Minggu ini, 13 September 2020, kolekte seluruh dunia untuk Tanah Suci akan diadakan. Di tengah krisis yang diciptakan oleh pandemi Virus Corona, memberikan kolekte dalam Misa di hari itu bisa mencegah umat Kristen meninggalkan Tempat-Tempat Suci di hari-hari ini ketika mereka hendak beremigrasi karena mengalami tekanan ekonomi dan sosial.
Kolekte yang biasanya dilakukan Jumat Agung itu dilaksanakan hari Minggu ini sesuai keputusan penundaan oleh Kongregasi Vatikan untuk Gereja-Gereja Oriental yang diumumkannya 2 April 2020.
Berikut adalah lima alasan mengapa para Paus secara teratur meminta semua paroki di seluruh dunia untuk mempersembahkan kolekte persembahan liturgi Jumat Agung (yang tahun ini koleksi ditunda karena Covid-19) untuk mendukung Tanah Suci.
- KUSTODIA-KUSTODIA DI TEMPAT KUDUS
Tugas pertama dan paling jelas dari umat Kristen di Tanah Suci, khususnya Kustodi Fransiskan Tanah Suci, yang didirikan oleh Santo Fransiskus dari Assisi delapan abad lalu, adalah untuk melindungi tempat-tempat di mana Yesus tinggal.
Tanpa umat Kristennya, dan khususnya tanpa para Fransiskannya, tempat-tempat di saat-saat penting dalam kehidupan Yesus, yang kini dikunjungi oleh para peziarah, akan tetap terkubur sepanjang sejarah.
Saat ini, penduduk beragama Kristen sebanyak 2% dari orang yang tinggal di wilayah Israel itu. Kehadiran dan aktivitas mereka sangatlah menentukan bagi tempat-tempat ziarah untuk terus membuka pintunya.
2. SAKSI-SAKSI INJIL DI TEMPAT KUDUS
Kalau tidak menjadi museum, tempat-tempat yang disentuh oleh Yesus itu hanyalah akan menjadi bebatuan yang mati. Kehadiran umat Kristiani di Tanah Suci memungkinkan tempat-tempat ziarah itu terus menjadi saksi Injil.
Ketika mengunjungi Makam Suci, Betlehem atau Nazareth, kita menemukan para biarawan Fransiskan dan imam-imam lain yang merayakan sakramen-sakramen, komunitas-komunitas lokal yang menunjukkan keramahan. Tentu saja, mereka menceritakan kepada kita tentang sejarah tempat itu, tetapi yang terpenting, kehidupan mereka memberikan pesan kepada kita pesan bahwa Yesus hidup di sana.
Berkat umat Kristianinya, Tempat-Tempat Suci itu merupakan batu-batu yang hidup, dan memungkinkan ziarah-ziarah ke Tanah Suci menjadi lebih dari sekadar perjalanan wisata: mereka bisa berjumpa dengan Yesus, dengan pesan-Nya, dengan tanah-Nya, dan dengan Gereja-Nya.
3. TANDA PERDAMAIAN DI TENGAH KONFLIK
Di tengah konflik antara orang Israel dan orang Palestina, yang belum menemukan solusi damai, minoritas kecil umat Kristiani saat ini berkontribusi untuk cari jalan pemahaman dan perdamaian.
Para gembala dari umat-umat Kristen, dan khususnya para biarawan Kustodi Tanah Suci, adalah saksi-saksi pesan dialog dan persaudaraan universal yang diumumkan oleh Santo Fransiskus dari Assisi.
4. PENDIDIKAN DI TANAH KUDUS
Keunggulan pusat-pusat pendidikan Kristen di Tanah Suci diakui di wilayah itu. Pusat-pusat pendidikan itu tidak hanya diperuntukkan bagi orang Kristen, tetapi juga menerima siswa-siswa dari agama lain, kebanyakan Muslim.
Ini merupakan tugas fundamental bagi masa depan kawasan ini karena dua alasan. Pusat-pusat pendidikan ini mengizinkan umat Kristen untuk tinggal di negeri ini dan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak mereka; dan mereka membuat umat non-Kristen sejak masa kanak-kanak mengenal pesan perdamaian dan memiliki keunggulan akademis yang sangat diperlukan untuk wilayah tersebut.
5. KARYA-KARYA AMAL KASIH DI TANAH SUCI
Terakhir, kehadiran umat Kristiani sangat penting untuk menjamin bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan bagi penduduk.
Rumah-rumah sakit, apotik-apotik, tempat-tempat penampungan dan pusat-pusat bantuan Kristen merupakan layanan amal kasih. Tanpa pelayanan-pelayanan itu banyak keluarga tidak akan bisa bertahan hidup.
Alasan-alasan ini memungkinkan kita untuk memahami seruan Prefek Kongregasi Vatikan untuk Gereja-Gereja Oriental, ketika dia mengajak semua umat Kristiani agar di hari Minggu ini memberikan “sikap solidaritas guna membantu Tempat-Tempat Suci dan kebutuhan saudara dan saudari kita di tanah air Yesus.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Aleteia)
Artikel Terkait:
Kongregasi Gereja-Gereja Oriental umumkan penundaan kolekte tahunan untuk Tanah Suci