26.1 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Jumat 29 April 2022; Santa Katarina dari Siena

BERITA LAIN

More

    Bacaan I: Kis 5:34-42

    Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.

    PADA waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar.

    Sesudah itu ia berkata kepada sidang, “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.

    Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini.

    Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”

    Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.

    Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.

    Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1.4.13-14

    Ref. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

    • Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
    • Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
    • Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

    Bait Pengantar Injil: Mat 4:4b

    Ref. Alleluya, alleluya.

    Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

    Bacaan Injil: Yoh 6:1-15

    Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki.

    PADA waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.

    Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.

    Jawab Filipus kepada-Nya, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, “Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

    Kata Yesus, “Suruhlah orang-orang itu duduk!” Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

    Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

    Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!” Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.

    Demikianlah Injil Tuhan

    Kecewa Kepada Tuhan

    TIDAK sedikit orang yang kecewa kepada Tuhan karena berbagai alasan. Alasan-alasan tersebut seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kesulitan ekonomi, tekanan dari orang-orang tertentu, kehilangan orang-orang yang dikasihi, pelayanan yang yang tidak maju-maju dan lain-lain. Di dalam Alkitab kita menemukan bahwa Yeremia dan Yunus pun pernah kecewa kepada Tuhan. Orang menjadi kecewa kepada Tuhan karena kenyataan yang ada di depan mata ternyata tidak seperti yang mereka harapkan. Semua orang mengharapkan yang baik tetapi kita tidak dapat mengelak dari situasi-situasi buruk yang tidak kita harapkan. Situasi yang buruk itu bisa disebabkan karena kelalaian kita sendiri, karena ulah orang lain, atau karena faktor alam seperti bencana alam. Aneh memang, karena kita seringkali beranggapan bahwa Tuhanlah yang bertanggungjawab sepenuhnya atas apa yang menimpa kita. Itu sebabnya kita kecewa kepada Tuhan.

       Jika saat ini kita sedang kecewa kepada Tuhan dan tinggal dalam keputusasaan, simaklah apa yang menimpa kehidupan dari seorang pria ini. Namanya Peng Shulin. Pada tahun 1995 ia mengalami kecelakaan truk yang menyebabkan kedua kaki dan sebagian badannya terpotong. Kemungkinan untuk bertahan hidup sangatlah kecil. Untuk menyelamatkan nyawanya, sebuah tim yang melibatkan lebih dari 20 orang dokter dikerahkan. Kulit diambil dari bagian kepala untuk kemudian dicangkokkan ke bagian tubuh yang kehilangan kulit. Badannya hanya tertinggal sepanjang 78 cm dengan kedua kaki putus. Selama beberapa tahun Ia hanya terbaring di tempat tidur. Dokter-dokter di China hanya memiliki sedikit sekali harapan untuk membuat dia bisa hidup kembali secara normal. Peng Shulin tidak berputus asa dengan keberadaannya. Ia mulai melatih lengannya agar bisa melakukan sendiri kegiatan seperti mencuci muka dan menyikat giginya. Ketika para dokter di China mengetahui perkembangan Peng Shulin, mereka mencari cara agar ia bisa berjalan kembali. Mereka membuat wadah seperti mangkuk yang bisa menampung tubuhnya dengan sepasang kaki buatan ditempelkan di bawah wadah tersebut. Ia begitu bersemangat dengan peralatan yang dirancang khusus untuknya itu, dan sekarang ia mulai bisa berjalan dengan alat ini. Hal ini membuat para dokter yang menanganinya berdecak kagum.   

       Peng Shulin mengajar kita untuk tidak terus-menerus berada dalam keputusasaan ataupun kekecewaan. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang penting berapa kali kita bangkit. Jangan izinkan kondisi yang tidak baik merusak damai sejahtera di hati, apalagi merusak hubungan kita dengan Tuhan. Rasul Paulus berkata, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (Roma 8:35). Tuhan Yesus memberkati.

    Doa

    Tuhan Yesus, jangan biarkan aku hidup dalam kekecewaan. Bangkitkanlah semangatku agar aku bisa mengatasi persoalan hidupku ini dan keluar menjadi seorang pemenang. Amin.

    BDGY

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI