“Anda sudah jadi pastor, jadi jangan macam-macam. Saya selalu menyampaikan kepada para pastor bahwa modal yang dimiliki bukanlah otak. Tetapi mulut agar lebih jelas bicara kepada umat sebagai pewarta. Karena kadang kala umat tak mendengar secara jelas apa yang disampaikan pastor saat sedang berkhotbah.”
Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengatakan hal itu dalam sambutan setelah mentahbiskan dua imam dan dua diakon di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Merauke, 24 Januari 2020. Dua imam yang ditahbiskan adalah Pastor Randy Arnolduz Putra Lau Pr dan Pastor Rudolf Dayu Wicahyo MSC, sedangkan dua diakon adalah Diakon Emanuel Da Santo Meo Djogo Pr dan Diakon Valentinus Generosus Nuga Pr.
Pentahbisan diawali arak-arakan tarian adat Papua, kemudian Pastor Rudolf Dayu Wicahyo MSC diantar oleh keluarga dengan adat Jawa, sementara Pastor Randy Arnolduz Putra Lau Pr, Diakon Emanuel Da Santo Meo Djogo Pr, dan Diakon Valentinus Generosus Nuga Pr diantar dengan tarian adat Timor, NTT oleh keluarga.
Dalam sambutan, Mgr Mandagi menyampaikan proficiat kepada dua imam dan dua diakon yang ditahbiskan dan berpesan agar mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik. Mgr Mandagi juga berterima kasih kepada orangtua yang rela memberikan anaknya bagi Gereja
Mgr Mandagi telah membuat beberapa perubahan di Keuskupan Agung Merauke. “Ini menjadi kesempatan bagi para imam untuk merubah diri dan terus memberikan laporan keuangan kepada keuskupan,” kata Mgr Mandagi yang juga bercita-cita melahirkan lebih banyak imam Orang Asli Papua (OAP) untuk masa depan Keuskupan Agung Merauke.
“Saya masih mengharapkan ada banyak OAP yang jadi pastor. Saya sudah persiapkan itu. Umat Keuskupan Agung Merauke bangga dengan adanya dua pastor baru. Berarti kita bertambah tokoh agama,” tegas Mgr Mandagi.
Ditegaskan, saat ini ketua-ketua komisi keuskupan sudah dipegang oleh para pastor. “Bukan saya singkirkan awam. Kalau ketua komisi adalah pastor, uskup langsung kuasai. Yang tidak benar langsung diganti. Tapi kalau awam, saya juga berpikir panjang karena ada keluarga,” kata uskup seraya menegaskan keberadaan tokoh agama sangatlah penting untuk membangun perdamaian.
“Saya mau mengatakan betapa penting adanya tokoh agama, bukan hanya Katolik, tetapi Islam, Protestan, Hindu dan Budha. Karena diharapkan, tokoh-tokoh agama membangun perdamaian, membawa persatuan dan kenyamanan,” kata Mgr Mandagi dalam jumpa pers di Katedral Merauke pada hari yang sama.
Uskup juga berharap para tokoh agama tidak saling menghina atau merendahkan agama lain, tetapi harus bersama-sama membangun perdamaian. “Banyak tokoh agama di Indonesia yang menghina agama lain, tetapi saya berharap itu tidak terjadi di Merauke,” kata Mgr Mandagi yang bersyukur bahwa keuskupan itu mendapatkan dua pastor baru.
Wakil Provinsial MSC Provinsi Indonesia Pastor Agustinus Handoko MSC berterima kasih kepada Mgr Mandagi yang mentahbiskan salah satu imam MSC dan berterima kasih kepada orangtua dari Pastor Dayu yang menyerahkan anaknya kepada Tarekat MSC. “Saya ingatkan kepada Romo Dayu untuk setia kepada panggilan imamatnya dan tetap menjadi berkat sebagaimana hari ini. Untuk umat sekalian, saya titipkan imam kami, Dayu. Seandainya jalannya miring-miring, tolong ditegur,” kata Pastor Handoko.
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke Daniel Pauta berharap umat Katolik terus dukung para imam dan menyampaikan koreksi jika mereka melakukan kesalahan. “Kalau pastor salah langkah, umat harus mengingatkan, jangan malah menyeretnya masuk jurang. Kita berharap dua imam dan dua diakon ini setia kepada panggilan dan jadi mitra pemerintah di mana pun ditempatkan. Jalin hubungan baik dengan pemerintah dan semua orang. Mudah-mudahan sinergi antara Gereja dan pemerintah terus berjalan,” kata Sekda.
Pastor Rudolf Dayu Wicahyo MSC ditugaskan di Keuskupan Amboina, sedangkan Pastor Randy Arnolduz Putra Lau Pr menjadi Rektor Seminari Santo Fransiskus yang akan buka Agustus 2020. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusiawi dan etika profesional