Rabu, Desember 18, 2024
27.4 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Rabu 04 Mei 2022; Hari Biasa Pekan Paskah Ke III

Bacaan I: Kis. 8:1b-8

SETELAH Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu.

Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.

Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.

Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a

Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!

  • Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, “Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!”
  • Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
  • Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil: Yoh 6:40

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Bacaan Injil: Yoh. 6:35-40

DI rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Demikianlah Injil Tuhan

Doa Yesus

ADA seorang ibu yang bernama Maria berusia 65 tahun. Ia adalah seorang penjual sayur dan rempah-rempah di sebuah pasar tradisional. Ketika ada seorang ibu yang hendak belanja, Ibu Maria tidak ada di tempat. “Ibu Maria sedang berdoa di Gereja, seberang pasar ini,” kata seorang penjual buah di samping tempat berjualan Ibu Maria. Tidak lama kemudian Ibu Maria datang, sambil tersenyum dan menyapa, “Maaf, saya baru saja sembahyang. Kalau tidak sembahyang, rasanya tidak plong, karena saya sudah janji pada Tuhan. Sesibuk apapun saya berusaha menyempatkan diri untuk sembahyang. Sementara itu barang dagangan saya titipkan pada penjual buah di samping tempat saya ini.”

   Ketika Yesus hidup di dunia ini, Ia selalu meluangkan waktu pagi-pagi benar atau setelah melakukan tugas pelayanan-Nya, untuk berdoa kepada Bapa-Nya. Sebagai manusia, saat itu Yesus memberikan contoh pada kita, bahwa kita harus selalu mengandalkan Bapa di surga. Itulah yang menjadi kekuatan bagi-Nya untuk dapat menjalani tugas perutusan-Nya.

   Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan saat ini? Apakah kita memiliki hubungan yang mesra dengan-Nya? Komunikasi kita dengan Tuhan mutlak penting. Perlu komitmen yang kuat untuk memelihara hubungan kita dengan Tuhan. Mungkin kita pernah berjanji untuk senantiasa berdoa. Apakah kita menepati janji itu? Hubungan kita dengan Tuhan haruslah kita utamakan di atas segala-galanya. Dialah Sang Sumber kehidupan. Memelihara hubungan dengan Tuhan, akan membuat kita semakin mengalami kehadiran dan kuasa-Nya. Mari kita perbaharui komitmen kita untuk hidup setia dengan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, jamahlah hatiku, agar aku selalu memunyai kerinduan untuk dekat dengan-Mu, karena aku sungguh memerlukan Engkau. Jangan biarkan kenyamanan dunia mencuri waktuku untuk Engkau. Amin. (Dod).

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini