Home MANCANEGARA Suster yang berdoa rosario saat pemberontakan Edsa meninggal pada usia 63 tahun

Suster yang berdoa rosario saat pemberontakan Edsa meninggal pada usia 63 tahun

0
Suster Porferia Pingping Ocariza (Foto CNNPH)
Suster Porferia Pingping Ocariza (Foto CNNPH)

Suster Porferia “Pingping” Ocariza FSP, salah satu ikon revolusi People Power 1986, meninggal hari Selasa, 22 Desember. Suster Ocariza, seorang anggota dari Putri-Putri Santo Paulus, meninggal setelah lama berjuang lama melawan kanker. Dia berusia 63 tahun. Berita kematiannya diumumkan di halaman Facebook kongregasinya, 23 Desember. Di garis depan barikade, Suster Ocariza termasuk di antara para biarawati yang memimpin doa rosario di tengah krisis nasional yang tidak menentu itu. Foto dirinya dan Suster Teresita Burias yang sedang berdoa rosario di depan tentara menjadi foto ikon revolusi. Saudarinya, Suster Rose Agtarap, menggambarkan biarawati itu sebagai “prajurit Kristus yang pemberani” yang “berjuang untuk kebebasan rakyat dan menyebarkan Kabar Gembira tanpa lelah.” “Dan sampai akhir, engkau memberi kesaksian tentang kekuatan doa, ketekunan dan peduli akan alam,” kata Suster Agtarap. Dalam sebuah wawancara dengan Catholic News Service tahun 2016, Suster Ocariza mengatakan, pengalamannya dalam pemberontakan itu berdampak besar pada iman dan panggilannya. “Karena bagi saya saat itu, ketika kami menghadapi tank, saya sangat percaya bahwa Allah ada di sana,” katanya. “Allah ada di sana bagaikan benih [demokrasi] sedang ditanam.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan CBCP News)

Sister Porferia “Pingping” Ocariza, FSP (Foto dari Akun FB Ocariza)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version