27.3 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Rabu 26 Januari 2022

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama: 2 Timotius 1:1-8

    “Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas.”

    Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

    Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

    Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

    Demikianlah Sabda Tuhan

    U. Syukur Kepada Allah

    Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8.9-10a.c

    Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan

    • Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
    • Kabarkanlah dari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, di antara segala suku.
    • Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
    • Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

    Bait Pengantar Injil: Alleluya

    Ref. Alleluya

    Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

    Bacaan Injil: Markus 4:1-20

    “Seorang penabur keluar untuk menabur.”

    Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan.

    Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

    Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat”. Dan Yesus bersabda lagi, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun”. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?

    Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad.

    Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat”.

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus

    Pengampunan

    BEBERAPA tahun yang lalu, kita dikejutkan oleh sebuah berita pembunuhan sadis. Seorang gadis berusia 19 tahun dibunuh oleh mantan pacar dan temannya. Bagi orang tua, anak adalah harta yang paling berharga dalam hidup mereka lebih daripada apapun juga.

    Kehilangan anak satu-satunya seperti hidup yang tidak memiliki tujuan. Itulah yang dirasakan oleh ibu anak gadis tersebut. Rasa sakit yang dialaminya semakin terasa menusuk hati begitu mengetahui bahwa kematian anaknya disebabkan oleh pembunuhan berencana dari kedua anak muda yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Rasanya tidak ada yang dapat menyembuhkan rasa sakit hatinya. Dengan kondisi ini sangat mungkin bagi sang ibu akan mengutuki pembunuh anaknya. Bahkan dianggap manusiawi, bila Ia menginginkan kematian pembunuh anaknya sebagai hukuman atas kesalahan mereka.

    Namun, yang tidak kalah mengejutkan publik adalah ketika sang ibunda dengan mata sembab karena menangis mampu berkata, “Bagaimanapun saya kecewa, marah, tidak terima, saya harus memaafkan pelaku. Dan saya telah memaafkan mereka. Dengan begitu, perasaan saya bisa sedikit lebih tenang, karena sebelumnya hati saya sakit sekali. Saya yakin mereka anak yang baik. Hanya, saat itu mereka tidak bisa menguasai sisi jahat dari diri mereka.” Rasa sakit karena kehilangan sesuatu berupa milik kesayangan kita yang diakibatkan oleh seseorang, pasti akan membuat kita marah sekali. Namun karena kebesaran hatilah, Ibu tersebut mau melapangkan dadanya untuk menerima kenyataan bahwa anaknya telah tiada.

    Inilah yang membuatnya pasrah dan dengan tulus memberikan maaf kepada pembunuh anaknya, walau harapan di masa tua, ia akan dirawat dan ditemani oleh cucu, telah sirna. Ia sadar, hanya dengan memaafkan, ia dapat menjalani hari-hari hidupnya dengan lebih tenang. Mengampuni di tengah situasi yang sulit dan dengan perasaan yang sakitnya tidak dapat dilukiskan, bukanlah keputusan yang mudah.

    Namun, pimpinan roh Kudus yang akan membuat kita dapat mengampuni. Mengampuni adalah sebuah pilihan. Mengampuni mungkin akan terasa menyakitkan, mengingat semua kepahitan yang kita alami akibat perbuatan orang lain. Akan tetapi, lebih menyakitkan lagi bila kita tidak mengampuni. Lebih dari itu, firman Tuhan juga berkata, “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Ketika kita tidak dapat mengampuni, maka setiap permohonan ampun yang kita naikkan di hadapan Bapa akan menjadi sia-sia. Lepaskanlah pengampunan dan hiduplah dengan bebas tanpa beban sakit hati. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa

    Tuhan Yesus, dengan kasihMu, aku akan mengampuni orang yang menyakitiku seberat apapun itu, agar engkau juga mengampuni kesalahanku. Amin.

    +BDGY.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI