Home BERITA TERKINI Indah Toleransi di Sekolah Katolik, Artis Panji Pragiwaksono Boleh Bawa Al-Quran ke...

Indah Toleransi di Sekolah Katolik, Artis Panji Pragiwaksono Boleh Bawa Al-Quran ke Sekolah

0
Pandji Pragiwaksono. IST

JAKARTA, Pena Katolik – Sekolah Katolik dikenal karena toleransinya. Meski tidak semua siswanya Katolik, namun penghormatan pada kebebasan beragama tetap dijunjung tinggi. Kesadaran dalam sikap toleransi ini diajarkan kepada seluruh siswa tanpa kecuali. Tidak ada minoritas dan mayoritas di dalam Sekolah Katolik.

Artis stand up komedi, Pandji Pragiwaksono menceritakan pengalamannya belajar toleransi di Sekolah Katolik. Sebagai seorang Muslim, Pandji pernah merasa khawatir saat pertama kali bersekolah di sekolah Katolik. Ia mesuk SMA Kolese Gonzaga di Jakarta Selatan.

“Waktu SMA, saya sekolah di Kolese Gonzaga. Sebuah sekolah katolik. Waktu saya diterima masuk Gonzaga saya kuatir sekali. Saya tidak pernah sekolah di sekolah Katolik sebelumnya,” tulisnya di blog pribadi.

Tapi kekhawatirannya tidak terjadi. Yang terjadi di sekolah, semua saling menghormati. Setiap siswa mendapat hak yang sama. Termasuk, Pandji memiliki ruang untuk mengekspresikan imannya.

“Di Kolese Gonzaga hak saya sebagai muslim tetap dibela. Walaupun saya minoritas. Di kelas 1 tidak ada pelajaran Agama, adanya pelajaran Etika. Ketika kelas 2 & 3 ada pelajaran Agama Katolik, tapi saya diperbolehkan untuk keluar kelas.”

Tak sampai di situ, guru agama yang mengajar bahkan memintanya membawa Al Quran supaya ia bisa belajar di jam Pelajaran Agama.

“ Pak guru menyuruh saya bawa Al Quran supaya ketika pelajaran agama Katolik, saya mendalami sendiri Islam. Saat doa pagi, saya tidak perlu ikut berdoa secara Katolik. Saya tidak perlu berdiri & ikut. Saya dianjurkan untuk berdoa secara Islam,” ungkap dia.

Tidak hanya sekolah, teman-temannya pun penuh toleransi. Bahkan pertemananpun sangat toleran. Pandji ingat pernah main sepakbola di bulan Ramadhan, ketika Adzan Maghrib permainan dihentikan supaya ia bisa buka puasa dulu.

“Padahal saya satu-satunya yg muslim di lapangan. Semua rela menunggu.”

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version