Sebuah surat dari Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFMCap yang diterima Vikaris Yudisial Keuskupan Agung Medan (KAM) Pastor Benyamin Purba OFMCap menunjuk pastor itu sebagai “juru bicara dan moderator Kuria KAM dalam lingkup gerejawi dan sipil “sampai kesehatan memungkinkan kami untuk bertugas kembali.”
Kami yang tertulis dalam surat itu, jelas Pastor Benyamin, ialah “Uskup Agung Medan dan Vikjen KAM” yakni Mgr Kornelius Sipayung OFMCap dan Pastor Michael Manurung OFMCap.
Pastor Benyamin menegaskan lewat siaran Radio Maria Medan dan YouTube Komisi Komsos KAM yang dirilis 19 Juli 2020 bahwa Mgr Sipayung masuk rumah Sakit Elisabeth Medan, 13 Juli 2020, dan pindah ke Rumah Sakit Martha Friska Medan, 14 Juli 2020, “dan laporan kemarin kondisi stabil, mandi sendiri, makan baik,” dan hasilnya seperti disampaikan oleh Dokter Fransiskus Ginting, “beliau positif” mengidap Covid-19 berdasarkan tes PCR” (polymerase chain reaction). Penjelasan itu, tegas Pastor Benyamin, “bukan menakut-nakuti atau menggentarkan hati kita tetapi untuk kita tahu.”
Juga dijelaskan, Vikjen Pastor Michael Manurung yang masuk Rumah Sakit Elisabeth, 7 Juli 2020, dan Sekretaris Jenderal Pastor Frans Borta Rumapea OCarm masuk rumah sakit 13 Juli 2020, keduanya “positif” tertular Covid-19 berdasarkan pemeriksaan PCR.
Yang juga positif berdasarkan pemeriksaan PCR dan berada di rumah sakit adalah Vikaris Episkopal Pro Religius Pastor Romualdus Nairun CMF, Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Pastor Jodgy Morison Turnip Pr, dan seorang karyawan Melina Marbun. Sedangkan yang belum ada hasil namun sudah berada di rumah sakit adalah Christiana, seorang karyawati.
Sementara itu, jelas Pastor Benyamin, Pastor Petrus Simarmata Pr yang mengurusi Top Pastoral Priority KAM dan Pastor Fernandus Saragi Pr yang mengurusi harta benda KAM “masih tinggal di kamarnya, belum ada tanda-tanda.” Mereka berdua, lanjut imam itu “nampaknya melakukan isolasi mandiri.” Isolasi mandiri juga dilakukan Suster Emmanuella Ginting, yang bersama Melina dan Christiana adalah pengurus rumah tangga.
“Ini informasi untuk menolong kita, karena virus ini begitu kencang. Bagi mereka yang bertemu sejak 1 Juli 2020 harap mengambil sikap sendiri, entah berkonsultasi dengan dokter setempat,” kata Pastor Benyamin dengan berharap wabah ini tidak menjadi ketakutan dan tidak merengut cara memanusiakan sesama.
Rumah KAM dihuni oleh Mgr Sipayung, Pastor Mihael Manurung, Pastor Borta Rumapea, Pastor Jodgy Turnip, Pastor Petrus Simarmata, dan Pastor Fernandus Saragi. Pada siang hari mereka ditemani 16 karyawan (dapur 3 orang, keuangan 5 orang, sekretariat 5 orang, tukang kebun 1 orang, satpam 2 orang).
Selain mengedepankan aspek material seperti menjaga perilaku, hidup sehat dengan mengenakan masker, menjaga jarak satu master, bahkan dua meter untuk di Kota Medan, cuci tangan dengan air mengalir, olahraga rutin dan asupan bergizi, imam itu menegaskan bahwa “yang terpenting adalah aspek non-material perlu dipelihara seperti etika sosial kita terhadap sesama yang tercermin dari sikap peduli, saling pengertian, sadar dengan lingkungan sosial kita.”
Covid-19, tegasnya, mungkin bisa merengut nyawa manusia, “tetapi ada satu hal yang tak bisa direngut yakni kemanusiaan kita,” maka “marilah kita menemani uskup kita, para karyawan dan empat pastor kita dalam doa-doa kita. Tak ada gunanya saling mempersalahkan. Kita doakan mereka karena proses sedang berjalan, bisa panjang bisa pendek. Walaupun kita tidak bertatap muka, walaupun kita tidak berjabat tangan, izinkan mereka beristirahat. Suatu waktu, kita akan bertatap muka, kita bisa bercanda, kita bisa bersalaman, tetapi sekarang kita mendoakan mereka dan memohon kepada Tuhan agar intervensi medis dan obat-obatan yang mereka konsumsi sungguh meringankan mereka.”(PEN@ Katolik/paul c pati)
Dasar penulisan berita ini: