“Menjadi diakon berarti menyadarkan kita akan makna dan karakter manusiawi kita untuk berani memulai sebuah karya pelayanan penuh cinta meski mengorbankan segala kemapanan dan kenyamanan duniawi kita.”
Pesan itu disampaikan Uskup Maumere Mgr Edwaldus Martinus Sedu Pr kepada 20 frater SVD yang dia tahbiskan menjadi diakon dalam Misa live streaming yang berlangsung dengan memenuhi protokol kesehatan pandemi Covid-19 di Aula Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero Flores, NTT, Minggu, 26 Juli 2020.
Dalam Misa, yang didampingi Provinsial SVD Ende Pastor Lukas Djua SVD dan Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero Pastor Frans Cheunfin SVD dan hanya dihadiri anggota komunitas seminari tinggi itu, Mgr Edwaldus Sedu meminta para diakon baru itu untuk belajar mengosongkan diri, belajar mendengarkan bisikan Allah, dan bertolaklah ke tempat yang dalam.
“Kita perlu belajar mengosongkan diri dari segala kemewahan dan kehebatan dunia dengan segala kenikmatannya. Kita perlu menjadi Gereja yang sederhana, tulus, dan berani memohon maaf untuk keangkuhan hidup kita yang kerap kali menjadikan prestasi dan nama besar sebagai target. Gelar, jabatan, dan status bisa menjadi jebakan iblis yang membuat kita jadi sombong,” kata Mgr Edwal seperti dilaporkan oleh Frater Occe Idaman SVD dalam blog Seminari Ledalero.
Mgr Edwal juga meminta mereka untuk belajar mendengarkan bisikan Allah yang hadir dalam keheningan kontemplasi meski dalam situasi bising apa pun. “Seorang putra SVD sejati hendaknya menjadi inspirasi keheningan Sabda Allah dalam setiap perjalanan tugas imamatmu kelak. Karena itu, jangan pernah menyusahkan kongregasi dengan tabiat-tabiat pribadi yang melenceng,” minta uskup.
Mgr Edwal juga meminta mereka “bertolak ke tempat yang dalam yakni menjadi rasul di tengah pergolakan zaman yang kian maju.” Pada saatnya, tegas uskup, “Anda akan tampil dan maju ke depan altar suci dan membawa altar suci lebih dekat ke dalam komunitas dan pastoral pelayananmu. Ingat, tidak boleh membangun sekat-sekat kompetisi dan persaingan yang tidak sehat.”
Para diakon yang ditahbiskan adalah Diakon Agung Iwantinus SVD, Diakon Baku Salu Yanuarius Silwanus SVD, Diakon Bani Florianus Efrem SVD, Diakon Bani Kunses Mikhael SVD, Diakon Bau Mali Simplisius SVD, Diakon Beo Lukas Elminaldo SVD, Diakon Un Berek Yohanes SVD, Diakon Bisu Markus Antonius SVD, Diakon Bria Seran Yasintus Vitalis SVD, Diakon Buku Boruk Metodius SVD, Diakon Daton Seran Zakarias SVD, Diakon Demo Bakang Kamilus SVD, Diakon Jehaut Florianus SVD, Diakon Keon Yuditius Uranius SVD, Diakon Mere Veto Yanuarti Servinus SVD, Diakon Moan Jawa Wempianus SVD, Diakon Narek Untung Marselinus SVD, Diakon Purnomo Sole Modestus SVD, Diakon Tafuli Yanuarius Jemi SVD, dan Diakon Tage Arnoldus Alewandro SVD.
Mereka yang ditugaskan menjalankan praktik diakonat di tiga wilayah keuskupan di Flores, 8 di Keuskupan Agung Ende, 5 di Keuskupan Maumere, dan 7 di Keuskupan Larantuka, telah menerima peringatan dari Mgr Edwal untuk merubah komitmen pelayanan dan kesaksian hidup nyata setiap hari.
Tahbisan diakon, Mgr Edwaldus Martinus Sedu Pr memperingatkan, “bukan prestasi apalagi prestise seperti yang dialami oleh Salomo yang memiliki masa lalu yang serba mewah dan hidup dalam kemapanan serta Paulus yang memiliki masa lalu yang hebat dan hidup dalam kegembiraan duniawi”(PEN@ Katolik/yuven fernandez/paul c pati)