Senin, November 18, 2024
25.6 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Sabtu 13 November 2021; Sabtu Pekan Biasa XXXII; St. Stanislaus Kostka, Pengaku Iman

Bacaan I: Keb 18:14-16;19:6-9

Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba.

KETIKA segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang mahakuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka.

Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi.

Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali,supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka.Maka nampaklah awan membayangi perkemahan,tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah,dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat.

Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang mentakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba,sambil memuji Engkau, ya Tuhan,yang telah menyelamatkan mereka.

Mazmur Tanggapan: Mzm 105:2-3.36-37.42-43

Ref: Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.

  • Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
  • Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri,pangkal segala kegagahan mereka:Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas,dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
  • Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus,yagn disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan,dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil: 2Tes 2:14

Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Bacaan Injil: Luk 18:1-8

Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?

PADA suatu ketika Yesus menceriterakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata,”Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun.

Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku.’

Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku.”

Lalu Yesus berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya,yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?

Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan segera menolong mereka.’Akan tetapi jika Anak Manusia datang,adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”

Demikianlah Injil Tuhan

TERUS TEKUN BERDOA.

PERUMPAMAAN tentang hakim yang tidak benar dalam perikop Injil hari ini adalah perumpamaan untuk menegaskan bahwa para murid Kristus harus senantiasa rajin serta tekun dan terus selalu berdoa. Perumpamaan ini mengundang kita untuk merenungkan kesetiaan kita dalam berdoa. Yesus dalam perumpamaan ini tidak menonjolkan peran hakim, namun lebih pada kesetiaan janda, kaum lemah, yang terus-menerus meminta bantuannya. Hakim merasa terganggu dan kewalahan, maka ia langsung kabulkan permintaan janda miskin itu.

Kepada kita Yesus memberikan contoh iman dan ketekunan serta kesetiaan si janda dalam hal bermohon dan berserah. Ketekunan dan kesetiaan untuk memohon kepada Tuhan diharapkan oleh Kristus dari kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mudah putus asa. Kita kadang menginginkan doa yang instan, cepat dikabulkan tanpa perlu terlalu banyak bermohon. Kita mudah menyerah kalah dan bahkan mau “mogok berdoa” karena merasa kesal doa kita tidak segera dikabulkan. Janda miskin ini memberi contoh kepada kita, bagaimana kita perlu pertama-tama beriman dalam berdoa. Kita perlu percaya dan penuh penyerahan diri (pasrah total) dalam doa-doa kita. Lebih dari itu, kita perlu setia dan terus-menerus datang kepada Tuhan. “Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang-malam berseru kepada-Nya? Dan adakah IA mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” demikian Sabda Yesus (Luk. 18: 7).

Kita perlu berdoa secara terus-menerus, terlepas ada ujud khusus atau tidak. Mengapa demikian? Karena berdoa mensyaratkan kita percaya bahwa hanya dengan cara berdoa kita jalin hubungan erat dengan Tuhan. Sebab, berdoa pada hakekatnya adalah berkomunikasi dan berdialog langsung dengan Tuhan, sebagaimana Yesus sering lakukan di gunung atau tempat-tempat sunyi. Sering berdoa menandakan kerinduan yang mendalam dari seorang anak untuk senantiasa bisa bertemu dengan Bapa-nya. Dan kita yakini, Bapa senantiasa menunggu kedatangan kita! Apakah kita sungguh tanggap akan hal ini?

Dalam hidup ini tidak ada hal yang pasti, karena semuanya tidak ada yang abadi, semuanya berubah. Sementara itu kita senantiasa mencari hal-hal yang pasti. Bagi orang yang percaya pada Kristus, hidup di dalam Tuhan merupakan suatu kepastian, karena ia merasa bahwa Tuhan senantiasa menaungi hidupnya. Tuhan itu Mahasetia, sekalipun manusianya tidak setia. Seperti dikisahkan dalam Kitab Kebijaksanaaan Salomo, pada zaman dulu Allah menyelamatkan umat Israel dan menyeberangkan mereka melalui Laut Merah serta membinasakan orang-orang Mesir. Demikian pula saat sekarang ini Allah tetap melindungi seluruh bangsa di dunia ini, tanpa kecuali khususnya dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia. “Di bawah lindungan Tangan-Mu seluruh bangsa berjalan lewat tempat itu….” (Keb. 19: 8). Maka sudah selayaknya dalam doa-doa kita, selain untuk kepentingan pribadi, kita jangan lupa selalu mendoakan Tanah Air dan Bangsa kita, dengan seluruh Pemimpinnya yang saat ini juga tengah bergelut melawan Covid-19 yang telah merusak sendi-sendi kehidupan seluruh masyarakat tanpa kecuali. Selain itu bangsa kita juga tengah bangkit untuk terus mencapai cita-cita kemerdekaan yaitu hidup dalam kemerdekaan sejati dalam masyarakat majemuk yang bersatu, maju, berdaulat, adil dan sejahtera.

DOA

Ya Yesus, ajarilah aku untuk tidak jemu-jemunya berdoa kepada Bapa, sehingga aku selalu hidup di dalam Engkau dan Engkau hidup di dalam diriku. Berkatilah dan tuntunlah bangsaku dalam mengarungi perjalanan panjang untuk mencapai cita-cita kemerdekaannya, bebaskanlah bangsaku dari bahaya perpecahan. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas pada akhir pekan sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini