31 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Rakernas LP3KN-LP3KD, Ini Harapan KWI Terkait Pesparani II

BERITA LAIN

More
    Pembukaan Rakernas LP3KN-LP3KD di Pusat Pastoral Wisma Samadi Klender Jakarta Timur 13 Mei 2022. IST

    JAKARTA, Pena Katolik – Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengatakan, ada empat pilar yang menjadi indikator moderasi beragama. Pertama, toleransi yaitu sikap aktif bukan sekadar pasif tentang menghargai orang lain. Kedua, nilai kemanusiaan yaitu menentang apapun yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Ketiga, budaya lokal harus diterima sebagai penguat kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, komitmen kebangsaanterhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

    “Empat indikator ini harus mewarnai Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik II di Kupang, Nusa Tenggara Timur tahun 2022 ini. Jadi bukan sekadar pesta Gerejani, tetapi pesta kemanusiaan,” ujar Mgr. Anton dalam Misa syukur pembukaan Rapat Kerja Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur, Jumat, 13/5.

    Mgr. Anton menegaskan dari Pesparani lahirlah semangat persaudaraan. Semua orang berusaha menyanyikan, melantunkan, dan melafalkan persaudaraan. Ada satu tarikan nafas persaudaraan dalam Pesparani.

    Gereja Katolik mendukung penuh program-program penguat moderasi beragama dari Kementerian Agama. Bagi KWI, Pesparani adalah salah satu program penguat moderasi beragama. Gereja berharap, Rakernas kali ini perlu membahas hal-hal penting khususnya situasi-situasi khusus yang berpotensi menghambat moderasi beragama.

    “Ada contoh konkrit panitia Pesparani ketuanya dari kalangan non-Katolik. Ketua Pesparani I beragama Protestan, sedangkan Ketua Pesparani II di Kupang nanti beragama Islam,” ujar Uskup Bandung ini.

    Pesan Persaudaraan

    Rakernas kali ini juga dihadiri dan dibuka oleh Plt. Dirjen Bimas Katolik, Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono. Albertus menegaskan, moderasi beragama adalah cara beragama dalam kehidupan sehari-hari dengan prinsip adil dan seimbang.

     “Prinsip ini harus diutamakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi bukan agamanya yang dimoderasikan tetapi cara pandang, sikap kita menyangkut hidup beragama seseorang,” sebutnya.

    Ketua Bidang Humas LP3KN, Muliawan Margadana menambahkan Pesparani II di Kupang harus membawa pesan persaudaraan. Pesparani harus dipandang sebagai perlombaan yang menyuarakan persaudaraan, kerukunan dalam bingkai kebhinekaan.

    “Persatuan, kerukunan, dan persaudaraan harus dipertahankan agar membawa Indonesia menjadi negara yang besar dan dihormati karena penghargaan terhadap martabat manusia diutamakan. (Humas LP3KN).

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI