25.6 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Data Penurunan Panggilan di Italia

BERITA LAIN

More
    Seorang seminaris di Seminari St Paulus Timpano berjalan di luar Gereja San Giovanni Battista di Utara Italia. Vatican Media

    ROMA, Pena Katolik – Jumlah imam kelahiran Italia, baik diosesan maupun religius, terus menurun dalam 30 tahun terakhir. Data baru dari tahun 2020, yang diterbitkan Konferensi Waligereja Italia, menyebutkan, jumlah imam kelahiran asing yang melayani di Italia sebesar 8,3%.

    Menurut CNA, peningkatan jumlah imam kelahiran asing ini meningkat dengan penurunan drastis jumlah total imam di Italia. Data menunjukkan bahwa sejak tahun 1990, Italia telah mengalami penurunan 16,5% jumlah imam, di mana 11% berkurang dalam dekade terakhir. Dalam tiga dekade yang sama, jumlah imam asing meningkat sepuluh kali lipat, dari 204 menjadi 2.631.

    Kurang Panggilan

    Salah satu faktor penurunan jumlah imam ini adalah meningkatnya angka kematian. Italia memiliki salah satu populasi tertua di dunia, yang tercermin dari usia pada imamnya. Laporan menyebutkan kurang dari 600 imam Italia berusia di bawah 30 tahun, yang merupakan penurunan besar 60% dari tahun 2000. Dari 1.804 seminaris di berbagai keuskupan di Italia hanya 43,3% yang berusia antara 26 dan 35 tahun.

    Lebih buruk lagi, pandemi Virus Corona ikut mengurangi jumlah imamkarena meninggal pada tahun 2020. Di Italia ada 958 imam meninggal tahun lalu. Jumlah ini meningkat dari 742 imam yang meninggal pada 2019. Ini telah berkontribusi pada kekurangan imam yang saat ini dialami. Jumlah imam rata-rata 1,7 untuk setiap paroki. Saat ini ada satu imam di Italia yang melayani setiap 4.160 umat Katolik.

    Wakil Sekretaris Konferensi Waligereja Italia (CEI), Pastor Michele Gianola memperingatkan agar tidak khawatir. Dia mencatat bahwa meskipun jumlahnya tampak mengecewakan, perlu ada pemeriksaan data.

    “Gereja yang tidak memunculkan panggilan imam baru dalam panggilan awam, pernikahan, dan hidup bakti, adalah Gereja yang memiliki masalah.”

    Dalam upaya mencari solusi untuk masalah tersebut, Pastor Gianola mengatakan hal yang penting adalah tidak terlalu fokus pada peningkatan jumlah, melainkan fokus pada pembaruan Gerejawi dan berpegang pada Konsili Vatikan II.

    Tiga imam Italia saat merayakan Misa di salah satu gereja. IST

    Bagaimana di Seminari

    Di Italia, saat ini ada sekitar 1.804 seminaris keuskupan. Mereka tinggal di 120 Seminari Tinggi di Italia. Kebanyakan, mereka berada di Utara Italia, atau di Italia tengah, di Lazio.

    Usia rata-rata orang muda yang menghadiri seminari besar di Italia adalah 28 tahun, dengan sebagian besar seminaris, 43,3 persen, berusia antara 26-35 tahun.  Sekitar setengah dari jumlah itu berada di timur laut Italia, sementara persentasenya menurun di Italia tengah dan selatan.

    Para seminaris muda berusia 19-25 berjumlah kira-kira 42,2 persen dari total, dengan sebagian besar dari kelompok usia ini terletak di selatan dan di Italia tengah. Menurut data, ada juga korelasi antara keluarga dengan lebih banyak anak, dan keluarga yang memiliki anak yang masuk ke seminari atau hidup bakti.

    Hanya satu dari 10 seminaris adalah anak tunggal, sedangkan sekitar 44 persen memiliki setidaknya satu saudara kandung, dan seperempat dari mereka memiliki dua saudara kandung. Kira-kira 10 persen memiliki tiga saudara kandung, artinya semakin banyak anak dalam sebuah keluarga, semakin besar kemungkinan salah satu dari mereka akan memasuki imamat atau hidup bakti.

    Misionaris Asing

    Ada juga sejumlah besar seminaris asing di Italia, dengan 10 persen dari totalnya berasal dari bagian lain dunia. Sebagian besar seminaris asing Italia berasal dari Afrika, khususnya Madagaskar, Nigeria, Kamerun, dan Pantai Gading. Sekitar satu dari lima berasal dari negara-negara Eropa lainnya, seperti Polandia, Albania, Rumania, dan Kroasia.

    Pastor Gianola mengatakan bahwa panggilan adalah karya yang membutuhkan kontribusi banyak orang untuk berkembang. Setiap tindakan edukatif, setiap langkah yang diambil dalam pertumbuhan atau perkembangan kehidupan berkontribusi pada pembentukan calon imam.

    “Ini tidak hanya menyangkut waktu-waktu yang paling didedikasikan untuk penegasan, seperti seminari, tetapi itu menjalin pekerjaan banyak orang,” ungkapnya.

    Pastor Gianola menjelaskan, dengan demikian, setiap lingkungan menjadi ruang di mana saling menjaga panggilan, menjaga pribadi, menjalin dialog penghargaan dan mendengarkan yang merupakan lahan subur untuk menabur Injil. (Antonius E. Sugiyanto)

    Foto Head – Seorang seminaris di Seminari St Paulus Timpano berjalan di luar Gereja San Giovanni Battista di Utara Italia.

    Cruxnow

    Foto Foto 1 – Foto 1 -Tiga imam Italia saat merayakan Misa di salah satu gereja

    www.dehoniani.org

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI