Home NUSANTARA Memungut sampah bukan tindakan memalukan, tapi cerminan kehidupan orang terpelajar

Memungut sampah bukan tindakan memalukan, tapi cerminan kehidupan orang terpelajar

0
Foto bersama pihak sekolah dengan tim penilai dari Biro Kesejahteraan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Biro Kesra Kotamobagu, dan Dinas Kesehatan Kotamobagu (PEN@ Katolik/ampcp)
Foto bersama pihak sekolah dengan tim penilai dari Biro Kesejahteraan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Biro Kesra Kotamobagu, dan Dinas Kesehatan Kotamobagu (PEN@ Katolik/ampcp)

Kebiasaan memungut sampah bukanlah tindakan memalukan, namun cerminan kehidupan orang terpelajar yang berani berbuat bagi lingkungan. Sama halnya dengan tema Bulan Kitab Suci Nasional “Mewartakan Kabar Baik di tengah Krisis Lingkungan Hidup.” Sama dengan hari ini, pemerintah datang ke sekolah memberikan kabar baik dan dilanjutkan kepada Anda untuk diwartakan kepada seluruh masyarakat, Gereja dan sekolah.

Kepala Sekolah SMP Katolik Theodorus Kotamobagu Suster Herlina Helena Simanjorang OSU berbicara dengan PEN@ Katolik menanggapi pernyataan Ketua Tim Penilai Lomba Sekolah Sehat Provinsi Sulawesi Utara, Verra Maya Pinontoan, kepada media yang sama saat ditemui di SMP itu, 3 September 2019.

Menurut Pinontoan, yang juga Kepala Bagian Kesehatan Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kawasan di Biro Kesejahteraan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Utara, anak Indonesia berhak mendapatkan akses lingkungan yang aman, bersih, dan sehat di sekolah, dan “keberhasilan SMP Katolik Theodorus Kotamobagu dalam mendidik anak dalam hal itu terlihat jelas dan perlu menjadi contoh bagi sekolah lain dalam hal kedisplinan, pengelolaan sampah dan kebersihan di lingkungan sekolah.”

Suster menjelaskan, keberhasilan sekolah itu karena adanya school creative leader yang menjadi salah satu visi sekolah. “Dengan visi itu, sekolah berharap seluruh siswa dapat menjadi pemimpin kreatif, salah satunya kreatif dalam pengelolaan sampah, beraksi untuk berani dan jangan sungkan mengambil sampah yang kita temui,” kata Suster Herlina.

Suster mengakui itu tidaklah mudah dijalankan. “Perlu proses panjang. Maka sekolah harus mulai berbenah dengan membuat konsep lalu sosialisasi untuk bisa diterapkan bersama hingga menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan mereka,” kata suster.

Sehari sebelum kunjungan Tim Penilai Lomba Sekolah Sehat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara itu, SMP Katolik Theodorus Kotamobagu menggelar kegiatan sosialisasi bertema pembentukan dan pelatihan kader kesehatan sekolah yang diikuti sekitar 40 siswa.(PEN@ Katolik/michael)

Artikel Terkait:

SMP Katolik Theodorus Kotamobagu raih Penghargaan Adiwiyata Sulawesi Utara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version