Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Minggu 15 Mei 2022; Hari Minggu Paskah V

Bacaan I: Kisah Para Rasul 14:21b-27

SEKALI peristiwa kembalilah Paulus dan Barnabas ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Paulus dan Barnabas lalu menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia.

Di tempat inilah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan.

Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Allah telah membuka pintu iman bagi bangsa-bangsa lain.

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-9.10-11.12.13ab

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.

  • Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
  • Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
  • Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bacaan II: Wahyu 21:1-5a

AKU, Yohanes, melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang dari takhta, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia, dan Ia akan tinggal bersama-sama mereka.

Mereka akan menjadi umat-Nya, dan Ia akan menjadi Allah mereka. Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ratap tangis atau dukacita sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu.” Ia yang duduk di atas takhta itu berkata, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”

Bacaan Injil: Yohanes 13:31-33a.34-35

DALAM perjamuan malam terakhir, sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan, berkatalah Yesus kepada para murid yang lain, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku, tinggal sesaat lagi Aku ada bersama kamu. Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Demikianlah Injil Tuhan

IDENTITAS (ID) KRISTIANI

HIDUP suatu rumah tangga akan menjadi kokoh bila suasana kasih dan setia antar anggota keluarga terjalin dan dipelihara dengan baik dan kontinyu dengan berdasar dan berpedoman pada hidup keluarga Kristiani. Banyak keluarga telah memelihara semangat ini dan mereka menikmati suasana guyup, rukun, damai dan bahagia dalam keluarga. Sebagai murid dan pengikut-NYA, kita semua telah dipersatukan dalam suatu keluarga besar KRISTUS yaitu Gereja. Dan Gereja kita adalah bagian dari keluarga besar umat manusia yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu “cahaya kasih” yang dinyalakan oleh setiap pribadi dan keluarga Kristiani harus terpancar keluar mewarnai kehidupan di masyarakat, bangsa bahkan umat manusia.

Bacaan Injil hari ini menyodorkan kepada kita suatu “wasiat terakhir” dari TUHAN YESUS kepada para murid-NYA, yaitu suatu perintah baru: “AKU memberikan suatu perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti AKU telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-KU, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh.13: 34-35). Maka cinta kasih adalah identitas Kristiani atau tanda pengenal bagi para pengikut-NYA. Pengikut KRISTUS yang tidak mengenal cinta kasih sama seperti orang “tanpa KTP”!

Inilah saat terakhir sebelum wafat-NYA dan tibalah waktunya bagi TUHAN YESUS untuk dipermuliakan dan ALLAH Sendiri dipermuliakan di dalam DIA. Itulah saatnya YESUS kembali kepada BAPA-NYA. Sebab, misi-NYA di dunia sudah selesai. Dan saatnya bagi para Rasul dan para murid serta pengikut-NYA untuk melanjutkan tugas pewartaan di dunia ini.

Tugas itu juga dilakukan oleh Paulus dan Barnabas sebagaimana ditulis dalam Kisah Para Rasul dalam Bacaan Pertama. Misi perjalanan kedua Rasul itu berbuah banyak. Komunitas-komunitas orang beriman atau Gereja Muda (Gereja Perdana) terbentuk di berbagai tempat, seperti di Derbe, Listra, Ikonium dan Antiokhia. Mereka mewartakan Injil dan memperoleh banyak murid. Walaupun banyak sengsara dan penderitaan mereka alami, namun mereka tetap bertekun dalam iman akan TUHAN yang bangkit dan telah mengutus mereka. ALLAH telah melakukan dengan perantaraan para Rasul itu. “IA telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.” (Kis.14: 27).

Kepada para pengikut-NYA yang tetap setia dan bertekun dalam iman, telah menanti “langit yang baru dan bumi yang baru….. serta kota Yerusalen yang baru, yang turun dari Surga, dari ALLAH…. ALLAH akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak ada lagi perkabungan, atau ratap tangis atau duka cita, sebab sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (lihat Bacaan Kedua, Why.21:1-5a).

Pewartaan Kabar Gembira tidak bisa ditahan atau dihalangi oleh siapa pun, walaupun usaha perlawanan dan penolakan itu tetap ada dan dilakukan sampai sekarang ini. Dunia dan lingkungan tempat kita hidup dan berpijak saat ini tetap membutuhkan kasih dan orang-orang yang menghidupi kasih sebagai tanda pengenalnya. Lihat saja kriminalitas yang berupa pelecehan, pemaksaan, perampokan sampai pembunuhan secara sadis silih berganti di mana saja. Kebencian, permusuhan bahkan perang terbuka hingga Rusia memuntahkan bom dan peluru kendalinya ke Ukraina sampai menyebabkan kematian, kehancuran serta ribuan pengungsi yang mencari tempat yang aman. Demikian pula di bagian-bagian lain di dunia yang maju telah terjadi kekerasan terhadap harkat manusia.

Karena itu, kita sebagai pengikut KRISTUS – apa pun kedudukan, jabatan, profesi atau fungsi kita di masyarakat dan di mana pun kita berada – tanpa kecuali dipanggil oleh KRISTUS untuk menghidupi cinta kasih yang sama dan membagikannya berupa tindakan kasih hingga menjadi berkat bagi orang lain. Dan tindakan kasih itu harus dilakukan tanpa membedakan asal usul, bangsa, suku, agama, gender ataupun kedudukan dan status sosial seseorang, khususnya mereka yang miskin, telantar, dan ditinggalkan oleh masyarakat.

Hidup dalam kasih adalah ciri khas atau identitas (ID) Kristiani sejati. Kasih menghidupkan banyak kebajikan di dalam setiap pengikut KRISTUS. Dan kasih itu harus dinyatakan secara konkrit dalam tindakan yang mencerminkan perhatian, kepedulian, bela rasa, pengorbanan dan kemauan untuk berbagi. Tanpa kasih, semuanya akan sia-sia!

Paus Fransiskus secara sederhana memberikan pedoman kepada umat untuk memelihara dan menumbuhkan sikap kasih: Kasih dapat ditandai oleh 3 (tiga,) kata yang sehari-hari kita ucapkan yaitu:

1) Tolong.

2) Terima kasih dan

3) Maaf.

Sudahkah kasih itu kita wujudkan secara nyata dalam keluarga, komunitas, lingkungan tempat kita berada dan bekerja, masyarakat dan bangsa kita? Apakah kita peduli untuk mendoakan perdamaian di negara-negara yang sedang dilanda konflik dan perang?

Doa

Ya TUHAN YESUS KRISTUS, ajarilah aku untuk mengasihi sesamaku dengan benar sesuai dengan ajaran-MU. Penuhilah hidupku dengan Kasih-MU yang sempurna yang aku wujudkan kepada sesamaku. Bunda Maria, Bunda penuh kasih dan Bapa Yusuf, kepala keluarga Kudus di Nazaret, tambahkanlah semangat kasih dalam hidupku. Amin.

PK/hr

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini