Uskup Agung Jakarta Mgr Leo Soekoto SJ pada suatu hari memanggil Pastor Lambertus Martinus van den Heuvel Sugiri SJ dan meminta imam itu menemukan apa yang bisa disumbangkan oleh Gerakan Karismatik bagi Gereja di Indonesia. Maka, melalui refleksi dan discernment, Pastor Sugiri mulai mengajak umat berdoa menggunakan Kitab Suci. Gereja tidak boleh terlambat memperkenalkan Kitab Suci sedini mungkin kepada umat. Caranya adalah menggunakan Kitab Suci sebagai bahan doa.
Provinsial Serikat Jesus (SJ) Provinsi Indonesia (provindo) Pastor Petrus Sunu Hardiyanta SJ menceritakan jawaban Pastor Sugiri kepadanya saat dia bertanya pengalaman Pastor Sugiri dalam menemani umat yang aktif dalam Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK).
Cerita itu dibacakan dalam Misa Requiem secara online untuk Pastor Sugiri yang dipimpin Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Ignatius Kardinal Suharyo di Gereja Theresia Jakarta, 11 Juni 2020, yang disiarkan oleh HIDUP tv. Pastor Dedo Romo FX Dedo da Gomez SJ dan Pastor Hani Albertus Hani Rudi Hartoko SJ serta dua imam lain mendampingi kardinal. Pastor Sugiri, yang bertugas sebagai moderator Gerakan Kerohanian Putri Sion Jakarta, meninggal hari itu di RS Abdi Waluyo Jakarta, pukul 06.45 WIB.
Kardinal Suharyo menegaskan, “Kita semua berduka cita atas wafatnya Pastor Sugiri,” dan berterima kasih kepada Serikat Jesus Provindo yang menempatkan Pastor Sugiri di KAJ hampir sepanjang pelayanannya. “Kegembiraan almarhum adalah melayani dan kegembiraan itu pasti semakin mendalam ketika melihat buah-buah pelayanan itu, yaitu pertumbuhan seluruh umat dalam iman, pengharapan dan kasih, khususnya pembaharuan-pembaharuan dalam Gereja lewat pelayanan PKK,” kata kardinal.
Provinsial SJ melanjutkan, Pastor Sugiri melakukan pewartaan Kabar Gembira yang dimulai dari sumber paling mendasar, Kitab Suci, dan dihidupi melalui doa-doa yang merupakan irama hidup harian umat. Dan, lanjutnya, “saat ini di KAJ dan berbagai keuskupan, umat mengenal Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP), Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP), School by the Spirit (SBS), yang menggerakkan banyak umat dan jadi sarana sederhana dan kokoh untuk mengalami Kabar Gembira dan membagikannya pada orang lain.”
Semua itu, tegas Pastor Sunu Hardiyanta, “adalah buah ketekunan dan refleksi mendalam Pastor Sugiri bagi Gereja, dan Gerakan PKK jadi gerakan sederhana yang melibatkan umat dan menjadi gerak otentik yang menghidupkan Kabar Gembira yang didalami melalui doa-doa yang bersumber pada Kitab Suci.”
Tahun 2017, dalam pembicaraan hati ke hati dengan provinsial, Pastor Sugiri menyatakan “sudah cepat capek.” Tapi, Pastor Sugiri masih merasakan dorongan untuk terus membawa Kabar Gembira, Injil, dan “menemukan cara baru dengan melukis, yang selama ini belum mendapat perhatian. Maka, dibimbing seorang sahabat, Pastor Sugiri belajar melukis dan menemukan cara baru berbagi pengalaman kegembiraan, menghidupi Kabar Gembira dan menuangkan pengalaman doanya dalam lukisan.”
Saat pendoa itu berdoa dan mendapat inspirasi, dia akan menuangkannya dalam lukisan, jelas imam itu. Pastor Sugiri “hingga hari ini sudah melukis sebanyak 310 lukisan yang merupakan buah doa,” kata imam itu.
Imam itu yakin, kegembiraan Pastor Sugiri dalam menjalani hidup panggilan dan perutusan menjadi anugerah melimpah bagi Gereja dan SJ. “Kesederhanaan, persahabatan yang menyenangkan, kedalaman hidup rohani yang dipelihara melalui doa telah menggerakkan banyak sekali orang untuk mengalami dan berbagi Kabar Gembira,” tegasnya.
Di depan altar, tepatnya di sebelah kanan peti jenazah ditempatkan lukisan terakhir yang dibuat Pastor Sugiri dengan judul “Colourful Land and Sea.” Menurut Pastor FX Dedo da Gomez SJ, yang diminta kardinal untuk memberikan homili karena menemani Pastor Sugiri selama emat tahun terakhir hidupnya, Pastor Sugiri membuat gambar itu “supaya bisa melihat masa depan.”
Menurut Pastor Dedo seperti imam SJ paling sepuh di Indonesia itu, sudah sejak dulu dia mau jadi seniman pelukis, namun ”pemimpin selalu mengatakan tak ada Jesuit jadi pelukis atau seniman, maka dia urungkan.” Banyak lukisannya berbicara tentang kemanusiaan dan keindahan. “Tapi waktu saya tanya mengapa melukis dia menjawab, ini bagian pewartaan. Selalu dia tekankan bahwa seluruh hidupnya adalah pewartaan,” kata Pastor Dedo.
