Dalam hidup ini kita lebih suka memberikan komentar tentang orang yang kita jumpai atau situasi yang kita alami. Bisanya kita lebih cepat mengatakan sesuatu dibandingkan melihat dan mengamati terlebih dahulu. Kita lebih memilih bersuara dibandingkan memahami dan mengerti. Terkadang mulut lebih cepat bereaksi dibandingkan hati dan pikiran. Ini sangat manusiawi karena kita lebih suka berbicara dan berkomunikasi dan indra kita membantu kita memproses apa yang kita lihat dan rasakan.
Dalam Injil hari ini, 11 Desember 2020 (Matius 11:16-19), rasa-rasanya Yesus menegur orang-orang yang hatinya tertutup, yang menggunakan cara pandang masing-masing dan menyimpulkan dengan pemahaman sendiri. Mereka membandingkan Yohanes dan Yesus. Mereka memiliki standar sendiri dalam melihat dan memberi komentar. Yesus mau ajak mereka untuk sadar bahwa terkadang kacamata dan perspektif mereka berbeda dengan perspektif Tuhan. Hal ini juga kita alami dalam hidup sehari-hari. Kita lebih suka memberi komentar dan pandangan dari sudut pandang kita tanpa melihat sisi lain yang mungkin cukup luas dan mungkin membantu kita untuk berkomentar. Yesus juga mau mengajak kita tidak selalu merasa apa yang kita lihat dan bandingkan adalah sesuatu yang buruk. Terkadang pikiran negatif selalu mendominasi. Jauhkan dan buanglah semua prasangka buruk dan jadilah orang tulus yang melihat dengan jelas melalui mata dan hati.
Sahabat terkasih, sekali lagi Yesus mengajak melihat tidak hanya lewat satu sudut pandang dan hanya dengan mata, tetapi juga dengan mata hati dan sudut pandang Allah, agar yang kita alami, lihat dan perhatikan juga dilihat dan dipahami dari sudut dan perspektif Allah.(FRAY.EL.OP)