Hong Kong merayakan ulang tahun ke-23 kemerdekaannya dari pemerintahan Inggris tanggal 1 Juli, dan sehari sebelumnya, 30 Juni 2020, Cina mulai memberlakukan undang-undang keamanan baru di Hongkong. Undang-undang itu berupaya mengekang perbedaan pendapat, terorisme, dan campur tangan asing baik di daratan maupun di Hong Kong.
Sebelumnya, Administrator Apostolik Hong Kong Kardinal John Tong Hon mengeluarkan pesan seorang gembala yang menekankan pentingnya persatuan. Surat kabar keuskupan Kung Kao Po mengutip, 28 Juni 2020, Kardinal Tong mengatakan bahwa prioritas pertamanya adalah “mempertahankan persatuan di Gereja”.
Kardinal itu merujuk doa Yesus sendiri untuk persatuan di malam sebelum kematian-Nya. Yesus, kata kardinal itu, “berdoa kepada Bapa Surgawi pada Perjamuan Terakhir supaya ‘mereka menjadi satu’ (Yohanes 17:11).” Kardinal Tong ikut berharap agar bahwa bangsa itu “dapat bersatu” tanpa melihat sikap individu.
Dalam wawancara sebelumnya, Kardinal menyentuh topik kebebasan beragama. Dalam hal itu, kardinal yakin “undang-undang keamanan nasional itu tidak akan berdampak negatif pada kebebasan beragama.” Keyakinan ini berdasarkan pada fakta bahwa “Pasal 32 Undang-Undang Dasar menjamin kebebasan berkeyakinan dan kebebasan beragama, berkhotbah, dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di depan umum.”
Selain itu, kardinal menyatakan, Gereja hendaknya masih bisa berperan serta dalam “urusan sosial” negara. Kardinal itu juga menyebut Pasal 141 Undang-Undang Dasar yang “menetapkan bahwa pemerintah daerah tidak boleh ikut campur dalam urusan internal organisasi-organisasi keagamaan atau membatasi kegiatan-kegiatan keagamaan, dan mereka dapat terus menjalankan sekolah dan pelayanan sosial.”
Kardinal Tong juga menjelaskan, hubungan antara Keuskupan Hong Kong dan Tahta Suci “mungkin menjadi perhatian banyak orang.” Namun, jelas kardinal itu “hubungan” ini harus “dipandang sebagai masalah internal Gereja Katolik,” bukan sebagai “kolusi dengan kekuatan asing.”
Tentang hubungan antara Cina itu sendiri dan Tahta Suci, Kardinal Tong menekankan “telah terjadi pertukaran persahabatan antara Cina dan Tahta Suci, dan Gereja kami fokus pada dimensi spiritual dan perhatian pastoral bagi umat paroki.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Suster Bernadette Mary Reis fsp/Vatican News)
Artikel Terkait:
Kardinal Zen tak yakin ada kebebasan beragama di Hong Kong menurut UU Keamanan baru