Home BERITA TERKINI Bacaan Injil Hari Minggu 20 Maret 2022; PRAPASKAH III

Bacaan Injil Hari Minggu 20 Maret 2022; PRAPASKAH III

0

Bacaan I: Kel 17:3-7

SEKALI peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana.

Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?”

Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini?

Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil, dan pergilah.

Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukulah gunung batu itu, dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.”

Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”

Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-2.6-7.8-9 R:8

Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.

  • Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
  • Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
  • Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, Janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan II: Rm 5:1-2.5-8

SAUDARA-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati.

Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Bacaan Injil: Yoh 4:5-42

SEKALI peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub.

Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan.

Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklum orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.

Jawab Yesus kepadanya, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu ‘Berilah Aku minum’ niscaya engkau telah meminta kepada-Nya, dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”

Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?”

Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi! Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai ke hidup yang kekal.”

Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba.”

Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai suami.”

Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu.

Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.”

Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian.

Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias, yang disebut juga Kristus, akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!”Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan.

Tetapi tak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?”

Sementara itu perempuan tadi meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ,

“Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.

Mungkinkah Dia itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi, makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.”

Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Bukankah kamu mengatakan ‘Empat bulan lagi tibalah musim menuai’? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Sekarang juga penuai telah menerima upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’.

Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.”

Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.”

Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya.

Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka berkata kepada perempuan itu,

“Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.

Demikianlah Injil Tuhan

Pertobatan

Memasuki minggu ketiga pada masa Prapaskah ini semua Bacaan Suci ingin menyapa kita agar mau bertobat. Melalui pertobatan kita menyiapkan diri dan hati kita untuk bersama KRISTUS siap menderita dan memikul salib dan kelak bangkit bersama DIA.

Dalam perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS sampai dua kali menyerukan pertobatan: “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” (Luk. 13: 3, 5). Hal itu disampaikan oleh TUHAN YESUS ketika orang-orang melaporkan kepada-NYA bahwa telah terjadi peristiwa pembunuhan orang-orang Galilea dengan cara yang mengenaskan: darah orang-orang itu oleh Pilatus dicampur dengan darah hewan korban persembahan. Cara kematian yang tidak wajar itu dianggap oleh orang-orang Yahudi sebagai hukuman ALLAH terhadap yang bersangkutan karena pasti banyak dosanya. TUHAN YESUS menentang gagasan yang memvonis orang lain itu. Bukan caranya orang meninggal – apakah kena musibah atau malapetaka maut lain –  yang menandai bahwa orang itu berdosa atau tidak, melainkan apakah orang itu telah bertobat atau belum.

 Bagi YESUS, penderitaan tidak selalu akibat dari dosa. Sebaliknya, justru lebih benar bahwa dosa selalu menyebabkan manusia menderita. Karena itulah YESUS menekankan pentingnya pertobatan itu sampai dua kali dengan seruan pertobatan itu. Jikalau orang tidak mau bertobat, ia cenderung akan mengalami banyak penderitaan, malapetaka dan kesengsaraan. Bertobat berarti dengan rendah hati kita mengakui diri kita bersalah, berdosa dan lari dari Rencana TUHAN. Dan dengan niat yang kuat kita akan kembali kepada ALLAH Yang Maha Rahim dan Maha Adil. Dan kemudian bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan atau dosa yang sama.

Pertobatan dalam Injil juga dilambangkan sebagai pohon ara yang sudah tiga tahun diharapkan berbuah tetapi tetap “mandul,” dan oleh Pemiliknya diperintahkan untuk ditebang saja. Namun oleh penjaga tanaman masih dimintakan kesempatan untuk satu tahun saja lagi. Selama satu tahun itu pohon itu akan dipelihara dengan lebih baik. Namun, kalau tahun depan tetap tidak berbuah, ya terpaksa ditebang saja. TUHAN saat ini juga memberikan kesempatan kepada kita untuk berbalik kepada-NYA. Demikianlah Kerahiman ALLAH memberikan waktu dan kesempatan pada kita untuk bertobat. Karena itu, marilah kesempatan emas pada masa Prapaskah ini kita pergunakan sebaik-baiknya untuk memperbaiki relasi kita dengan TUHAN, sesama dan alam ciptaan-NYA serta diri sendiri, serta sekaligus untuk mempersiapkan diri dan hati kita dalam merayakan Hari Raya Paskah.

Dalam Bacaan Pertama, dikisahkan ALLAH yang menampakkan Diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri tetapi tidak terbakar dimakan api. Dalam perjumpaan-NYA dengan Musa yang kelak dipanggil untuk mengentaskan orang-orang Yahudi dari Mesir, ALLAH berfirman: “AKU telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-KU di tanah Mesir, dan AKU telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, AKU mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu AKU telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang  Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas.” (Kel. 3: 7, 8).

Semak belukar yang menyala tetapi tidak terbakar adalah juga lambang orang beriman: Tertimpa musibah adalah manusiawi; jatuh ke dalam dosa bisa terjadi pada setiap orang; dihina dan difitnah adalah pengalaman nyata di masyarakat. Mengalami kesulitan ekonomi dan tertimpa wabah Covid-19 dialami banyak orang. Tanda orang beriman adalah bahwa sekali pun mengalami berbagai kesulitan dan pencobaan, namun kita tetap tenang dan berfokus pada Kehadiran ALLAH. Hati tetap besar dan terbuka menerima semua itu dengan sikap kasih karena ALLAH yang Maharahim meraja di hati kita. Dan ALLAH tidak pernah membebani kita melebihi kemampuan kita sendiri! Kalau pun merasa terlalu berat mungkin iman kita masih perlu kita perkuat dan tambah.

Sementara itu Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua, mengingatkan kita semua agar kita tidak mengulangi kesalahan orang-orang Yahudi yang tidak taat kepada ALLAH dan menyimpang dari Perintah-perintah-NYA. “Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat, seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka.” (1Kor. 10: 6, 7).

Maka memasuki minggu ketiga dalam Retret Agung ini marilah kita balik kembali kepada TUHAN melalui jalan pertobatan agar kita siap menempuh Jalan Salib menuju Golgota.

ALLAH BAPA Yang Maha Rahim, aku bersyukur karena ENGKAU telah peduli akan penderitaan umat-MU, hingga ENGKAU melalui PUTERA-MU telah datang ke dunia. Ajarilah aku untuk berani kembali kepada-MU melalui pertobatan. Amin.

PK/hr.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version