Selasa, November 5, 2024
33.6 C
Jakarta

Para uskup Eropa dan AS berdoa sebelum pertemuan membahas kontrol senjata nuklir

Paus Fransiskus di  Hiroshima, Pertemuan untuk Perdamaian, 24 November 2019 (Vatican Media)
Paus Fransiskus di Hiroshima, Pertemuan untuk Perdamaian, 24 November 2019 (Vatican Media)

Para uskup Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengajak semua umat Katolik dan umat beriman untuk berdoa untuk “dialog bermanfaat yang akan meningkatkan kontrol dan pelucutan senjata yang diperlukan” dan meningkatkan “dunia yang lebih damai dan adil.”

Permohonan itu disampaikan para uskup itu dalam pernyataan bersama Jumat 19 Juni 2020 menjelang pertemuan para pejabat senior dari AS dan Rusia di Wina, Austria, yang dijadwalkan 22 Juni, dengan tujuan untuk membahas “kontrol senjata nuklir dan nasib perjanjian pengurangan senjata strategis baru (New START Treaty).”

Pernyataan itu ditandatangani oleh ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja AS Uskup Rockford, Illinois, Mgr David J Malloy, dan Ketua Komisi Hubungan Eksternal Uni Eropa dari Konferensi Waligereja Eropa Uskup Vilkaviškis, Lithuania, Mgr Rimantas Norvila.

Dalam pernyataan itu, para uskup menulis, “jika New START Treaty dibiarkan berakhir Februari 2021, maka untuk pertama kalinya sejak 1972, AS dan Rusia tidak akan memiliki batasan yang mengikat dan dapat diverifikasi secara hukum tentang persenjataan nuklir strategis mereka.” Ini mungkin, tulis para uskup, “juga memiliki implikasi signifikan bagi keamanan Eropa dan perdamaian global.”

Mengutip pernyataan bersama lainnya dari para uskup Eropa dan AS tahun 2017, para uskup itu menyatakan, kengerian perang nuklir telah dilupakan oleh banyak orang sejak akhir Perang Dingin. Tapi, lanjut pernyataan itu, “perkembangan geopolitik baru-baru ini mengingatkan kita bahwa dunia kita tetap dalam bahaya besar.”

Mereka melukiskan suasana sekitar pertemuan mendatang itu sebagai “suasana yang semakin multipolar dan kompleks.” Doa mereka semoga pertemuan itu “ditandai dengan kebijaksanaan, membangun kepercayaan, dan kerja sama dalam menjadikan kontrol senjata dan pelucutan senjata nuklir sebagai prioritas utama.”

Mengakhiri pernyataan itu, para uskup mengulangi kata-kata Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Jepang 24 November 2019. Pada kesempatan itu, Paus menyatakan keinginannya agar “doa, kerja yang tak kenal lelah dalam mendukung perjanjian, dan ketegasan berdialog menjadi ‘senjata’ paling kuat.” Hal-hal itu, tegas Paus, akan menjadi sumbangan untuk “membangun dunia keadilan dan solidaritas yang bisa memberikan jaminan perdamaian yang otentik.”

New START Treaty, menurut situs web Departemen Luar Negeri AS, adalah “Perjanjian antara AS dan Federasi Rusia tentang Langkah-Langkah Pengurangan Lebih Lanjut dan Pembatasan Senjata-Senjata Serangan Strategis.” Perjanjian itu mulai berlaku 5 Februari 2011.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini