26.7 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Renungan dan Bacaar Minggu 7 November 2021, Hari Minggu Biasa XXXII, Warna Liturgi Hijau

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 17:10-16

    Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepada Elia.

    SEKALI peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota itu, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan aku sedikit air dalam kendi untuk kuminum!” Ketika perempuan itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah juga bagiku sepotong roti!”

    Perempuan itu menjawab, “Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolanya bagiku dan bagi anakku, dan setelah memakannya, maka kami akan mati.”

    Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel.

    Tepung dalam tempayan itu takkan habis, dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah perempuan itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, perempuan itu dan anaknya mendapat makanan beberapa waktu lamanya.

    Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

    Mazmur: 146:7,8-9a,9bc-10

    Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.

    • Dialah yang menegakkan keadilan, bagi orang yang diperas, dan memberikan roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
    • Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
    • Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun.

    Bacaan Kedua: Ibrani 9:24-28

    Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.

    SAUDARA-saudara, Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri, untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita.

    Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagaimana Imam Agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri.

    Sebab kalau demikian Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini, Ia hanya satu kali saja menyatakan diri untuk menghapus dosa lewat kurban-Nya. Seperti manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.

    Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia.

    Bait Pengantar Injil: Matius 5:3

    Ref. Alleluya, alleluya

    Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh karena Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

    Injil: Markus 12:38-44

    Janda miskin ini telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain.

    PADA suatu hari, dalam pengajaran-Nya, Yesus berkata kepada orang banyak, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat! Mereka suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan.

    Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” Pada suatu hari lain, sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan, Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu.

    Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya; semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Janda Miskin: Sebuah Kritik untuk Kita Semua

    KITA memiliki dua karakter utama dalam Injil kita hari ini. Yang pertama adalah para ahli Taurat dan yang kedua adalah sang janda miskin. Ahli Taurat adalah kelas elit masyarakat Israel kuno. Mereka adalah orang-orang terpelajar karena mereka tahu cara membaca dan menulis, keterampilan yang sangat berharga pada masa itu. Kemampuan dan hak istimewa mereka untuk mengakses Kitab-Kita Taurat membuat mereka sangat berpengaruh karena mereka mengerti dan mengajarkan Hukum Allah, dan orang-orang biasa harus mendengarkan mereka. Di sisi lain, ada janda miskin.

    Menjadi seorang wanita di zaman Yesus tentu bukan hal yang mudah. Selain menghadapi diskriminasi, wanita umumnya tidak diperbolehkan memiliki atau mewarisi properti. Hal ini menyebabkan mereka sangat bergantung pada anggota keluarga laki-laki mereka, seperti ayah, saudara laki-laki, atau suami. Jadi, jika seorang wanita kehilangan suaminya, dia kehilangan pelindung dan pemberi nafkahnya, dan jika seorang janda yang tidak memiliki anak laki-laki, dia adalah yang paling miskin di antara para janda. Tapi, Tuhan Yesus memberikan kejutan.

    Yesus memuji janda miskin dan mengecam para ahli Taurat. Kemiskinan dan kesengsaraan janda miskin tidak menghentikannya untuk bermurah hati. Mungkin, dia mempersembahkan kepada Tuhan dua koin kecil terakhir yang dia miliki, dan dia mungkin akan kelaparan sepanjang hari. Namun, kasih dan imannya kepada Tuhan sangat besar. Dia tidak berpegang koin yang dapat penyelamatan hidupnya, tetapi dia percaya bahwa Tuhan akan menjaganya.

    Sementara itu, tanpa berpikir dua kali, Yesus mengecam ahli-ahli Taurat. Yesus mengungkapkan alasan-Nya: ahli-ahli Taurat berada di puncak masyarakat Israel dan hierarki agama Yahudi, tetapi yang mereka pedulikan adalah kepentingan diri mereka sendiri. Mereka menggunakan setiap kesempatan untuk menambah kemuliaan dan popularitas mereka. Mereka menginginkan kursi terbaik, tempat tertinggi, dan kehormatan terbesar dari orang-orang di sekitar mereka. Aksi-aksi megalomania ini dapat ditolerir, tetapi ada satu hal yang hampir tidak bisa dimaafkan. Menggunakan pengetahuan mereka akan Hukum untuk memanipulasi dan mengeksploitasi sesama mereka yang miskin. Ada kemungkinan bahwa janda miskin menjadi salah satu korban mereka. Dengan hak-hak istimewa dan kebijaksanaan, mereka seharusnya membantu dan meningkatkan kehidupan orang-orang Israel yang miskin. Namun, mereka melakukan yang sebaliknya, dan menjadi penyebab penderitaan dan penindasan yang lebih besar bagi orang-orang sederhana ini. Mereka adalah ahli hukum Taurat, tetapi mereka menjadi pelanggar pertama hukum Allah ini, “Jangan mengambil keuntungan dari seorang janda atau anak yatim!” [Kel 22:22].

    Injil hari ini adalah tamparan bagi banyak dari kita, terutama bagi kita yang dipercayakan dengan pewartaan Sabda Allah, dengan posisi otoritas di Gereja, dan dengan kuasa sakramen. Berkali-kali, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahwa yang terbesar harus menjadi hamba dari semua. Semakin tinggi posisinya, semakin besar kasih dan pelayanannya, terutama kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Sebagai imam, saya harus bertanggung jawab dalam menggunakan properti dan harta benda Gereja, saya dipanggil untuk melayani dengan penuh dedikasi, saya harus mempersembahkan hidup saya untuk umat, jika tidak, saya akan melakukan ketidakadilan yang serius kepada umat Allah. Kita berdoa agar kita tidak menerima penghukuman yang sama seperti para ahli Taurat.

    Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI