29 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Rabu 27 April 2022; Santo Petrus Kanisius

BERITA LAIN

More

    Bacaan I: Kis 5:17-26

    Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.

    IMAM Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem mulai bertindak terhadap jemaat, sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.

    Tetapi waktu malam, seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar. Kata malaikat itu, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah, dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”

    Mereka menaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.

    Tetapi ketika para petugas datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya, dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu.

    Tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya.” Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu.

    Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar, “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.”

    Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah; lalu mengambil rasul-rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.

    Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9

    Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan selama-lamanya.

    • Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
    • Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
    • Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
    • Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

    Bait Pengantar Injil: Yoh 3:16

    Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

    BEGITU besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

    Bacaan Injil: Yoh 3:16-21

    Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia.

    DALAM percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

    Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

    Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

    Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    BETAPA AGUNG, MULIA DAN SETIA CINTA KASIH ALLAH.

    BACAAN-bacaan Suci hari ini, mengungkapkan betapa besar, mulia, tanpa batas dan sungguh agung cinta kasih ALLAH kepada manusia. Dalam dialog-NYA dengan Nikodemus, TUHAN YESUS menegaskan: “Karena begitu besar Kasih ALLAH akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan ANAK-NYA yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA, tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3: 16).

    ALLAH adalah Sumber dan Muara bagi manusia yang sedang menjalani hidup dalam menuju pulang ke Rumah BAPA yang kudus. Seperti layaknya orangtua yang mengasihi anaknya, dan menyelamatkan anaknya untuk dapat kembali pulang bersama, maka ALLAH lebih daripada itu! ALLAH akan membawa manusia menuju Rumah kediaman-NYA di Surga untuk mengenyam kebahagiaan dan ketenteraman yang kekal dan abadi. Padahal, sebenarnya manusia itu sudah melukai dan membuat kecewa TUHAN! Selayaknya ia tidak pantas menerima anugerah dan kesempatan yang begitu mulia!

    Pertanyaan reflektif kita atas ayat ini bisa timbul: “Mengapa ALLAH mengasihi dunia? Bukankah dunia ini harus kita jauhi, karena penuh dengan kejahatan dan dosa?” Perlu kita pahami benar bahwa kata “dunia” punya beberapa pengertian. ALLAH mengasihi “dunia”: di sini berarti ciptaan ALLAH, dan semua ciptaan-NYA adalah selalu baik. “Dunia” di sini berarti karya ALLAH. Pusat dari semua karya ALLAH adalah manusia, yang telah jatuh dalam kuasa setan. (lihat Yoh.,8: 34, 44).

    Maka segala sesuatu yang dibuat oleh manusia, yang telah jatuh ke dalam dosa – kebudayaan, kekayaan, kehidupan sosial, teknologi dan lain-lain – tidak luput dari pengaruh-pengaruh yang jahat serta destruktif, dan kadang dengan sengaja bertujuan untuk merusak juga. Maka ALLAH mengutus PUTERA-NYA yang tunggal untuk menyelamatkannya.

    Meskipun KRISTUS telah menebus dunia dengan sengsara, kematian dan kebangkitan-NYA, serta mengalahkan maut, namun arus kejahatan tetap berlanjut dan akan menyeret semua orang yang menolak kebenaran. Arus kejahatan ini sering disebut “dunia”. Maka orang-orang yang telah menyerahkan diri pada “dunia” ini disebut sebagai “mencintai dunia”. Kitab Suci mengingatkan kita akan “arus kejahatan” itu (lihat 1Yoh. 2: 15) dan peringatan Yohanes: “Kamu berasal dari ALLAH, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu, …. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi, dan dunia mendengarkan mereka.” (1Yoh. 4: 4, 5).

    ALLAH sungguh baik dan tetap setia pada janji keselamatan-NYA. Kebaikan ALLAH kadang kita pertanyakan, bilamana doa-doa permohonan kita belum dikabulkan-NYA. Biasanya kita tidak sabar dan bisa-bisa kita “menyalahkan” TUHAN. Sikap demikian malah menandakan bahwa sebenarnya kita masih kurang percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi-NYA. Karena kita berasal dari ALLAH dan menjadi milik-NYA, seharusnya kita dapat hidup sesuai dengan Kehendak-Nya. Namun, betapa sering kita “cuek” atas kehadiran-NYA dan tidak mempedulikan-NYA!

    Terhadap orang-orang yang bersalah kadang kita mudah bersikap “menyalahkan dan menghakimi, bahkan mengutuk mereka”. Sikap ini berbeda dengan sikap TUHAN! Berapa kali kita telah mengecewakan bahkan mengkhianati-NYA dengan tindak kejahatan dan dosa kita? Tetapi TUHAN tidak menghakimi kita! TUHAN justru akan menyelamatkan kita dengan mengampuni dosa dan kesalahan kita.

    Karya keselamatan TUHAN juga dialami oleh para Rasul yang dipenjara karena melanggar larangan Imam Agung dan para pemimpin agama untuk tidak mengajarkan tentang kebangkitan KRISTUS. TUHAN telah mengutus Malaikat-NYA untuk membebaskan mereka, supaya mereka dapat meneruskan mengajar di Bait ALLAH (lihat Bacaan Pertama, Kis. 5: 17-26). Di sini Malaikat tidak menghukum Imam Agung atau para pemimpin agama yang menjebloskan para Rasul ke penjara. DIA senantiasa ingin menyelamatkan, tidak menghakimi! Maka tidak selayaknya juga kita memendam terus rasa kebencian, menghina bahkan ikut mengutuk orang-orang yang bersalah, berseberangan atau tidak sepaham dengan kita.Semangat ini tidak sesuai dengan sikap KRISTUS! Sebaliknya, dengan rendah hati dan pasrah, kita doakan dan serahkan saja kepada-NYA agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar.

    Marilah kita semakin mengimani bahwa TUHAN itu sungguh agung, mulia, baik dan setia, dan kita pun harus berusaha menebarkan kebaikan dengan meneladan TUHAN YESUS sendiri dan para Kudus-NYA khususnya Santo Petrus Kanisius (1521-1597), seorang Rasul Jerman kedua dan pujangga Gereja, yang kita peringati hari ini.

    Demikian pula dalam hal pekerjaan, tugas maupun profesi yang diberikan kepada kita, marilah kita jalani dengan sungguh-sungguh, penuh iman disertai tanggung jawab dan kejujuran.

    Doa

    YESUS, terima kasih atas kebaikan, kemurahan hati dan belas kasih-MU kepadaku. Ajarilah aku agar aku lebih bersikap menyelamatkan daripada menghakimi atau menyalahkan orang lain. Bunda Maria dan Santo Yusuf, bimbinglah anakmu ini. Amin.

    PK/hr.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI