“Persaudaraan Suster-Suster Santo Dominikus yang kontemplatif aktif, hadir dan terlibat dalam Gereja dan masyarakat Indonesia yang majemuk sebagai pewarta Kebenaran yang bersikap belarasa, sungguh sungguh dan religius, penuh kegembiraan demi keselamatan jiwa-jiwa.”
Visi Suster-Suster Santo Dominikus itu, kata Pimpinan Komunitas Biara Santa Maria Cirebon Suster Albertine Padmo OP kepada PEN@ Katolik, 26 Desember 2019, menjadi penggerak semangat para suster Dominikan (OP) di Biara Santa Maria Cirebon untuk melaksanakan open house setiap 25 Desember sejak tahun 2016.
Di hari Natal sejak pukul 10.00 hingga 13.00, seperti biasa sekitar 350 relasi para suster di sekolah, Gereja, masyarakat sekitar, teman-teman Muslim dari Pelita, Fahmina, Universitas Muhammadiyah, IAIN, serta Komunitas Seniman Cirebon dan kawan-kawan media bersama keluarganya datang menghadiri open house yang diisi dengan makan bersama.
Suster Albertine mengakui, visi para suster Dominikan itu sangat panjang. Tetapi, “itu menjadi pendek, singkat dan menginspirasi hidup kami manakala diterapkan secara nyata dalam hidup sehari-hari.” Lebih daripada itu, menyadari bahwa kata pertama visi itu adalah persaudaraan, “maka mau tidak mau di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk kehadiran kami hanya akan berarti jika hidup bersaudara, dan momen Natal adalah waktu terbaik.”
Suster Albertine juga bercerita bahwa di zaman pendiri Ordo Pewarta yakni Dominikus de Guzman (Santo Dominikus) “semua orang adalah saudara baginya, hingga kaum albigens pun ditobatkan dalam dialog persaudaraan,” maka persaudaraan sudah menjadi semangat Santo Dominikus.
Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia juga dirintis oleh Pater Dominikus van Zeland OP dan Ibu Ludovica Keyzer OP di Neerbosh Belanda dengan semangat yang sama, belarasa dan persaudaraan. “Ketika misi di Indonesia dimulai tahun 1931, kondisi kita masih sangat primitif, maka tak mungkin bisa bertahan dalam mewartakan Injil tanpa jiwa persaudaraan,” kata Suster Albertine.
Tentu, lanjut suster, open house 2019 juga dikuatkan dan mendapat inspirasi dari hasil Sidang KWI 2019 dan Pesan Natal 2019 berjudul “Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang,” dan kami yakin, “Kami merasa sungguh-sungguh merayakan Natal jika sukacita kami juga bisa dirasakan oleh siapa pun yang ada di sekitar hidup kami, tanpa memandang perbedaan agama, suku atau ras.”(PEN@ Katolik/paul c pati)
Semua foto di bawah ini adalah dokumentasi Suster Albertine OP