VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus berdoa untuk banyak orang yang telah meninggal saat memprotes di jalan-jalan Kazakhstan. Setelah pembacaan doa Angelus pada hari Minggu 9 Januari 2022, Paus Fransiskus mengalihkan pikirannya kepada para korban protes di Kazakhstan.
Paus mencatat bahwa dengan “kesedihan” dia mendengar banyak orang yang tewas dalam protes, yang dimulai sebagai tanggapan atas kenaikan harga bahan bakar di Kazakhstan.
“Saya berdoa untuk mereka dan keluarga mereka,” lanjut Paus, mengungkapkan harapannya agar keharmonisan sosial dapat ditemukan kembali melalui dialog dan keadilan.
Paus Fransiskus menutup dengan mempercayakan semua orang Kazakhstan kepada Maria, Ratu Perdamaian. Protes di Kazakhstan dimulai sebagai tanggapan terhadap kenaikan bahan bakar tetapi tumbuh untuk mencerminkan ketidakpuasan pada pemerintah dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev, yang memimpin negara itu selama tiga dekade dan masih dianggap memiliki pengaruh yang signifikan. Lebih dari 150 orang tewas dalam bentrokan, menurut Kementerian Dalam Negeri, dan lebih dari 4.000 orang ditahan.
Dalam doa angelus, Paus Fransiskus juga mengajak umat beralih ke Liturgi hari itu dan menceritakan, kepada umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus adegan di mana Yesus pergi ke tepi Sungai Yordan dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Di sinilah kehidupan publik Yesus dimulai.
“Setelah sekitar tiga puluh tahun hidup dalam persembunyian, Yesus tidak muncul dengan beberapa mukjizat atau dengan memanjat katedral untuk mengajar. Dia berbaris dengan orang-orang berdosa yang akan dibaptis oleh Yohanes,” kata Paus.
Paus mencatat, Dia berbagi banyak dengan kita orang berdosa, Dia turun kepada kita dan mencelupkan ke dalam air kita untuk menyembuhkan mereka.
Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengomentari fakta bahwa teks tersebut mengatakan bahwa pada saat Yesus menerima Pembaptisan Dia sedang berdoa. Adalah baik untuk merenungkan hal ini, kata Paus, dan bertanya pada diri kita sendiri apakah Dia berdoa seperti yang kita lakukan.
Ini adalah pelajaran besar, Paus menuturkan manusia tenggelam dalam masalah kehidupan dan dalam banyak situasi rumit, setiap orang dipanggil untuk menghadapi saat-saat sulit dan pilihan yang menjatuhkan.
“Semuanya perlu kita angkat ke atas. Doa bukanlah jalan keluar tetapi sebuah cara untuk membiarkan Tuhan bekerja di dalam kita. Doa membantu kita karena itu menyatukan kita dengan Tuhan dan membuka kita untuk perjumpaan dengan-Nya,” kata Paus.