26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Pemimpin Gereja perlu temani orang yang terpaksa melarikan diri dari rumahnya

BERITA LAIN

More

    Kantor Migran dan Pengungsi Vatikan merilis video kelima dari serangkaian video menjelang perayaan tahun ini. Video terbaru berjudul “Terlibat untuk peningkatan.” Dalam video itu, Pastor Noel menceritakan pengalamannya menjadi Pengungsi Internal (IDP) sejak kecil dan kehilangan segalanya.

    Menurut Wikipedia, Pengungsi Internal adalah seseorang yang terpaksa melarikan diri dari rumahnya, tetapi tetap berada di negara asalnya. Mereka sering kali dianggap pengungsi, walaupun dalam hukum internasional pengungsi internal tidak termasuk dalam definisi “pengungsi”.

    Menjadi IDP, kata imam itu, “berarti kehilangan segalanya, hubungan, mata pencaharian, sekolah, persahabatan … semuanya harus dimulai dari awal.” Pastor Noel mengenang saat, kemiskinan membuat dia tidak punya kesempatan yang sama dengan anak-anak lain. Sementara anak-anak lain bermain, dia harus bekerja di klub golf, membawa tas golf untuk mencari nafkah.

    Namun, Pastor Noel mencatat, pengalaman sulit sebagai pengungsi adalah bagian kisah panggilannya, karena ibunya, yang tidak bisa menyekolahkan dia karena kemiskinan, menempatkan dia di asrama dekat Gereja Katolik. Tapi, itu tanda yang baik baginya “ke jalan panggilan untuk menjadi imam.”

    Setelah ditahbiskan sebagai imam, Pastor Noel melihat kembali pengalamannya sendiri, yang membuat dia lebih memahami situasi pengungsi. “Orang-orang IDP benar-benar perlu pujian, pemahaman, terutama dari para pemimpin Gereja,” kata imam itu seraya menambahkan ketika orang-orang IDP datang dan para pemimpin Gereja mau bersama mereka, mereka “bahagia,” dan “merasa aman.”

    Hari Migran dan Pengungsi Sedunia ke-106 dijadwalkan berlangsung 27 September untuk reksa pastoral bagi para pengungsi internal. Pesan Paus Fransiskus untuk perayaan tahunan yang dia dedikasikan itu bertema: “Dipaksa seperti Yesus Kristus untuk melarikan diri.” Refleksinya diilhami oleh pengalaman Yesus sebagai seorang anak dan orang tuanya sebagai pengungsi.

    “Kadang-kadang dalam semangat untuk melayani orang lain, kita gagal melihat kekayaan yang mereka miliki,” kata Paus. “Jika kita benar-benar ingin meningkatkan orang yang kita bantu, kita harus libatkan mereka dan membiarkan mereka menjadi peserta aktif dalam pembebasan mereka sendiri.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI