26.9 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Dokter László Batthyány-Strattmann hanya minta pembayaran berupa doa “Bapa kami”

BERITA LAIN

More

    Batthyany-Strattmann_Laszlo

    Bagi banyak orang di dunia, tagihan medis sering terlalu besar dan kunjungan ke dokter menjadi urusan yang mahal. Hal ini bisa menghalangi banyak orang untuk pergi ke dokter, karena tahu mereka tidak bisa membayar ongkos yang besar.

    Namun, Beato László Batthyány-Strattmann memprioritaskan melayani orang miskin dengan praktik medisnya, dan tidak pernah menolak pasien jika mereka tidak mampu membayar.

    Dia berada dalam situasi yang unik, karena mewarisi Kastil Körmend, di Hongaria, setelah pamannya meninggal. Kastil itu memberinya gelar “Pangeran” dan nama “Strattmann.” Meski memiliki kekayaan kerajaannya, dia sangat murah hati, dia mengubah salah satu sayap kastil itu menjadi rumah sakit.

    Biografi Batthyány di Vatikan merinci bagaimana ia dikenal karena keahlian medis dan kemurahan hatinya kepada orang miskin dengan menulis,

    Ladislaus menjadi spesialis terkenal di bidang ini, baik di Hongaria maupun di luar negeri. Dia juga dikenal sebagai “dokter orang miskin,” dan orang miskin berbondong-bondong datang kepadanya untuk meminta bantuan dan nasihat. Dia merawat mereka secara gratis; sebagai “biaya” perawatan medis dan perawatan di rumah sakit, dia akan meminta mereka untuk mendoakan satu “Bapa Kami” untuknya. Resep obat juga bebas biaya dan, selain memberikan perawatan medis, dia sering memberi mereka bantuan keuangan.

    Kemurahan hati ini datang dari iman yang dalam dan teguh kepada Allah. Dia akan berdoa kepada Allah sebelum melakukan setiap operasi, dan melihat Allah sebagai Doktek Ilahi. Dikatakan,

    Sebelum operasi dia akan meminta Allah memberkati operasi itu. Dia yakin bahwa karena operasi medis adalah domainnya, dia masih merupakan alat di tangan Tuhan, dan penyembuhan itu sendiri adalah anugerah Tuhan. Sebelum pasiennya keluar dari rumah sakit, dia akan memberikan gambar Tuhan kita dan sebuah buku rohani berjudul, Bukalah matamu dan lihatlah.” Ini sebuah cara memberi mereka bimbingan dalam kehidupan rohani mereka. Dia dianggap sebagai orang kudus” oleh para pasiennya dan bahkan oleh keluarganya sendiri.

    Praktik medisnya yang unik menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan tetap demikian bahkan setelah kematiannya tanggal 22 Januari 1931.(PEN@ Katolik/pcp/Philip Kosloski/Aleteia)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI