Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Sabtu 8 Januari 2022

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 5:14-21

“Allah mengabulkan doa kita.”

SAUDARA-saudaraku terkasih, inilah sebabnya kita berani menghadap Allah, yaitu karena Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita tahu juga bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya.

Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah; maka Allah akan memberikan hidup kepadanya, yaitu kepada dia yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut itu. Ada dosa yang mendatangkan maut, dan tentang ini, tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindungi orang itu, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.

Akan tetapi kita tahu bahwa Anak Allah telah datang, dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan kehidupan yang kekal. Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-2.3-4.5.6a.9b

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

  • Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
  • Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
  • Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka; itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil: Matius 4:16

Ref. Alleluya

Bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang.

Bacaan Injil: Yohanes 3:22-30

“Sahabat mempelai bersukacita mendengar suara mempelai.”

SEKALI peristiwa Yesus bersama murid-muid-Nya pergi ke tanah Yudea, dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanes pun membaptis di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Maka timbullah perselisihan di antara murid-muid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan, dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga, dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga.

Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai, yang berdiri dekat dia dan mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

PEMIMPIN YANG BIJAK : BERJIWA BESAR DAN RENDAH HATI.

Ketika muncul untuk pertama kalinya di depan publik pada bulan Maret 2013, Paus   Fransiskus memohon doa dari umat yang memadati lapangan Basilika St Petrus. Tindakan Paus yang berasal dari Argentina dan imam Yesuit yang pertama kalinya menjabat sebagai pimpinan tertinggi Gereja itu adalah di luar perkiraan publik. Publik terkesan akan penampilannya yang sangat rendah hati.

Perikop Injil hari ini, menampilkan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang YESUS. Pada saat itu Yohanes Pembaptis, seorang Nabi Besar dan Guru yang bijak dan sangat rendah hati. Penampilannya sangat bersahaja, polos,  bicaranya seperlunya, tegas, keras dan mudah dipahami serta tidak bertele-tele. Ia termasuk seorang tokoh masyarakat yang sangat berwibawa dan disegani oleh seluruh lapisan masyarakat : dari para pemimpin agama Yahudi sampai kepada masyarakat kecil. Ia termasuk seorang “pemimpin yang sedang  ngetop dan populer”  dan mempunyai banyak  “followers” serta  “jam terbangnya”  pasti lebih banyak dari pada TUHAN YESUS  pada saat itu.  Ketika sejumlah murid Yohanes merasakan Gurunya “tersaingi dan terancam posisinya,” karena melihat YESUS, Guru muda  dari Nazaret  mulai membaptis orang dan memetik banyak pengikut, maka mulailah mereka kasak-kusuk memprovokasi Gurunya. Para murid Yohanes itu merasa seolah-olah YESUS  “mulai cari pengaruh dan merebut para murid Yohanes.” Tetapi Yohanes yang sadar akan misinya untuk sekedar merintis jalan sebelum kedatangan Sang Mesias,  dengan bijak dan tenang berkata mengulang lagi pernyataannya : “Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului- NYA. ….IA  harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”  (Luk. 4: 28, 30).

Yohanes  Pembaptis tidak mempan diprovokasi oleh murid-muridnya. Mereka itulah yang justru merasa cemburu  dan terganggu kepentingannya karena YESUS  mendapatkan simpati dan mulai banyak pengikut-NYA. Namun Yohanes bukan tipe pemimpin yang sangat ambisius dan rakus akan kekuasaaan serta  ingin tetap mempertahankan kursinya. Sebab, kursi kekuasaan – apa pun wujud kekuasaan itu – biasanya terasa enak dan empuk. Sebaliknya, ia seorang pemimpin yang “tahu diri” dan “sadar diri” bahwa saatnya dirinya untuk mundur dan mempersilahkan YESUS, Guru muda dari Nazaret  untuk tampil.

Sikap “legawa”, ksatria, rendah hati  dan rela menyerahkan perannya kepada pemimpin lain” seperti dilakukan Yohanes Pembaptis sungguh patut diteladani oleh para pemimpin masyarakat dan pemerintahan pada zaman digital sekarang ini. Sering terdapat gejala di beberapa daerah atau kementerian atau lembaga negara, seorang pemimpin/ kepala daerah/wakil rakyat ingin tetap bercokol dan menanamkan pengaruhnya dengan merekayasa agar isteri, anak atau famili terdekat yang bakal jadi penggantinya. Gejala kerakusan dan nafsu politik murahan  dengan cara mempertahankan kekuasaan atau pengaruhnya dengan segala cara seperti inilah yang merupakan godaan dan dorongan untuk melakukan korupsi, suap dan berbagai manipulasi serta pencucian uang negara, yang juga merupakan uang rakyat! Pemimpin yang demikian justru akan semakin menjauhkan diri dari cita-cita keadilan sosial, kemanusiaan dan kesejahteraan umum.

Kiranya para aktivis Katolik  yang bergerak di lingkungan Gereja, masyarakat  maupun pemerintahan dapat meneladan kesederhanaan, kejujuran, rendah hati dan sifat  “legawa” dari Yohanes Pembaptis. Melalui kerendahan hati, TUHAN  akan berkarya dalam diri seseorang. Kerendahan hati mendorong para pemimpin untuk bekerja keras guna kepentingan masyarakat banyak, bersikap jujur dan mampu melayani kepentingan orang banyak.

Rasul Yahanes  dalam Surat Pertamanya di Bacaan Pertama, mengingatkan kepada kita: “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala!” (1Yoh. 5: 21).  Berhala yang dimaksud adalah sikap pengingkaran terhadap TUHAN atau terhadap YESUS  sebagai TUHAN atau ANAK ALLAH. Namun yang patut diwaspadai lagi adalah “berhala modern”  yang  berupa sikap yang mendewa-dewakan harta kekayaan, uang dan segala bentuk keduniawian lainnya, paham materialisme  dan sikap hedonisme, kepuasan jasmani dan semua bentuk kemajuan teknologi yang menjauhkan manusia dari Sang Pencipta. Karena itu para murid KRISTUS  zaman modern ini harus lebih menguasai kemajuan teknologi perkembangan digital  yang dapat mewartakan KRISTUS dan  membawa umat manusia tunduk kepada kekuasaan TUHAN, bukan sebaliknya menafikan eksistensi TUHAN.  Inilah tugas kesaksian para murid KRISTUS  pada zaman digital ini!

Sanggupkah kita mengemban misi luhur ini?

Doa

Ya TUHAN,  berilah aku Terang ROH KUDUS-MU agar aku mampu dan berani tampil prima untuk bersaksi tentang kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian dan kerukunan. Ajarilah aku menjadi seorang pemimpin yang beriman, rendah hati, jujur dan kerja keras serta bertanggung jawab. Amin.

Selamat pagi. Selamat melakukan aktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini