Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Pendampingan Servant Leadership Penerima Beasiswa Yayasan Martinus de Porres

Pertemuan Zoom penerima Beasiswa Yayasan Martinus

PONTIANAK, Pena Katolik – Yayasan Martinus de Porres (YMDP) merupakan Yayasan yang berpusat di Pontianak, Kalimantan Barat. Yayasan ini memberikan pembiayaan kepada siswa hingga mahasiswa yang mengalami permasalahan keuangan untuk dapat melanjutkan sekolah. Organisasi nirlaba ini menghimpun dana untuk kelanjutan Pendidikan sehingga mereka dapat menyelesaikan sekolah.

Selama ini, YMDP bekerja sama dengan Universitas Katolik Darma Cendika yang memberi support dan ide. YMDP tidak hanya memberikan pembiayaan semata baik siswa hingga mahasiswa yang menempuh pendidikan, namun juga pembinaan untuk membentuk karakter. YMDP ingin menanamkan karakter servant leadership, sehingga para penerima beasiswa ditanamkan sikap kepemimpinan yang melayani.

Pemimpin yang Melayani

Indonesia memerlukan pemimpin-pemimpin yang mau melayani. Selama ini, begitu banyak pemimpin yang bekerja hanya untuk menguntungkan diri sendiri. Saat kita ingin memajukan negara kita, maka yang harus diubah adalah sumber daya manusia terlebih dahulu. YMDP ingin memberikan kontribusi dalam hal pendidikan secara formal maupun pemberian pembinaan karakter.

Karakter yang ditanamkan sejak penerima beasiswa masuk hingga lulus sekolah adalah memiliki empati, mau mendengar, menyembuhkan, kesadaran diri, persuasi, konseptualisasi, memiliki visi, mau melayani, komitmen pada pertumbuhan diri dan membangun komunitas. Saat ini, karakter tersebut ditanamkan dengan pola pembinaan secara bertahap dan berkelanjutan.

Penanggungjawab YMDP adalah Pastor Andreas Kurniawan OP yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan setiap penerima beasiswa. Jumlah penerima Beasiswa YMDP sekitar 40 anak atau orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pembinaan Siswa

Dalam kerja sama ini, Universitas Katolik Darma Cendika melibatkan dosen mereka untuk ikut melakukan pembinaan, di antarnaya adalah Retno Dewi Pulung Sari dan Martika Dini Syaputri, serta seorang mahasiswa, Hansen Alandi. Retno dalam hal ini memberi pendampingan langsung sekaligus bekerja sama dengan pembimbing utama dari YMDP adalah Sr. Ergi OP.

Pembinaan ini dijalankan untuk penanaman karakter servant leadership dan dilakukan dengan metode kelompok-kelompok kecil, di mana dalam kelompok kecil tersebut terdapat olah rasa dan olah pikir bersama untuk perkembangan individu. Sebulan sekali, kelompok-kelompok kecil akan dipertemukan dalam kelompok besar untuk mengikuti materi tentang servant leadership.

Sebelum pandemi Covid-19, pendampingan dilakukan secara langsung, namun tidak semua dapat menghadiri karena lokasi tempat tinggal penerima beasiswa YMDP yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan dengan pertemuan langsung hanya dilakukan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat sehingga hanya sebagian saja yang mendapatkan kesempatan menerima pendampingan.

Pandemi yang berlangsung selama dua tahun terakhir justru dapat mengumpulkan seluruh penerima beasiswa dalam satu sesi secara bersamaan dengan aplikasi Zoom ataupun Google Meet. Sebagai pendamping YMDP, Retno merasa dipermudah dengan adanya Zoom sebagai alat untuk mempertemukan seluruh penerima beasiswa. Namun di sisi lain, kondisi geografis di Kalimantan Barat, di mana masih ada daerah dengan sinyal internet belum lancer, mengakibatkan ada siswa/mahasiswa tidak dapat hadir saat kegiatan bersama diadakan.

Pertemuan-pertemuan

Saat ini, pendamping YMDP berjumah 6 orang dari beragam profesi, dosen, psikolog, dan pemuka agama. Para pendamping ini masing-masing akan mendampingi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan sekitar 5 – 6 penerima beasiswa.

 Pertemuan kelompok kecil yang dilakukan secara online mempermudah perjumpaan setiap anggota kelompok kecil yang tidak dalam satu kota yang sama. Tugas-tugas yang diberikan oleh pendamping untuk menunjang ketercapaian indikator tahapan karakter servant leadership melalui empat koordinator mahasiswa. Pemilihan dilakukan secara demokrasi oleh semua penerima beasiswa, agar mempunyai rasa memiliki. Keempat koordinator memiliki tugas masing-masing yaitu, kooordinator karya, koordinator belajar, koordinator doa, dan koordinator keluarga.

Masing-masing koordinator akan berkontribusi selama satu semester, selanjutnya akan dilakukan pemilihan untuk koordinator baru untuk semester depan.  Pertemuan secara umum dilakukan setiap satu bulan sekali di hari minggu malam sesuai dengan kesepakatan yang akan dilaksanakan sejak Pk. 18.45 – 21.15 WIB, daerah lain akan menyesuaikan.

Pendampingan YMDP dalam membentuk karakter tidak hanya dalam hal non akademik dengan pembinaan terkait softskill semata, namun juga memberikan evaluasi terkait dengan akademis. Nilai raport dan Kartu Hasil Studi (KHS) juga menjadi standar penting dalam melakukan evaluasi yang menentukan dilanjutkan ataupun dihentikan beasiswa yang bersangkutan.

Seorang pemimpin yang mau melayani sangat diperlukan saat ini maupun di masa depan. Meskpun tidak mudah untuk konsisten dalam pembinaan ini, para pendamping tetap bersemangat dalam menjalankan fungsi masing-masing. Siapa tahu pemimpin masa depan itu adalah salah seorang yang sedang dalam pembinaan YMDP saat ini.

Samuel/Pena Katolik

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini