Puluhan kebakaran hutan berkobar di seluruh negara bagian California, AS, dan Uskup San Jose Mgr Oscar Cantú menyerukan doa bagi keluarga yang terkena dampak, petugas pemadam kebakaran, dan orang-orang yang pertama bertindak melawan api itu.
“Tuhan menyertai kita,” kata Mgr Cantú. “Dialah tempat perlindungan dan kekuatan kita, terutama di saat-saat kegelapan. Cinta-Nya kepada kita lebih ganas dari api mana pun, lebih kuat dari penyakit apa pun, lebih mantap dari yang tidak diketahui,” kata uskup seraya mengajak umat “memancarkan terang kasih-Nya dengan membantu mereka yang mungkin membutuhkan makanan, tempat berteduh, atau telinga yang berbelas kasih.”
Mgr Cantú mencatat, beberapa sekolah dan paroki keuskupan itu terletak dekat dengan tempat kobaran api. Umat paroki-paroki berupaya membantu umat yang terkena dampak dengan cara apa pun yang memungkinkan. “Jangan pernah kita lupa,” kata Mgr Cantú, “bahwa bersama Yesus Kristus, segala sesuatu mungkin.”
Kebakaran-kebakaran itu melanda hutan-hutan di California Utara dan Tengah. Dua dari kebakaran hutan itu adalah yang terbesar kedua dan ketiga yang pernah tercatat dalam sejarah negara bagian AS itu. Kedua kebakaran itu melanda Wilayah Teluk San Francisco. Di sana, lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi dari rumah mereka.
Akibat sekitar 650 kebakaran berbeda dalam minggu terakhir ini, sedikitnya tujuh orang kehilangan nyawa dan sekitar 700 rumah dan bisnis hancur. Petugas pemadam kebakaran dari seluruh AS ikut memerangi kobaran-kobaran api itu. Mesin pemadam kebakaran dan kru telah tiba dari Texas, Arizona, Montana, Nevada, dan Utah.
Presiden Donald Trump membebaskan dana federal untuk membantu warga California di tujuh kabupaten yang terkena dampak kebakaran itu, dan tanggal 22 Agustus menyatakannya sebagai bencana besar.
Saat api mulai menjilat banyak pintu rumah, Mgr Oscar Cantú mengajak semua umat bersatu dalam doa bagi orang-orang California. Satu kebakaran, yang dikenal sebagai SCU Lighting Complex sedang mengancam bagian-bagian dari keuskupan dari Mgr Cantú, dan merupakan kebakaran hutan terbesar ketiga yang pernah tercatat. Kebakaran itu telah membakar 339.000 hektar, dan hingga Minggu 23 Agustus hanya 10% yang diamankan.
Dalam sebuah pernyataan, Uskup Cantú memuji para petugas pemadam kebakaran dan orang-orang yang pertama bertindak menghalau kebakaran itu karena “berani melawan panas tinggi dan badai api yang tak terduga di medan yang sulit, seringkali dengan pengorbanan pribadi yang besar demi mempertahankan nyawa dan harta benda.”
“Asap beracun mencekik udara dan paru-paru kita,” keluh Mgr Cantú.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Devin Watkins/Vatican News)