Setelah bentrokan baru di jalan-jalan Yerusalem, Paus Fransiskus pada hari Minggu, 9 Mei, mendesak semua pihak untuk mencari solusi bersama dan mengesampingkan kekerasan. Paus mengatakan pada sambutan Doa Regina Coeli bahwa dia mengikuti peristiwa di Yerusalem itu dengan prihatin. “Saya berdoa agar kota ini menjadi tempat perjumpaan dan bukan bentrokan kekerasan, tempat doa dan perdamaian,” kata Paus.
Seraya “mengajak semua orang untuk mencari solusi bersama, sehingga identitas multi-agama dan multi-budaya Kota Suci itu bisa dihormati dan persaudaraan bisa menang,” Paus menegaskan bahwa “Kekerasan hanya menghasilkan kekerasan,” kata Paus. “Cukup dengan bentrokan.”
Seruan Paus itu menyusul serangkaian konfrontasi kekerasan terbaru yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Kerusuhan itu dipicu saat Israel memblokir area populer tempat warga Palestina secara tradisional bertemu di akhir puasa sehari mereka. Hal itu memicu bentrokan selama dua minggu sebelum Israel akhirnya menarik kembali dan mencabut pembatasan.
Namun bentrokan berlanjut pekan lalu setelah Israel mengancam akan mengusir puluhan warga Palestina dari sebuah distrik di Yerusalem timur. Sekarang dalam putaran kekerasan terakhir, dalam bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dengan polisi Israel, 7 dan 8 Mei, sebanyak 136 orang terluka di kompleks Al-Aqsa, dan di tempat lain di Yerusalem. Menurut Serikat Bulan Sabit Merah Palestina, sebagian besar orang terluka setelah terkena peluru karet di wajah dan mata. (PEN@ Katolik/paul c pati/ Devin Watkins & Nathan Morley/Vatican News)