Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

“Piring Kasih,” yang sudah setahun usianya, tidak surut di tengah pandemi Covid-19

Umat lintas agama membagikan makan siang gratis depan Gereja Katolik Bongsari (PEN@ Katolik/lat)
Umat lintas agama membagikan makan siang gratis depan Gereja Katolik Bongsari (PEN@ Katolik/lat)

Program ‘Piring Kasih’ memperingati satu tahun membantu masyarakat di sekitar Gereja Santa Theresia Bongsari, Semarang. “Kita pantas bersyukur masih banyak orang peduli kepada sesama. Dengan suka rela, banyak pihak bersedia terlibat membantu kelangsungan program ini. Di tengah pandemi covid 19, kiprah ‘Piring Kasih’ tidak surut. Meski sempat terhenti sejenak agar selaras dengan upaya memutuskan penularan Covid-19, relawan ‘Piring Kasih’ tak pernah berhenti mengungkapkan perhatiannya kepada sesama.”

Kepala Paroki Santa Theresia Bongsari Pastor Eduardus Didik Chahyono SJ berbicara dalam peringatan setahun ‘Piring Kasih’ sambil mengucapkan terima kasih kepada tim relawan dan para pendukung program itu.

‘Piring Kasih’ adalah program peduli sesama dengan berbagi makan siang gratis setiap hari Kamis yang dimulai oleh sejumlah umat Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang, 9 September 2019. “Program ini lahir untuk mewujudkan semangat Gembala yang Baik yang bersedia memberikan kasih-Nya pada umat manusia,” ungkap Pastor Didik.

Peringatan setahun program itu dirayakan 10 September 2020 dengan membagikan tak kurang dari 200 porsi paket makan siang kepada masyarakat dan pengguna jalan di sekitar Gereja Bongsari dan melibatkan beberapa komunitas seperti Gusdurian Semarang, Persaudaraan Lintas Agama (PELITA), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Semarang dan rekan lintas agama.

“Semoga karena cinta dan kepedulian Anda, banyak orang mengalami kasih dari Sang Gembala yang Baik, Tuhan kita,” kata Pastor Didik mengenang peristiwa setahun lalu saat sejumlah umat langsung bergerak dengan semangat kasih dan ketulusan hati untuk memperhatikan sesamanya yang berkekurangan.

Pemikirannya sederhana, kata imam itu, dengan makan siang gratis, diharapkan orang-orang menghemat pengeluaran sekurang-kurangnya seminggu sekali untuk makan siang sehingga mereka dapat menggunakan dana itu untuk memenuhi kebutuhan yang lain.

“Kami berpandangan, acara kamisan ini juga bagian dari pihak lain yang mengadakan kegiatan serupa. Oleh karenanya, seandainya dalam seminggu itu ada pihak-pihak yang mengadakan acara makan siang gratis, tentunya kita bersama telah saling membantu banyak orang untuk makan dan menghemat pengeluaran. Di masa pandemi semacam ini, pelayanan ‘Piring Kasih’ tentu makin dirasakan manfaatnya,” ungkap Pastor Didik.

Ketua PMKRI Cabang Semarang Gabriela Adeline dalam refleksinya mengatakan, ‘Piring Kasih’ mengajarkan bagaimana memberikan dan membagikan berkah kebahagiaan kepada sesama dalam ikatan persaudaraan.

“Di tengah realita dan berbagai dinamika yang ada sekitar kita, khususnya pandemi Covid-19, ‘Piring Kasih’ merupakan wujud penyebaran cinta kasih, dan menemukan kembali nilai-nilai perdamaian, keadilan, keindahan, persaudaraan manusia dan hidup berdampingan untuk membangun persaudaraan sejati bagi sesama umat manusia,” kata Gabriela.

Menurut Koordinator PELITA Setyawan Budi, kegiatan ‘Piring Kasih’ yang diselenggarakan Gereja Santa Theresia Bongsari adalah perbuatan mulia karena membantu sesama tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. “Inilah contoh nyata bagaimana agama tidak jauh dari kemanusiaan,” kata Setyawan.(PEN@ Katolik/Lukas Awi Tristanto)

PEN@ Katolik/lat
PEN@ Katolik/lat
PEN@ Katolik/lat
PEN@ Katolik/lat
PEN@ Katolik/lat
PEN@ Katolik/lat

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini