan iman serta perkembangan persepsi tentang ALLAH yang berbeda titik beratnya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ingat, bahwa kehadiran TUHAN YESUS ke dunia ini tidak untuk meniadakan atau menghapus “Perjanjian Lama”, Hukum Taurat atau Kitab-Kitab para Nabi, melainkan akan menggenapi dan menyempurnakannya.

    Nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba TUHAN yaitu Mesias, telah mengungkapkan beberapa ciri atau sifat dari Pribadi Hamba TUHAN itu: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-NYA, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-NYA, sampai IA menjadikan hukum itu menang. Dan pada-NYA lah bangsa-bangsa akan berharap.” (Mat.12: 20, 21, lihat juga Yes.42: 1-4).

    Dari nubuat itu, nampak jelas bahwa Manusia YESUS yang menghadirkan Pribadi ALLAH adalah Sang Juru Selamat yang memberikan gambaran ALLAH yang lemah lembut dan penuh belas kasih. DIA tetap menuntut kebenaran tetapi tidak menghukum orang yang bersalah atau berdosa, melainkan menyelamatkannya dengan menyerukan pertobatan. Orang yang “jatuh” dalam kesalahan, tidak dibinasakan, tetapi justru di “rengkuh”-NYA agar ia selamat.

    Kekuasaan-NYA tidak untuk menindas yang lemah, sebaliknya untuk menyembuhkan dan memberikan harapan serta kehidupan.

    Meskipun demikian, tetap saja YESUS selalu menjadi “sasaran tembak” dari orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang selalu mencari celah “kesalahan-NYA”. Sebagai pengikut-NYA yang meneladan hidup-NYA, bisa saja kita juga dimusuhi, difitnah dan dibully, mungkin karena kita memperjuangkan kebenaran dan keadilan serta membongkar korupsi atau tindak pidana lainnya. Bagaimana sikap kita sekarang? Beranikah kita bersikap seperti YESUS, terutama pada masa bangsa kita prihatin setelah pandemi dan ketika dunia sedang menghadapi resesi ekonomi?

    Dalam Bacaan Pertama, Nabi Mikha mengkritik umat Israel yang serakah dan tidak pernah puas sehingga merampas hak-hak orang lain. Dengan nada keras ia mengecam mereka: “Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan di tempat tidurnya…; yang apabila menginginkan ladang-ladang mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya…” (Mi.2: 1,2). Tujuan bangsa Israel keluar dari Mesir untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaan, telah berubah menjadi keserakahan, sehingga perampasan hak-hak orang lain menjadi biasa. Perlu diingat, bahwa kemakmuran seseorang jangan menjadi sumber penderitaan bagi orang lain. Kesejahteraan akan terwujud bila kita saling peduli, termasuk kepada orang yang tidak dikenal, seperti telah dilakukan oleh Hamba TUHAN.

    Sebagai pengikut KRISTUS , kita jangan punya pikiran yang eksklusif, hanya memikirkan kelompok atau golongan sendiri saja. Pola pikir dan tindakan kasih kita harus inklusif, meliputi semua orang tanpa membedakan agama, ras, suku, bahasa daerah atau pandangan politik. Sudahkah hal ini kita jalankan selama masa sulit pandemi dan pemulihan akhir-akhir ini?

    Doa

    Ya TUHAN, ajarilah aku agar dapat bersikap bijaksana dan semakin rendah hati serta segera bangkit untuk berani melayani semua orang terutama yang terlantar. Bunda Maria, ajarilah aku agar semakin mengenal YESUS, Putera-Mu. Amin.

    Selamat pagi. Selamat menjalankan aktivitas pada akhir pekan. AMDG. Berkat TUHAN.

    Paulus Krissantono

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI