Menjadi teladan dan contoh orang banyak bukanlah mudah. Semua mata akan tertuju pada kita. Setiap perbuatan dan perilaku kita pasti mendapat sorotan tajam. Kalau berbuat baik orang tidak akan banyak komentar. Sebaliknya, ketika berbuat suatu hal yang kurang tepat, orang lain akan cepat memberikan komentar. Selain itu, ketika menjadi contoh, hidup pun harus benar-benar selaras dengan apa yang dikatakan dan dilakukan. Biasanya mudah dan sangat gampang untuk mengatakan, atau kita tahu teorinya tetapi ketika disuruh melakukannya belum tentu kita mampu. Hari ini, 26 Agustus, kedua bacaan 2Tes. 3:6-10,16-18 dan Mat. 23:27-32 mengajak kita merefleksikan tentang perkataan dan perbuatan yang harus selaras dan senada. Rasul Paulus dalam bacaan pertama menunjukkan bahwa hidup itu perjuangan, usaha dan jerih payah. Hidup yang ada harus memiliki makna. Memang sulit, tetapi dalam kesulitan hidup kita harus terus berjuang dan tidak patah semangat. Berjuang berarti mau berkorban bukan hanya lewat kata-kata tetapi lewat usaha. Bacaan Injil juga mengingatkan, hidup bukan sebatas kata-kata indah tetapi nyata lewat perbuatan. Yesus mengecam orang Farisi karena mereka hanya omong besar. Apa yang dikatakan dan diperbuat sangatlah berbeda. Kita diajak mampu hidup nyata sesuai yang dikatakan dan yang dilakukan. Sahabat, kita mohon rahmat Tuhan agar tidak jatuh seperti orang-orang Farisi yang hanya mampu mengucapkan kata-kata indah dan bagus tetapi tidak melakukannya. Kita mohon juga rahmat Tuhan agar mampu menjalani hidup ini dengan semangat juang. Ketika menghadirkan Allah dan menjadikan-Nya panutan, yang diucapkan dan lakukan haruslah selaras.(FRAY.EL.OP)