Selain melukis, Pastor Sugiri membaca banyak sekali “dan di bagian terakhir hidupnya dia membaca banyak buku psikologi terutama tentang brain dan mind dari sudut psikologi, dan dia bercerita kalau tidur otak kita tak pernah berhenti. Ternyata otaknya seimbang antara otak kiri dan kanan, hidupnya jadi dinamis, maka tidak heran dia berusia mendekati 90 tahun. Dan sampai titik darah terakhir dia memperlihatkan perjuangan hidupnya itu.”
Mengenang Pastor Sugiri yang di usia 88 tahun masih operasi by pass dan saat jantungnya dikembalikan langsung berdetak lancar, Pastor Dedo mengatakan “betapa dia sangat kuat dan dinamis.” Karena ingin tahu mengapa begitu, “saya temukan dalam teks tentang roh yang melayang-layang, roh yang dinamis, roh itulah yang memberi kehidupan dan itu menjadi spirit,” kata imam itu seraya mengingat frase yang tak pernah ditinggalkan Pastor Sugiri dalam setiap pertemuan komunitas: Roh Allah, Roh Kristus. “Jadi masuk akal, dia dalam kehidupannya berkiprah di dunia karismatik.”
Setelah Misa Requiem dan pemberkatan jenazah di Gereja Santa Theresia Jakarta oleh Kardinal Suharyo, diadakan pula Misa Pelepasan 12 Juni 2020, pukul 09.00 WIB, di tempat yang sama, kemudian Kremasi, pukul 13.00 WIB, di Rumah Duka Oasis Lestari, Tangerang. Selaras dengan protokol SJ tentang penghormatan jenazah, Misa Requiem dan pemakaman atau kremasi, dan mengikuti arahan pemerintah di masa ini, umat hanya boleh mendoakan dan mengikuti Misa Requiem secara live streaming dari tempat masing-masing.
Pastor Sugiri, yang menghayati imamat sebagai gembala dan kawan di banyak pelayanan paroki dan kategorial terutama karismatik, lahir di Nistelrode, 23 Desember 1930, dari pasangan Petrus Henricus van den Heuvel dan Johanna van Nistelroij. Dia dibaptis di hari kelahirannya dan menerima Sakramen Krisma di usia 10 tahun (26 Juni 1940). Pendidikan dasar hingga menengah ia tempuh di Belanda. Setamat Gymnasium A, Kolese Santo Norbertus Heeswijk, Belanda, ia melamar menjadi anggota SJ.
Dia memulai novisiat di Nijmegen, 7 September 1951 dan ucapkan kaul pertamanya 7 September 1953 di Novisiat Santo Stanislaus, Girisonta, Ungaran. Selesai novisiat, ia melanjutkan tahap formasi Yuniorat (1953-1955) di Novisiat Santo Stanislaus. Setelah itu Frater Sugiri menempuh formasi filsafat di Yogyakarta (1955-1958).
Tahap Orientasi Kerasulan (TOK) dijalani sebagai sub-moderator dan guru bahasa Latin di Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan (1958-1961). Sesudahnya, Frater Sugiri menjalani formasi teologi di Yogyakarta (1961-1965). Tahbisan tonsura dan tahbisan rendah diterimanya 24 Juli 1958 di Ambarawa dari tangan Mgr Soegijapranata SJ. Tahbisan sub-diakon 9 April 1964 di Yogyakarta oleh Kardinal Darmoyuwono, dan tahbisan imamat 31 Juli 1964, di Yogyakarta, dari tangan Kardinal Darmoyuwono. Lalu, Pastor Sugiri membantu pelayanan pastoral di Yogyakarta dan sekitarnya.
Pastor Sugiri menjalani formasi tersiat di Muenster, Jerman, September 1965-Mei 1966, di bawah bimbingan Pastor Stein SJ. Tanggal 2 Februari 1969, Pastor Sugiri mengucapkan kaul akhir dengan gradus coadiutor spiritualis di Gereja Santo Antonius, Purbayan, Surakarta, dan diterima oleh Pastor J Mulder SJ. Pastor Sugiri tak mau berhenti belajar. Di samping tugas utama sebagai pastor paroki, dia rajin mengikuti aneka kursus imam, workshop katekis, pekan pastoral, refresher courses, juga memberi retret bagi para imam, religius, Kongregasi Maria, dan penyegaran katekis baik di Jawa maupun di luar Jawa.
Pastor Sugiri pernah menjadi Minister di Kolese Kanisius Jakarta 1966-1967, Pastor Rekan Paroki Purbayan Surakarta 1967-1973, Pastor Paroki Dirjadipuran Surakarta 1973-1976, Pastor Paroki Mangga Besar Jakarta 1976-1984, Pastor Moderator Diosesan dan Kerohanian Karismatik Katolik Jakarta 1984-1995, Pastor Rekan Paroki Katedral Jakarta 1995-2004, Pastor Kepala Paroki Santa Theresia Jakarta 2004-2009, Pastor Rekan Paroki Santa Theresia Jakarta 2009-2018, Pastor Moderator Gerakan Kerohanian Putri Sion Jakarta 2009-sampai wafatnya.(PEN@ Katolik/pcp/aop/km)
Semua gambar di atas merupakan tangkapan layar dari Video YouTube HIDUP tv