BALTOMORE, Pena Katolik – Seorang pria yang pernah menjadi imam di beberapa keuskupan di Amerika Serikat (AS) divonis 22 tahun penjara federal pada Rabu, 11 Mei 2022. Ia mengaku bersalah atas pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Fernando Cristancho, 65, juga mengakui bahwa dia telah membuat foto telanjang dari empat anak di bawah umur. Ia mengaku bersalah pada 4 Oktober 2021, hari pertama persidangannya. Sebagai bagian dari persetujuan pembelaannya, Cristancho menghadapi hukuman antara 10 dan 25 tahun penjara federal. Setelah dibebaskan dari penjara, Cristancho akan mendaftar sebagai pelanggar seks dan dipantau selama sisa hidupnya. Sebelumnya, Cristancho adalah seorang mantan imam di Keuskupan Agung Baltimore.
“Cristancho akhirnya dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya yang mengerikan. Biarkan hukuman ini menjadi pencegah bagi siapa pun yang berusaha melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak, terutama mereka yang berada di posisi tepercaya yang dimaksudkan untuk menjadi tempat yang aman dan surga bagi anak-anak,” kata Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Maryland, Erek L. Barron dalam pers rilis yang diterbitkan 11 Mei 2022 oleh Departemen Kehakiman.
“Kantor Kejaksaan Amerika Serikat untuk Distrik Maryland akan tanpa henti mengejar dan mengadili predator yang mengeksploitasi kepercayaan anak-anak dan keluarga,” katanya.
Cristancho mengaku bersalah atas pelecehan terhadap anak di bawah umur, yang disebut sebagai “John Doe,” yang, bersama dengan keluarganya, adalah seorang anggota paroki di Gereja St. Ignatius di Hickory, salah satu paroki yang dilayani Cristancho di Keuskupan Agung Baltimore. Pada saat pelecehan, Doe berusia 11, 12, dan 13 tahun. Keluarga John Doe berteman dengan Cristancho, mantan imam itu bersahabat dengan mereka di luar Misa, termasuk di rumah mereka.
Menurut rilis dari Departemen Kehakiman, kasus ini terjadi ketika John Doe berusia 11 tahun. Cristancho meminta John Doe untuk menggosok punggung; menawarkan alkohol kepada lalu mengajak John Doe makan malam, mencium John Doe, memberi tahu John apakah bahwa dia mencintainya.
Awalnya, Cristancho ditahbiskan sebagai imam Keuskupan Istmina-Tado, Kolombia, pada 1985, Cristancho pindah ke Amerika Serikat pada awal 1990-an. Dari tahun 1994 hingga 1997, Cristancho menjadi imam di sebuah paroki di Keuskupan Arlington. Dia diberhentikan dari posisi itu setelah dia dituduh melakukan pelecehan seksual dengan seorang wanita dewasa. Saat itu, tuntutan pidana tidak diajukan.
Pada tahun 1999, Cristancho bergabung menjadi imam di Keuskupan Agung Baltimore. Namun status ini dicabut pada tahun 2002, setelah ia menolak penugasan ke sebuah paroki oleh Kardinal William Keeler, Uskup Agung Baltimore saat itu. Dalam proses laikalisasi ini, diketahui bahwa Cristancho adalah ayah biologis dari anak kembar tiga yang dikandung melalui fertilisasi in vitro.
Cristancho dilaporkan memberi tahu teman platonisnya Dalia Fernandez bahwa dia telah “dipilih oleh Tuhan” untuk melahirkan anak-anaknya. Fernandez bukanlah ibu kandung dari kembar tiga, yang dikandung dengan sel telur yang disumbangkan itu.
Pada tahun 2008, Cristancho kehilangan hak asuh anak-anaknya pengadilan menemukan bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap dua kembar tiga laki-laki. Pada saat itu, tuntutan pidana tidak diajukan terhadap Cristancho atas pelecehan terhadap putranya karena kurangnya bukti.
Cristancho juga sempat dicopot dari statusnya sebagai pelayan pastoral di Keuskupan Salt Lake City pada Mei 1994 setelah tuduhan berbagi tempat tidur dengan dengan anak di bawah umur. Tidak jelas apakah ini Fernando Cristancho yang sama. (Aleteia)