Sepanjang tahun liturgi, Gereja Katolik biasanya merayakan pesta atau hari raya orang-orang kudus pada hari kematian mereka atau hari kelahiran mereka ke dalam kehidupan kekal. Namun, ada juga pengecualian, yakni hari raya Santo Yohanes Paulus II yang dirayakan setiap tanggal 22 Oktober, ulang tahun pemilihannya sebagai paus.
Meskipun demikian, Gereja merayakan tiga kelahiran dalam liturgi yakni kelahiran Yesus (25 Desember), Kelahiran Maria (8 September); dan kelahiran Yohanes Pembaptis (24 Juni).
Kelahiran Yesus jelas merupakan pesta utama bagi umat Katolik, karena merayakan hari saat dunia melihat wajah Allah yang menjadi manusia. Pesta ini dilengkapi dengan peristiwa sembilan bulan sebelumnya, yakni Hari Raya Kabar Sukacita, 25 Maret, saat kita merayakan momen Inkarnasi benar-benar terjadi, ketika Yesus dikandung dalam rahim Maria.
Perayaan ulang tahun Bunda Maria juga merupakan salah satu kekayaan bagi umat Katolik. Dan sama seperti Natal yang dikaitkan dengan pesta sembilan bulan sebelumnya, demikian juga perayaan ulang tahun Perawan Maria 8 September mengingatkan sembilan bulan lalu, 8 Desember, ketika kita merayakan saat Maria dikandung dalam rahim ibunya, Santa Anna. Maria tidak berdosa. Dia dikandung tanpa noda.
Ulang tahun Yohanes Pembaptis juga kaya akan simbolisme. Sekali lagi, kita melihat hubungan tanggal. Ulang tahun Yohanes, 24 Juni, adalah enam bulan sebelum vigili Natal, 24 Desember, karena Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa saudara perempuannya sedang hamil enam bulan, artinya Yohanes enam bulan lebih tua dari Yesus.
Tentu saja Yohanes bersama ibunya menerima perhatian khusus dari Maria. Baru saja ia mengandung mengandung Anak yang dikandung oleh Roh Kudus, “Maria berangkat dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk rumah Zakharia dan memberi salam Elizabeth. Ketika Elizabeth mendengar salam Maria, melonjaklah anak (yaitu, Yohanes Pembaptis) dalam rahimnya.” Elizabeth memberi tahu sepupunya yang lebih muda apa yang terjadi, “Karena ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.”
Tradisi Gereja menyatakan, dalam pertemuan sepupu-sepupu kecil ini sebelum mereka lahir, Yohanes dipenuhi dengan Roh Kudus dan dengan demikian ia dilahirkan sudah dimurnikan dari dosa asal. (Kita melihat dalam Lukas 1:15 bagaimana Malaikat Gabriel memberitahukan kepada ayah dari Yohanes, Zakharia, “Bahkan sejak dari dalam kandungan ibunya, ia akan dipenuhi oleh Roh Kudus.”
Pada gambar-gambar di bawah ini, Anda bisa lihat Benteng Herodes. Tradisi mengklaim di tempat inilah kepala Pembaptis dipenggal.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Aleteia)