Setiap umat beriman Kristiani dipanggil untuk menjadi kudus dan “Jalan menuju kekudusan ditunjukkan dengan keberanian untuk menjadi diri sendiri serta melakukan setiap perbuatan-perbuatan kecil dalam keseharian dengan penuh cinta, ketulusan dan kesederhanaan.”
Ungkapan Paus Fransiskus dalam seruan apostolik Gaudete et Exultate (Bersukacitalah dan Bergembiralah) itu diserukan oleh Uskup Maumere Mgr Edwaldus Martinus Sedu Pr pada pentahbisan empat diakon Karmelit di Kapela Beato Dionisius Wairklau Maumere, 9 Agustus 2020.
Tahbisan secara live streaming itu tidak dihadiri orang tua dan keluarga para diakon. Mgr Edwal didampingi Komisaris Ordo Karmel Indonesia Timur Pastor Stefanus Florianus Buyung OCarm dan Sekretaris Komisariat Pastor Marthen Preskapu Wela OCarm.
Empat diakon yang ditahbiskan adalah Nikolaus Jata OCarm dari Paroki Santo Eduardus Nangapanda Keuskupan Agung Ende, Stefanus Fua Tangi OCarm dari Paroki Roh Kudus Mataloko Keuskupan Agung Ende, Antonius Iki OCarm dari Paroki Santo Fransiskus Xaverius Koting Keuskupan Maumere, dan Fransisko Febriano Wutun OCarm dari Paroki Santo Thomas Morus Keuskupan Maumere.
Sementara itu, tiga hari sebelumnya, tepatnya 6 Agustus, Uskup Weetebula Mgr Edmund Woga CSsR menahbiskan tiga diakon baru di Katedral Weetebula yakni Elfridus Pati Bombo Pr, Ferdinandus Mawo Waku Pr dan Petrus Faber Pattymangoe CSsR.
Mgr Edwal melanjutkan, seorang Karmelit terpanggil untuk “menghayati kekudusan di tengah dunia dalam suka dan dukanya dan memancarkan kekuatan cinta Allah dalam situasi putus asa dan situasi penuh kebencian karena gelora ambisi dan kepentingan diri.”
Oleh karena itu, Uskup Maumere meminta emat diakon baru itu untuk berani keluar dari ketakutan dan berjalan bersama Yesus. “Berani menjadi murid Yesus berarti berani keluar dari ketakutan dan keraguan diri. Dengan tahbisan diakonat berarti cinta Allah harus lebih kuat dari cinta akan kenikmatan duniawi dan kenyamanannya,” tegas Mgr Edwal.
Diakon Antonius Iki OCarm mewakili teman-temannya yang baru ditahbiskan mengutip pepatah Latin “Non sancti quia vocati sed vocati quia sancti” (Bukan karena kudus orang dipanggil tetapi orang dipanggil untuk menjadi kudus).
“Kami sadar dalam perjalanan hidup ini kami bukanlah orang-orang yang seluruhnya kudus. Tapi semenjak kami memutuskan untuk masuk dalam Ordo Karmel, dan kemudian mengambil bagian secara penuh dan definitif, kami menyadari Ordo Karmel akan selalu membawa kami dalam jalan menuju Allah, menuju kepada kekudusan dan persatuan dengan Allah,” kata Diakon Antonius.(PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)