Rabu, Desember 18, 2024
27.4 C
Jakarta

Donasi untuk NTT lewat Caritas Indonesia, Rp. 2.941.687.565 per 12 April, pukul 15.00 WIB

Direktur Eksekutif Karina Pastor Fredy Rante Taruk Pr dalam Konferensi pers virtual (PEN@ Katolik/pcp/shotscreen)
Direktur Eksekutif Karina Pastor Fredy Rante Taruk Pr dalam Konferensi pers virtual (PEN@ Katolik/pcp/shotscreen)

Guna membantu korban siklon tropis Seroja sejak 4 April yang akibatkan banjir bandang dan tanah longsor di NTT, Caritas Indonesia (Karina) telah melakukan kegiatan fundraising dan pada Konferensi Pers “Respon Gereja Katolik Indonesia untuk NTT,” Direktur Eksekutif Karina Pastor Fredy Rante Taruk Pr melaporkan, per 12 April 2021 pukul 15.00 WIB jumlah donasi yang terkumpul Rp. 2.941.687.565.

Donasi, yang berasal dari donatur individu yang cukup banyak serta kelompok-kelompok dan beberapa keuskupan itu, kata Pastor Fredy, “sudah kita salurkan, tetapi jumlahnya masih sedikit karena sangat berbasis pada permintaan dan kebutuhan dari keuskupan-keuskupan.” Donasi itu sudah dikirim ke tiga keuskupan “dan kita masih menunggu permohonan, kalau mereka melakukan respon untuk mengisi gap di keuskupan masing-masing,” jelas imam itu.

Dalam komitmen bersama, lanjut imam itu dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti lebih dari 50 peserta termasuk beberapa imam asal NTT yang tinggal di Roma, Karina juga akan ‘hati-hati’ menunggu hasil joint assesment untuk memastikan intervensi Karina lebih jauh “karena yang terdampak dari bencana ini sangat besar, maka kita akan memperhatikan kebutuhan yang sangat penting.”

Pastor Fredy juga memberi data terbaru bahwa bencana itu telah mengakibatkan 177 orang meninggal, 45 orang hilang, 154 orang luka-luka, 16.900 lebih orang mengungsi di empat wilayah kabupaten yang menaungi empat keuskupan di wilayah pelayanan Caritas Indonesia di Regio Nusa Tenggara, yakni Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula, dan Keuskupan Larantuka.

Menjawab keinginan banyak pihak untuk mendistribusikan pakaian, obat, dan sembako, jelas imam itu, Karina juga menggalang distribusi bantuan logistik itu bersama Lembaga Daya Dharma KAJ yang memiliki gudang dan memiliki personel untuk membantu.

“Pada hari Sabtu, LDD sudah mengirim beras 3 ton dan masih 10 ton akan dikirim dan masih banyak logistik sedang dikumpulkan. Kita harus pikirkan sistem pengirimannya. Syukur banyak donatur langsung kirim ke lokasi, dan kami menjalankan fungsi koordinasi dengan memberi alamat untuk diterima melalui keuskupan,” kata imam itu.

Sebagai pendiri dan anggota Keluarga Humanitarian Forum Indonesia (HFI), wadah lembaga kemanusiaan berbasis agama, “kami terus melakukan koordinasi dan menjalin relasi dan kerjasama dengan BNPB serta lembaga Pemerintah maupun non-Pemerintah di tingkat nasional.”

Dijelaskan, Karina tempatkan relawan nasional ke Adonara dan Malaka per 9 April untuk memfasilitasi Joint Need Assessment bersama lembaga kemanusiaan lain di bawah koordinasi Klaster Nasional Perlindungan dan Pengungsian, serta memfasilitasi Caritas Keuskupan untuk merspons tanggap darurat.

Dalam acara itu, Caritas Keuskupan Agung Kupang menjelaskan sudah mendistribusikan logistik sejak 9 April, serta sembako ke delapan paroki terdampak, dan setiap paroki membagikan sekitar 300 paket berisi beras, telur, minuman bernutrisi, mie (instan), serta paket NFI ke delapan paroki masing-masing 300 paket berisi tikar, selimut dan terpal.

Caritas Weetebula sudah distribusikan sejak 6 April, 25.000 bungkus makanan siap saji, 60.000 liter air bersih, 340 paket sembako (10 kg beras, 5 kg gula, 2 liter minyak goreng, 20 sachet minuman nutrisi).

Crisis Center Keuskupan Latantuka sudah lakukan pengiriman tahap pertama, 10 April, ke tiga posko, masing-masing 30 kg beras, 12 lusin minyak telon, serta minyak kayu putih, makanan ringan, biskuit, susu SGM, pakaian campuran, dan sembako.

Caritas Atambua sudah hadir di tengah para korban sejak hari pertama bencana dan jugta berkordinasi dengan pemerintah, sudah membagikan sembako dan air minum, pakaian dan obat. Dikatakan bahwa bancana ini sudah membuat gagal panen dan banyak ternak juga mati.(PEN@ Katolik/paul c pati)

Sebagian peserta Konferensi Pers "Respon Gereja Katolik Indonesia untuk NTT," 12 April (PEN@ Katolik/pcp/screenshot)
Sebagian peserta Konferensi Pers “Respon Gereja Katolik Indonesia untuk NTT,” 12 April (PEN@ Katolik/pcp/screenshot)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini