Para frater juarai lomba menulis lima tahun terbitnya Laudato Si’ oleh JPIC OFM Indonesia

0
2335

 

Rikardus Mantero dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero,
Juara kedua lomba menulis artikel ilmiah, Rikardus Mantero, dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere, NTT

Website Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) OFM Indonesia 15 Juni 2020 menurunkan pengumuman Hasil Lomba Menulis Artikel Ilmiah, Artikel Populer, dan Videografis dalam Rangka Memperingati Ulang Tahun ke-5 Ensiklik Laudato Si’ yang dilakukan lembaga itu.

Dari 30 peserta yang dinilai oleh Dosen Teologi Dogmatik di STF Driyarkara Pastor Andreas B Atawolo OFM sebagai juri pertama dan Dosen Filsafat di STF Driyarkara Pastor Hieronimus YD Rupa OFM, juri kedua, Yulianus Niba dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang, Jawa Timur, meraih nilai 79,5 untuk tulisan “Ketika Sumber Air Bersih Menuju Kepunahan (Tinjauan Berdasarkan Laudato Si’ Artikel 31).”

Sedangkan juara kedua dengan nilai 79,1 diraih oleh Rikardus Mantero dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere, NTT, dengan tulisan “Relevansi Laudato Si’ terhadap Krisis Lingkungan Hidup di Indonesia,” dan juara ketiga dengan nilai 79 oleh Sirilus Stefanus Bau dari Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere, NTT, dengan tulisan “Laudato Si’ Menjawabi Krisis Ekologis.”

Dalam tulisannya, kata Rikardus Mantero kepada PEN@ Katolik, dia menulis tentang munculnya RUU Omnibus Law di tengah kehancuran lingkungan hidup Indonesia yang berpotensi membuka investasi besar-besaran. “Ketika potensi ini jadi nyata, otomatis lingkungan hidup di Indonesia akan dieksploitasi besar-besaran, meskipun pemerintah mengelak dengan alasan RUU Cipta Lapangan Kerja,” kata frater asal Manggarai itu.

Mantero berpendapat, ensiklik yang ditulis Paus Fransiskus itu berfaedah untuk menjawab semua hal yang akan merusak lingkungan hidup Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Salah satu solusi menarik yang ditawarkan Paus, kata Mantero, adalah Ekologi Integral yang mencakup Ekologi Ekonomi, Lingkungan Hidup, Sosial dan Budaya. “Guna menangani krisis lingkungan hidup di Indonesia, Ekologi Integral cocok dan sangat tepat menangani krisis lingkungan hidup secara komprehensif,” tegas Mantero.

Tanggal 24 Mei 2015, Paus mengeluarkan ensiklik “Laudato Si’: Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama” yang mengajak semua pihak untuk lebih peduli dengan planet bumi yang kian hari mengalami krisis dan kerusakan parah. Tahun ini, Paus ajak semua pihak terlibat dalam Pekan Laudato Si’ (16-24 Mei)  sebagai bentuk perayaan lima tahun ensiklik itu.

Menanggapi ajakan Paus dan “menyadari situasi dunia yang dilanda pandemi Covid-19,” JPIC-OFM Indonesia mengadakan tiga lomba itu “agar semakin banyak pihak mengenal dan mendalami kekayaan ajaran yang terdapat dalam ensiklik Laudato Si’.”

Kalau lomba Artikel Ilmiah dimenangkan oleh para frater, lomba Artikel Popular dengan 16 peserta dimenangkan para seminaris. Juara I, Evaristus Dwiputra Rodriques Adu dari SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, NTT, dengan judul “Dunia di Tengah Krisis Ekologi: Dari Seruan Menuju Gerakan Pertobatan,” Juara II, Valentino Elvis Halyo dari SMAK Seminari Santo Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, dengan judul “Laudato Si’: Sebuah Seruan untuk Pemulihan Ibu Bumi,” Juara III, Fransisco Salvedorein Pondang (SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, dengan judul “Tambang, Laudato Si’, dan Gereja (Meneropong Tambang Lingko Lolok dengan Ekologi Integral ala Laudato Si’ serta Menakar Peran Gereja).”

Para juri lomba Artikel Popular adalah Direktur JPIC-OFM Indonesia antara lain Pastor Alsis Goa Wonga OFM dan Koordinator Dapur Spiritualitas OFM-Indonesia Pastor Agustinus Nggame OFM.

Lomba Videografis dijuarai Herman Sriwijaya dengan link https://youtu.be/75wWPAc1idQ, Lanang Naditia juara kedua dengan link https://youtu.be/Ats7hJqIH30 dan Leo Billy juara ketiga dengan link https://youtu.be/UCqSKSIo7Lg. Para jurinya adalah Film Maker dan Inisiator Papuan Voices Wensislaus Fatubun, dan Jurnalis serta Video Maker Aditya Mahendra.

Menurut panitia penyelenggara, peserta lomba-lomba itu berasal dari berbagai tempat, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. “Semua terlibat dengan karya-karya yang menunjukkan kepedulian terhadap Bumi sebagai rumah kita bersama. Namun, karena konsep yang dirancang adalah perlombaan, panitia menetapkan tiga karya terbaik dari masing-masing jenis perlombaan berdasarkan penilaian obyektif dan independen dari para juri,” tulisnya.(PEN@ Katolik/paul c pati/yuven fernandez)

Pengumuman-Pemenang-Artikel-Ilmiah-420x420

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here