29.5 C
Jakarta
Wednesday, April 17, 2024

Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Selasa 15 Februari 2022

BERITA LAIN

More

    Bacaan Injil: Mrk. 8:14-21

    “Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.”

    PADA suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Dua belas bakul.” Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    AWAS RAGI ORANG FARISI DAN RAGI HERODES!

    TUHAN YESUS kecewa bercampur prihatin pada para murid-NYA, karena mereka tidak segera menangkap dan paham siapa sebenarnya YESUS itu. Padahal hampir tiga tahun mereka berkumpul jadi satu dengan Sang Guru. Dan mereka juga menyaksikan semua mukjizat yang dibuat Guru mereka, terutama mukjizat penggadaan roti dan ikan kepada 5000 orang lelaki dewasa dan 4000 orang yang waktu itu kelelahan dan kelaparan karena mengikuti YESUS terus tanpa istirahat. YESUS sedih sekali  melihat kebutaan batin orang-orang Farisi yang masih minta tanda-tanda dari Surga. Tetapi IA lebih merasa prihatin lagi menyaksikan kebutaan dan kedegilan hati para murid-NYA! Kebutaan dan kedegilan hati para murid itu tampak jelas pada saat TUHAN YESUS memberi peringatan keras kepada mereka: “Berjaga- jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes” (Mrk. 8: 15). Namun mereka mengira bahwa Guru mereka berkata seperti itu karena mereka lupa membawa roti; hanya satu roti saja yang mereka punyai. Rupanya dengan kata kiasan “ragi” di benak mereka ditafsirkan sebagai “roti”!

    Padahal TUHAN YESUS mengeluarkan peringatan keras itu dengan tujuan agar para murid dan kita semua supaya menghindari dua sikap dan kebiasaan buruk: Pertama, adalah “ragi” kaum Farisi, yaitu kepicikan hati, kemunafikan dan legalistik (terlalu kaku dan njlimet dalam menjalankan aturan tertulis). Kedua, adalah “ragi” Herodes, yaitu sikap menang sendiri, egosentris dan egois, tidak peduli pada orang lain, suka mencari kesenangan dan kepuasan duniawi, yang bersifat amoral dan hedonistik.

    Itulah “ragi-ragi jahat” yang harus dihindari dan dibuang jauh-jauh. Tetapi, RAGI yang ada di depan kita setiap hari ini adalah RAGI yang baik karena RAGI TUHAN yang mengandung Firman ALLAH sendiri. RAGI TUHAN inilah yang justru harus kita sebarkan seluas mungkin, karena di dalamnya terkandung iman, harapan dan kasih, kebaikan, kejujuran, kelemah-lembutan, kemurahan dan kerendahan hati serta keselamatan, kedamaian dan keberanian melawan kejahatan. Sanggupkah dan beranikah kita membuang kedua “ragi yang bobrok dan jahat” itu?

    Dalam Bacaan Pertama, Rasul Yakobus mengingatkan bahwa kebanyakan dari kita sering keluar ungkapan-ungkapan seperti ini: “Kita harus kuat bila mengalami musibah yang merupakan cobaan dari TUHAN!”  “Sabar saja dan ikhlas menerima wabah penyakit ini yang adalah anugerah ALLAH.“ Pola pikir dan cara pandang seperti itu salah besar! Itulah yang dikecam oleh Yakobus: “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari ALLAH’. Sebab, ALLAH tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan IA sendiri tidak mencobai siapa pun! Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya” (Yak. 1: 13-14). Segala kesulitan, sengsara dan derita seperti pandemi saat ini yang kita sedang alami serta hal-hal yang buruk lainnya tidak berasal dari ALLAH! Tetapi, “Setiap pemberian yang baik, dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari Atas, diturunkan dari BAPA segala terang….” (ayat 17). Memang kita selalu dibujuk dan digoda untuk berbuat yang menyimpang. Kalau dituruti maka dosalah hasilnya dan dosa ini – terutama dosa besar –  yang berpotensi menyeret pada kegelapan dan kematian!

    Seluruh hidup kita adalah “medan pelatihan, ajang pembentukan pribadi” untuk menjadi manusia merdeka dan dewasa, yang semakin membuat dirinya layak disebut sebagai makhluk ciptaan yang sesuai dengan citra ALLAH. Suka dan duka, tawa dan tangis, menjadi pelengkap yang mewarnai proses “peragian diri”, perjalanan “pengasahan diri” untuk menjadi matang dan berbuah. Hanya yang sanggup melalui seluruh proses “peragian diri” dan “pengasahan diri”,  hanya mereka yang tahan banting dalam aneka pencobaan dan tahan uji, “yang akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan ALLAH kepada barang siapa yang mengasihi DIA.” (ayat 12). Tahan ujikah kita?

    Doa

    Ya TUHAN YESUS, bimbinglah aku pada Jalan-MU, agar aku mampu memahami pesan keselamatan yang KAU-sampaikan melalui Firman, Ekaristi dan mukjizat-mukjizat yang KAU-kerjakan dalam seluruh kehidupanku. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, tuntunlah aku. Amin.

    PK/hr.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI