Masa studi setahun bagi para aspiran Ordo Dominikan (OP) diisi dengan memantapkan bahasa Inggris dan selebihnya melanjutkan pembinaan di Filipina dan akan jarang kembali ke Indonesia seperti halnya para frater sebelumnya yang sering kembali untuk lanjutkan pendidikannya. Maka, sebelum ke Filipina, para aspiran diajak mengenal biara-biara para suster dan imam Dominikan di Indonesia serta karya-karya mereka di beberapa keuskupan di Pulau Jawa dan di Keuskupan Agung Pontianak.
Aspiran Dominikan, Christanto Dimas Octavianus, mengatakan hal itu kepada PEN@ Katolik saat ditemui dalam rangka Come and See di Biara Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia di Cimahi 10 Januari 2020.
Dimas, yang hari itu berhari ulang tahun, hadir di Cimahi bersama aspiran lain, Cornellius Liewangsa Putra Herman, Henry Eduardus BPG, Ewaldus Oktavianus, Vincentius Kevin Vladimir Almaya, Geofrey R Evan Kaba, Ignasius Reynal, Dominicus A Adi Nugroho, Hengky Padaunan. Di Cimahi, selain menyaksikan biara para suster, mereka menyaksikan karya para suster di sekolah, panti jompo, klinik, ruang jahit dan kebun.
Sembilan aspiran itu juga membantu empat frater OP yang berkaul atau berjubah untuk studi tentang Pewarta Milenial bagi para peserta Dominican Youth Gathering 2020 di Cimahi yang diikuti 648 pelajar SD sampai SMA dalam persekolahan Yayasan Santo Dominikus dari Cabang Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon dan Cimahi dengan tema “La Chiesa in Uscita,” 9-11 Januari 2020.
Come and See (datang dan lihat) yang berlangsung 3-13 Januari 2020, adalah “untuk kami para frater yang datang dan melihat, yang datang berlibur dan sambil mengunjungi biara biara-biara Suster OP di Yogyakarta, Rawasenang dan Wonosari dan di Cimahi. Kalau semuanya lancar kita akan ketemu di Jakarta dan melihat juga biara-biara di Jakarta. Di Pontianak ada juga biara suster OP dan pastor OP dan juga di Flores. Mungkin kita juga akan ke Pontianak dalam Come and See kedua,” kata aspiran dari Toraja yang besar di Makassar itu.
Menurut dekan para aspiran itu, di Surabaya mereka hanya bisa melihat biara, “tetapi dalam perjalanan di beberapa kota di Jawa, mereka bukan hanya melihat biara tetapi juga karya Dominikan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan pembinaan iman.”
“Para aspiran,” lanjut Dimas, “mulai sadar bahwa Ordo Dominikan yang kita kenal hanya fokus pada studi atau pendidikan, ternyata karyanya lebih kaya. Dengan perjumpaan dan berbagi dengan para suster panggilan kami dikuatkan.”
Atas nama teman-teman aspiran, Dimas menegaskan bahwa selama empat bulan masa studi yang dimulai Agustus 2019 “kami sudah mulai tahu seluk beluk Dominikan dan justru dengan program ini kami lebih tahu lagi bahwa para suster bukan hanya tinggal di biara karena ketika kami datang kami melihat langsung dan merasakan karya mereka.”
Tahun 1551 para imam atau biarawan Dominikan telah hadir di Nusa Tenggara Timur (NTT) namun meninggalkan NTT tahun 1779. Pembinaan untuk para calon Dominikan dari Indonesia kembali terbentuk di Filipina tahun 1994, dan tahun 2005, dua imam Dominikan asal Indonesia ditahbiskan dan misi di Indonesia kembali dengan dibukanya Rumah Santo Dominikus di Pontianak tahun 2006.
Menjelang ulang tahun perak kehadiran kembali para biarawan Dominikan di Indonesia dan terinspirasi oleh kasih Santo Dominikus, demikian catatan yang PEN@ Katolik terima dari proposal Come and See itu, komunitas Dominikan Indonesia dengan penuh semangat merenungkan dan mewartakan Kebenaran di dalam masyarakat majemuk, dan berusaha membuat kemajuan integral bagi Gereja dan masyarakat Indonesia.
Menurut catatan yang ada, dengan program Come and See diharapkan para pra-novis dipersiapkan secara integral sebelum pergi ke Filipina, yaitu membawa kabar baik dalam hal tantangan dan janji, dengan mendapatkan pemahaman yang lebih substansial tentang kehadiran Dominikan dan keterlibatan mereka sekarang dan masa depan di Indonesia, yang pada gilirannya akan membantu para biarawan Dominikan mengembangkan rencana kerja yang akan memberikan kontribusi positif bagi pembentukan kehadiran Dominikan Indonesia yang setia, relevan, dan stabil.(PEN@ Katolik/paul c pati)