Guna mendorong terbangunnya komunikasi dan saling dukung antara komunitas-komunitas umat Katolik Indonesia di seluruh dunia dan mendorong tugas evangelisasi Gereja Katolik Indonesia yang telah, sedang dan akan terjadi untuk Gereja Diaspora, warga Katolik Indonesia yang berada di luar negeri (diaspora) mengadakan perayaan Natal virtual, kata Pastor Leo Mali Pr dari Roma.
Acara pertama itu, jelas pastor pemrakarsanya, perlu untuk mendorong mereka “semakin menyadari bahwa mereka merupakan bagian tak terpisahkan dan bagian dari komponen bangsa Indonesia, dan mempromosikan nilai-nilai keindonesiaan seperti kerukunan, kekeluargaan, budaya inklusif dan nilai-nilai kristiani yang terikat dengan adat dan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam.”
Acara online dari Gereja Santa Caterina da Siena a Magnanapoli, Roma, 31 Desember, pukul 13.00 WIB atau 07.00 waktu Roma itu akan mendengarkan sambutan Ignatius Kardinal Surharyo (Ketua KWI), Pendeta Gomar Gultom (Ketua PGI), KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), Johnny G Plate (Menkominfo), Retno Marsudi (Menlu RI), Yohanes Bayu Samodro (Dirjen Bimas Katolik), Laurentius Amrih Jinangkung (Dubes RI untuk Tahta Suci), Cheppy T Wartono (Dubes RI untuk Meksiko), Yohanes K Legowo (Dubes RI untuk Australia), Jose Antonio Morato Tavares (Dubes RI untuk Rusia), Ignatius Jonan (Tokoh Katolik Indonesia), dan Christina Aryani (Anggota DPR RI).
“Dari Indonesia Diutus ke Seluruh Dunia,” menjadi tema perayaan Natal itu. Tema itu, menurut Pastor Leo Mali, untuk memaknai arus pewartaan kabar gembira Gereja Katolik untuk dunia. “Latar belakangnya adalah bahwa Indonesia saat ini menjadi salah satu ‘negara pengekspor’ rohaniwan-rohaniwati Katolik ke luar negeri dan dari waktu ke waktu terus bertambah,” kata imam itu.
Kenyataan ini, lanjut imam itu, menandai arus baru evangelisasi. “Kalau beberapa abad lalu para misionaris dari Eropa datang mewartakan Injil di kepulauan Nusantara, maka di abad ini sejumlah rohaniwan-rohaniwati dari luar Eropa termasuk Indonesia datang mewartakan Injil di Eropa.”
Imam diosesan Keuskupan Agung Kupang yang sedang studi di Roma itu menjelaskan bahwa saat ini di Italia dan Vatikan sendiri ada sekitar 1600 imam serta biarawan-biarawati asal Indonesia. “Ada satu imam bekerja di Vatikan, beberapa imam dan suster menjadi anggota dewan jenderal bahkan tiga imam asal Indonesia menjadi superior jenderal kongregasi religius,” kata Pastor Leo Mali seraya menambahkan bahwa ada juga sejumlah imam, suster dan bruder yang sedang tugas belajar di Italia.
Imam itu berharap agar kerjasama Keluarga Katolik Indonesia (KKI) Sedunia dan para rohaniwan-rohaniwati yang berkarya di luar negeri akan mewujudkan langkah yang tepat untuk menyuarakan perdamaian secara nyata untuk dunia. Dengan demikian imam itu percaya, “Indonesia akan memainkan peranan penting dalam terwujudnya perdamaian dunia melalui pewartaan Kabar Gembira.”
Acara yang didukung oleh KKI Sedunia itu, jelas Pastor Leo Mali, akan libatkan antara lain Frans Simarmata (KKI Sidney), Stephanus Titus Widjaja (KIS Singapura), Shirley Hadisandjaja (Milan-Italia), Victor Fernandez (KKI Mexico), Ronny Rusli (KKI Dallas-USA), Yolanda Gomulya (KKI Swiss), dan tim media (OMK Singapura dan OMK Milan) yang didukung oleh Jaringan Relawan KKI di Jepang, Hongkong, Belanda dan Belgia.(PEN@ Katolik/Putut Prabantoro)