27.3 C
Jakarta
Wednesday, April 17, 2024

Uskup AS mengecam penghancuran patung Santo Junipero Serra

BERITA LAIN

More
    Sebuah patung Sangto  Junipero Serra di San Gabriel, California (AFP)
    Sebuah patung Sangto Junipero Serra di San Gabriel, California (AFP)

    Malam itu, 4 Juli 2020, sekerumunan orang di Sacramento, ibukota Negara Bagian California, menghancurkan patung Santo Junipero Serra. Seorang pengunjuk rasa membakar wajah patung itu sebelum kelompok itu menjatuhkannya dan memukulnya dengan palu godam. Kantor-kantor berita lokal melaporkan kerumunan itu meneriakkan, “Bangkitlah, bangsaku, bangkitlah” seraya melompat dan menari di atas patung Orang Kudus itu. California Highway Police pun turun tangan membubarkan kelompok itu, dan memulai penyelidikan.

    Uskup Sacramento Mgr Jamie Soto menanggapi tindakan itu dengan mengeluarkan pernyataan 5 Juli 2020. “Tindakan kelompok itu mungkin dimaksudkan untuk menarik perhatian pada kenangan sedih dan marah atas masa lalu California, tetapi tindakan perusakan ini tidak banyak membangun masa depan,” kata uskup. Uskup menambahkan, “kerja keras untuk mengatasi wabah rasisme tidak boleh digugurkan oleh penjarahan malam hari,” dan “Dialog tidak boleh kalah pada vandalisme.”

    Santo Junipero Serra adalah misionaris Katolik dari Spanyol (1713-1784) yang berasal dari Ordo Fransiskan. Imam itu mendirikan beberapa misi Spanyol di California, membantu mengkatolikkan ribuan penduduk asli Amerika dan memperkenalkan teknik pertanian baru. Paus Fransiskus mengkanonisasi Pastor Serra 25 September 2015 di Washington DC, dalam Perjalanan Kerasulannya ke Amerika Serikat. Sementara orang mengkritik warisan Orang Kudus itu dan menyebutnya sebagai simbol penjajah Eropa.

    Uskup Soto mengakui “warisan memilukan” pada masa kolonial itu. “Sudah pasti penduduk asli California mengalami penderitaan besar selama periode kolonial dan kemudian menghadapi kengerian genosida yang disetujui pemerintah di bawah Negara Bagian California yang baru lahir.” Uskup Soto juga mengatakan, Pastor Serra bekerja di bawah sistem kolonial tetapi dia “mencela kejahatan-kejahatan kolonial dan bekerja untuk melindungi martabat penduduk asli.” Maka uskup itu meminta agar “kekudusannya sebagai seorang misionaris tidak diukur dengan  ketidakmampuannya menghentikan eksploitasi atau bahkan kesalahan pribadinya sendiri.”

    Patung Santo Serra Sacramento adalah yang ketiga yang dirobohkan di California oleh para demonstran dalam beberapa pekan terakhir. Yang satu digulingkan di San Francisco dan satu lagi di Los Angeles, keduanya tanggal 19 Juni. “Semua monumen tidak sempurna seperti juga upaya kita untuk berbuat sesuai cita-cita pendiri Amerika,” tegas Mgr Soto. “Tugas utama kita membangun komunitas, bukan menghancurkannya.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Devin Watkins/Vatican News)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI