29.1 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Bacaan dan Renungan Senin, 13 Juni 2022; Peringatan Wajib St. Antonius dr Padua

BERITA LAIN

More

    Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)

    “Nabot dilempari batu sampai mati.”

    NABOT, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.”

    Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira!

    Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.”

    Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.

    Demikianlah sabda Tuhan

    U. Syukur kepada Allah.

    Mazmur Tanggapan

    Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.

    Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7; Ul: 2b)

    • Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
    • Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
    • Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

    Bait Pengantar Injil

    Ref. Alleluya

    Ayat. (Mzm 119:105)

    Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.          

    Injil Matius (5:38-42)

    “Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”

    DALAM kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”

    Demikianlah Sabda Tuhan

    BALAS DENDAM: NO! CINTA KASIH: YES

    JALAN pikiran TUHAN memang amat sangat berbeda jauh dari pikiran manusia, dan sama sekali tidak dapat dibandingkan. “Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya Jalan-KU dari jalanmu, dan Rancangan-KU dari rancanganmu.” (Yes.55: 9). “Sebab, Rancangan-KU bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah Jalan-KU, demikianlah Firman TUHAN.” (ayat 8). Manusia yang akal budinya sangat terbatas dan telah dicemari oleh kegelapan dosa, tidak mampu lagi melihat kebenaran Jalan TUHAN. Pikirannya telah diselimuti oleh kegelapan dosa yang hitam pekat.

    Dalam hukum Taurat masih dianut prinsip “nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.” (lihat Kel.21: 24; Im.24: 20; Ul.19: 21). Hukum ini sudah termasuk “maju” dan “adil” pada zamannya, karena mengatur “pembatasan” terhadap aksi balas dendam terhadap lawan yang merugikan.

    Akan tetapi TUHAN YESUS dalam Bacaan Injil hari ini, dengan tegas menyatakan: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”  (Mat.5: 39).

    Pernyataan “kontoversial” dari YESUS itu mungkin tetap masih “kontroversial” sampai sekarang. Buktinya masih ada sikap “kamu menjual, kami membeli” yang pasti berujung pada konflik yang tidak berkesudahan, dan kalau pada level negara disebut “perang”. Sementara TUHAN YESUS yang datang untuk menggenapi atau menyempurnakan Hukum Taurat telah berani mengubah pola pikir “balas dendam” itu menjadi “cinta kasih”. Jadi, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan! Sebab, kejahatan itu tidak akan kalah oleh kejahatan, melainkan hanya oleh/dengan cinta kasih. Itulah sebabnya untuk menebus dosa manusia, ALLAH mengutus PUTERA Tunggal-NYA menjadi manusia dan mati di atas kayu salib sekalipun IA tidak bersalah atau berbuat jahat! Sesungguhnya, kekuatan yang terdahsyat di alam semesta ini hanyalah satu, yaitu cinta kasih! Siapakah yang lebih kuat dari pada ALLAH?

    Sebab, DIA-lah Yang Mahakuasa, dan ALLAH Yang Mahakuasa ini sesungguhnya adalah Sang Kasih itu sendiri, sebagaimana Firman TUHAN dalam Kitab Suci: “ALLAH adalah Kasih.” (1Yoh.4: 8, 16). Karena itulah, untuk mengalahkan kekuasaan dosa dan kejahatan yang dimotori oleh setan, – demi kasih dan dalam kasih – YESUS rela digantung di kayu salib!

    Maka  janganlah kita menyimpan sakit hati dan buanglah semangat balas dendam, tetapi maafkanlah atau ampunilah mereka yang telah menyakiti! Apakah sulit? “Ya, memang, tetapi bisa!” Buktinya, Santo Stefanus bisa! Santo Paulus bisa! Santo Yohanes Paulus II bisa! Nelson Mandela bisa! Mengapa “aku” tidak bisa? Marilah kita buktikan ucapan “maafkan lahir-batin” itu dalam praktek sehari-hari!

    Lalu siapa yang akan membalas kejahatan yang telah dilakukan orang terhadap kita? Di dunia ini ada proses penegakan hukum yang dikelola oleh lembaga pengadilan. Tetapi lebih penting dari pada itu, adalah pengadilan terakhir oleh TUHAN sendiri! Raja Ahab, raja Israel, seperti dikisahkan dalam Bacaan Pertama, kelak akan memetik hasil kejahatan yang telah ditanamnya, yaitu menyerobot kebun anggur milik rakyatnya, bernama Nabot. Tindakan licik, nekad dan jahat itu dilakukan berkat anjuran berbisa dan rekayasa dari  Izebel, isterinya. Dia pun akan menikmati hasil kejahatannya itu juga!

    Orang yang tegas pendiriannya, teguh imannya dan penuh kasih yang patut kita teladan juga adalah Santo Antonius dari Padua (1195-1231), yang kita peringati hari ini. Nama kecilnya Fernandes, kelahiran Lisabon, anak tunggal bangsawan kaya yang cerdas dan pandai. Ia diharapkan jadi seorang tokoh yang kondang. Tetapi ia tidak merasa nyaman dengan kekayaannya itu, maka ia lalu berubah haluan. Ia lebih tertarik pada kehidupan doa, karya rohani dan studi. Ia masuk Ordo Santo Agustinus dan ditahbiskan jadi imam. Namun baru sebentar ia tertarik pada pengabdian Fransiskus Asisi dan bergabung pada Ordo Saudara Dina Fransiskus, terkenal dengan OFM (Ordo Fratrum Minorum) dan diberi nama Antonius.

    Fransiskan muda ini terpanggil hatinya ke Afrika Utara karena ada sesama rekan  imam yang terbunuh di sana. Sayang belum lama di sana ia jatuh sakit dan dipindah ke Italia Utara. Di sini ia menjelajah seluruh wilayah dengan berkotbah dan mengajar. Kotbahnya sangat bagus, mendalam, menarik dan menyentuh hati, sampai Paus Gregorius memberi gelar Ahli Kitab Suci. Sebab, semua kotbahnya bernafaskan ayat-ayat Kitab Suci. Ia meninggal dalam usia muda, baru 36 tahun, namun banyak mukjizat terjadi setelah berdoa dengan perantaraan Antonius. Ia terkenal sebagai Santo yang membantu menemukan barang yang hilang, namun yang lebih penting adalah jiwa seseorang dengan cara mengembalikan Rakhmat TUHAN yang hilang karena dosa.

    Doa

    Ya YESUS, kobarkanlah api Kasih-MU di dalam hatiku, agar aku mampu mengalahkan kejahatan dengan kuasa Kasih-MU. Ajarilah aku untuk mampu memaafkan kesalahan orang lain yang pernah melukai hatiku atau berbuat salah kepadaku. Santo Antonius Padua, doakanlah aku. Amin.

    PK/hr.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI