Bacaan I: 1Ptr.5:1-4
Mzm: 23:1-3a.3b-4.5.6
Bacaan Injil: Mat. 16:13-19
“Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.”
SEKALI peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
TAKHTA SANTO PETRUS.
PADA hari ini Gereja universal merayakan Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul, yang sudah dirayakan sejak Abad ke 4. Istilah “takhta” punya kesan suatu “kursi kebesaran seorang raja atau kaisar”. “Takhta” memang simbol kekuasaan. Tetapi “kekuasaan” yang diberikan TUHAN YESUS kepada Petrus dan para murid-NYA bukan ditekankan dalam pengertian “power” atau “jabatan tertinggi” atau “penguasa yang memerintah”, melainkan pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keteladanan dan kerendahan hati.
Karena itu pengertian “Takhta Suci” yang merujuk pada “Kota/Negara Vatikan,” tempat kedudukan Bapa Suci sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se dunia, bukanlah dalam arti mengagungkan kekuasaan atau jabatan tertinggi yang diperebutkan setiap periode tertentu, seperti Pilpres di negara kita yang memperebutkan “Kursi/Takhta RI 1”.
Santo Petrus ditunjuk langsung oleh TUHAN YESUS untuk menggembalakan domba-domba-NYA dan memimpin Gereja, setelah ia membuktikan pengenalan dirinya akan KRISTUS. Dalam Perikop Injil hari ini diceritakan bahwa TUHAN YESUS menanyakan kepada para murid mengenai pendapat orang-orang tentang siapa ANAK MANUSIA itu sebenarnya. Jawaban para murid itu bermacam-macam: Ada yang bilang Yohanes Pembaptis, Nabi Elia, Nabi Yeremia atau nabi-nabi lainnya. Hanya Petrus yang tegas mengatakan: “ENGKAU adalah Mesias, ANAK ALLAH yang hidup” (Mat.16: 16). Jawaban tegas dan tepat itu bukan menandakan bahwa Petrus itu orang yang hebat, pandai, kudus dan berpengalaman, melainkan karena digerakkan langsung oleh ALLAH BAPA di Surga. Itu jelas dalam tanggapan YESUS kepada Petrus: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BAPA-KU yang di Surga” (ayat 17).
Mengapa Petrus yang ditunjuk? Mengapa bukan Andreas yang lebih dulu mengenal YESUS? Mengapa bukan Yohanes, murid kesayangan-NYA dan yang pernah minta langsung jabatan kepada YESUS lewat ibunya? Ini adalah “Rahasia Ilahi dan Kebebasan ALLAH” untuk memilih dan menentukan siapa yang akan menjadi pengganti KRISTUS di dunia ini. Karena itu pemilihan setiap Paus yang baru – karena Paus lama meninggal atau berkehendak “mengundurkan diri” seperti Paus Emiritus Benediktus XVI beberapa waktu yang lalu – dilakukan dalam suatu “Conclave” semacam “sidang tertutup dan terbatas” para Bapa Gereja dalam suasana hening dan selalu mohon penerangan ROH KUDUS. Kita imani bahwa Paus yang baru adalah karena digerakkan dan ditunjuk langsung oleh ROH ALLAH.
Sabda TUHAN: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU akan mendirikan jemaat-KU dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan KU-berikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Surga.” (ayat 18-19). Inilah semacam “Kata-kata Pelantikan” Petrus menjadi Pemimpin Gereja se dunia yang pertama. Penggantian nama “Simon” menjadi “Petrus” dengan wewenang baru menjadi “wakil KRISTUS” di dunia ini, adalah simbol untuk tugas dan perutusan baru.
Santo Petrus sendiri dalam memimpin jemaat (Gereja) NYA, dalam Bacaan Pertama menekankan semangat pelayanan, pengabdian, keteladanan dan kerendahan hati. Hal ini sangat jelas ketika ia memberi nasihat kepada para penatua, pemimpin jemaat Gereja Perdana, antara lain berbunyi:
Pertama, “Gembalakanlah kawanan domba ALLAH yang ada padamu,” Kedua, “jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan Kehendak ALLAH”, Ketiga “jangan karena kamu mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri”. Keempat, “Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,” Kelima, “hendaknya kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu,” Dan keenam, “Kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab ‘ALLAH menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati’ .“ (1Ptr. 5: 2, 3, 5b – lihat juga Amsal 3: 34).
Pesta Takhta Santo Petrus mengingatkan kita akan tugas perutusan untuk menggembalakan (memimpin), mengajar dan menguduskan umat yang diserahkan oleh KRISTUS kepada Petrus dan dilanjutkan secara berkesinambungan oleh Bapa Suci Sri Paus di Vatikan dan para Uskup di seluruh dunia sampai saat ini. Pesta hari ini adalah perayaan syukur atas kesatuan Gereja yang kudus, katolik dan apostolik yang tersebar di seluruh dunia. Pesta ini juga mengajak seluruh umat beriman untuk memperbaharui ketaatan dan kesetiaan kepada KRISTUS – sebagai Pemimpin Agung – dan kepada Sri Paus, para Uskup dan Imam serta seluruh Ajaran Gereja. Marilah kita juga berdoa untuk Bapa Suci, Paus Fransiskus, para Kardinal, para Uskup dan Imam-imam khususnya Imam Paroki kita masing-masing, agar selalu dibimbing dan dikuatkan oleh ROH KUDUS.
Doa
Ya TUHAN YESUS KRISTUS, Gembala Agung, kami bersyukur boleh menjadi anggota Gereja-MU. Curahkanlah ROH KUDUS-MU kepada Bapa Suci Paus Fransiskus, Uskup kami dan para Uskup, imam serta pemimpin-pemimpin awam yang KAU panggil secara khusus menjadi gembala kami. Amin.
PK/hr.