Home BERITA TERKINI Penjor dan Ngenjot, Tradisi Natal Unik di Bali

Penjor dan Ngenjot, Tradisi Natal Unik di Bali

0
Perayaan Natal di salah satu gereja di Bali. IST

BALI, Pena Katolik – Toleransi antar umat beragama di Bali patut kita kagumi. Meskipun kebanyakan masyarakat Bali menganut agama Hindu, perayaan Natal di pulau ini juga dilakukan dengan sangat meriah. Perayaan Natal di Bali bahkan tidak kalah meriah dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu.

Menjelang Natal, di kiri dan kanan jalan, terutama di lokasi yang dekat dengan gereja, terdapat hiasan-hiasan terbuat dari janur. Sebagai wilayah dengan mayoritas masyarakat beragama Hindu, hal ini tidaklah mengherankan. Namun siapa sangka, hiasan ini dibuat untuk menyambut Natal, hari raya agama Kristen.

Penjor dan Ngejot

Perayaan Natal di Bali menyesuaikan diri dengan tradisi yang berlansung di Bali. Menjelang Natal di Bali biasanya banyak gereja dan rumah yang dihias dengan penjor khas Bali. Penjor sendiri merupakan hiasan janur pada batang bambu yang menjadi kelengkapan agama dan upacara adat masyarakat Bali. Karena banyaknya penjor dipasang selama Natal, tidak heran kesan yang tertangkap tidak jauh beda dengan Hari Raya Galungan umat Hindu.

Natal di Bali juga diisi dengan tradisi ngejot yang berarti berbagi makanan di masyarakat. Saat Natal tiba, umat Kristiani di Bali memasak makanan khas Bali. Makanan yang dimasak pada saat ini misalnya saja sate lilit dan lawar, makanan perpaduan sayur dan daging. Makanan ini nantinya akan dibagikan bagi tetangga-tetangga, termasuk mereka yang beragama Hindu. Tradisi ini tidak berbeda ketika umat Hindu di Bali merayakan Galungan.

Kebiasaan ini menjadi saat berbagi kebahagiaan di kalangan umat Kristiani di Bali. Tidak hanya makanan, umat Kristiani juga membagikan hadian kepada tetangga dan orang yang mereka kenal.

Saat Natal tiba, ketika para jemaat akan ke gereja untuk merayakan ibadat, mereka akan mengenakan pakaian adat bali. Dengan busana khas daerah ini, umat menyambut kelahiran Yesus dengan berdoa di gereja. Selama perayaan Natal di gereja, para jemaat biasanya akan mengenakan pakaian adat Bali.

Sebagai contoh, saat Misa Natal di Gereja Tritunggal Maha Kudus Tuka, Bali, umat selalu ke gereja dengan mengenakan busana adat Bali lengkap. Diketahui, tradisi tersebut telah terjadi sejak 1937. Tak ketinggalan, hiasan penjor memenuhi sudut-sudut gereja.

“Ini bagian dari pelestarian dan hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah tetua kami,” ucap Guido I Gusti Ngurah Darmadi, salah satu umat Paroki Tuka.

Penjor di kiri dan kana jalan di Bali.www.wowkeren.com

Natal Warna Hindu

Kebiasaan Ngejot dan Penjor ini tak dapat dipungkiri terinspirasi dari Perayaan Galungan yang sudah menjadi tradisi ratusan tahun di Bali. Bagi umat Hindu, Galungan adalah hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari. Penentuan tanggal perayaan Galungan dilakukan dengan menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Saat Hari raya Galungan, umat Hindu di Bali memulainya dengan melakukan persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan. Tradisi yang kerap kita jumpai pada Galungan adalah Tradisi “Mudik”. umat yang berasal dari daerah lain, seperti perantauan akan menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.

Unsur-unsur yang ada dalam upacara Galungan, terutama ornament-ornamen hiasan, makanan, pakaian, dan kerukunan yang muncul dalam setiap perayaan ini lalu diadopsi oleh umat Kristiani di Bali. Alhasil, ketika Natal tiba, umat Kristiani di Bali juga membuat beragam ornament untuk menghias rumah, gereja, dan lingkungan sekitar.

Kebiasaan ini adalah bukti bagaimana toleransi begitu berkembang di Bali. Nilai-nilai toleransi ini masih terjaga hingga kini di Pulau Dewata. Sehingga, umat Kristiani bisa melaksanakan Natal dengan tenang. (Antonius E. Sugiyanto)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version