33.3 C
Jakarta
Saturday, May 4, 2024

Kekerasan paksa Lorena dan keluarga mengungsi dan hidup baru berkat bantuan Jesuit

BERITA LAIN

More
    Lorena Margarita Pinilla Rojano
    Lorena Margarita Pinilla Rojano

    Karena kekerasan, Lorena Margarita Pinilla Rojano, seorang wanita berusia 25 tahun dari Chibolo Magdalena, Columbia, melarikan diri di tengah malam bersama keluarganya, meninggalkan segalanya, termasuk pertanian ayahnya, yang dibakar oleh gerilyawan.

    “Saya tiba di kota Bogotá tahun 2012. Saya sudah berada di sini selama delapan tahun,” kata Lorena. “Saya tiba di sini bersama keluarga saya, yang mengungsi karena kekerasan.” Tahun 2015, Lorena pindah ke Soacha Cundinamarca, pinggiran Bogota, dan bisa membeli rumah. Saat ini, tinggal selangka bagi satu penerima manfaat dari inisiatif yang dijalankan oleh Pelayanan Jesuit untuk Para Pengungsi (Jesuit Refugee Service, JRS) di San Benito itu untuk meraih mimpinya menjadi pengusaha.

    Kisah itu terlihat dalam video keenam yang dirilis oleh Seksi Migran dan Pengungsi Vatikan dari Dikasteri untuk Peningkatan Pengembangan Manusia Seutuhnya menjelang Hari Migran dan Pengungsi Sedunia ke-106, 27 September 2020. Video itu berjudul “Bekerja sama guna membangun.”

    “Saya punya ide bisnis yang ingin saya kembangkan tetapi saya tidak memiliki kemampuan finansial untuk melakukan itu,” kata Lorena. “Saya berterima kasih kepada Jesuit di sini di Columbia yang mendukung saya, melatih saya, dan memberikan saya kesempatan inisiatif ini. Berkat mereka, saya mengembangkan inisiatif bisnis saya dan terus maju,” lanjut Lorena seraya mendorong semua orang untuk “maju terus dan berjuang meraih impian.”

    Sejak perayaan tahunan itu pertama diperingati, tahun 1914, hari ini diperuntukkan untuk mengungkapkan kepedulian terhadap orang-orang yang rentan yang sedang bergerak dan meningkatkan kesadaran mereka saat menghadapi tantangan.

    Tema pesan Paus untuk perayaan tahun ini adalah: “Dipaksa seperti Yesus Kristus untuk melarikan diri.” Refleksi Paus itu diilhami oleh pengalaman Yesus sebagai seorang anak bersama orang tua-Nya sebagai pengungsi yang terlantar.

    Paus menunjukkan bahwa “membangun Kerajaan Allah adalah komitmen bersama semua orang Kristen, dan untuk alasan ini, kita perlu belajar bekerja sama.” Paus juga berdoa agar kita “bersatu padu dalam pikiran dan gagasan,” seperti yang direkomendasikan Santo Paulus.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

    Saksikan videonya di bawah ini:

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI