“Protect All Life” (Lindungilah Semua Kehidupan) adalah sebuah frasa dalam “Doa umat Kristiani bersama semua makhluk,” bagian kedua dari doa terakhir yang mengakhiri Ensiklik Paus Fransiskus 2015, “Laudato Si”.
Lirik theme song itu dibuat oleh Jun Inoue yang juga membuat musiknya bersama Amadeus Code Ai. Musik yang diaransemen oleh Gyo Kitagawa itu dibawakan oleh Dreamers Union Choir. Musik itu tersedia dalam versi paduan suara, instrumental, karaoke, dan koreografi di situs web resmi Jepang dan saluran YouTube kunjungan paus itu.
“Protect All Life” adalah tema dan logo kunjungan Paus Fransiskus ke Jepang 23-26 November 2019. Saat peluncuran lagu tema itu, Konferensi Waligereja Jepang menjelaskan di web bahwa kita masing-masing telah menerima karunia kehidupan, diciptakan menurut gambar Allah, dan sedang dibawa ke tanah air abadi kita bersama dengan semua orang.
Ciptaan, kata para uskup, juga dirancang dan dipelihara oleh Allah “untuk didiami” (Yesaya 45,18). Karenanya, untuk “melindungi semua kehidupan,” kita harus menghormati bukan hanya martabat setiap orang tetapi juga lingkungan.
Namun, para uskup itu menyatakan keprihatinan, bumi, “rumah kita bersama,” diabaikan oleh umat manusia dan mengeluh dengan rasa sakit dan kesusahan semua orang yang terbuang atau terlantar di dunia.
Para uskup mencatat, di Jepang saat ini, ada banyak masalah berkaitan dengan kehidupan dan perdamaian di samping masalah-masalah seperti ekonomi, lingkungan dan hubungan dengan negara-negara tetangga. Pemulihan dari bencana alam dan kecelakaan instalasi nuklir tetap menjadi masalah yang masih ada.
Gereja di Jepang sedang melakukan segala upaya untuk melindungi setiap kehidupan dan menanggapi berbagai masalah berkaitan dengan kehidupan manusia. “Tema kunjungan Paus ke Jepang ini,” kata para uskup, “mengungkapkan tekad kita untuk memberitakan Injil kehidupan yang dibawa oleh Kristus, dan untuk berdoa serta bekerja demi perdamaian Kristus.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Robin Gomes/Vatican News)
