Paus Fransiskus rayakan Misa Minggu Paskah pagi bersama sedikit umat di Basilika Santo Petrus Vatikan, tapi tak terhitung umat mengikuti Misa itu melalui media digital di berbagai platform media sosial. Pernah hampir 9 ribu orang secara bersamaan mengikutinya lewat halaman Facebook Vatican berbahasa Inggris saja. Lebih dari 170 jaringan penyiaran dan outlet media mengikuti siaran Paskah itu. Tahun ini, Vatikan tambahkan layanan bahasa isyarat, berkat proyek “No One Left Out” yang diluncurkan Dikasteri untuk Komunikasi.
Pada pesta paling suci ini, Paus memilih tidak memperbanyak kata-kata tapi merenungkan dalam diam misteri Kebangkitan Kristus dari kematian. Sebagai ganti homili, Paus pimpin umat dalam doa hening setelah pewartaan Injil Yohanes (20: 1-9), yang dinyanyikan dalam bahasa Latin dan Yunani.
Dalam Liturgi Ekaristi, Paus daraskan Doa Syukur Agung Pertama, yang dikenal sebagai Kanon Roma. Itulah Doa Syukur Agung tertua yang digunakan dalam ritus Latin, dan bentuknya saat ini setidaknya berasal dari abad ke-7 di bawah kepemimpinan Santo Paus Gregorius Agung. Umat Katolik akan mengenalinya dari daftar luas Orang Kudus, Para Rasul, dan Para Martir.
Karangan-karangan bunga Paskah yang menghiasi Basilika Santo Petrus untuk Misa Paskah disumbangkan oleh para pengusaha bunga dari Belanda. Sudah 35 tahun mereka lakukan itu, meskipun tradisi itu terhenti tahun lalu karena pandemi. Komposisi para pengusaha bunga Belanda menampilkan mawar Avalanche untuk Altar Kursi di Basilika itu. Para pengusaha bunga juga mengungkapkan kedekatan mereka dengan para korban pandemi dengan menyumbangkan sebagian dari mawar ini ke rumah jompo di Roma.
Di akhir Misa, Paus menerima Kardinal Mauro Gambetti sebagai Imam Agung baru Basilika Kepausan Santo Petrus. “Selamat melayani gereja yang sangat penting bagi semua umat Kristen ini,” kata Paus. Kardinal Gambetti bertugas mengumumkan pemberian indulgensi pleno Paus sebelum Paus memberikan berkat tradisional Paskah “Urbi et Orbi”.
Paus juga berterima kasih kepada Kardinal Angelo Comastri atas dedikasinya dan 16 tahun pengabdiannya dalam peran itu. “Terima kasih, Kardinal Comastri,” kata Paus. “Terima kasih atas reksa pastoral Anda, spiritualitas Anda, khotbah Anda, dan belas kasihan Anda.”
Paus juga menghargai orang-orang yang bekerja keras mempersiapkan perayaan liturgi Tri Hari Suci. “Saya ingin berterima kasih kepada semua yang bekerja di sini di Santo Petrus: paduan suara, pendeta, pengajar, diakon,” kata Paus. “Untuk kalian semua, terima kasih banyak!”(PEN@ Katolik/paul c pati/Devin Watkins/Vatican News)