Tiga suster OP ikrarkan kaul kekal saat sembilan suster rayakan syukur hidup membiara

1
9771

 

Sebelum mengikrarkan kaul kekal tiga suster OP bertiarap di depan altar saat Litani Para Kudus dinyanyikan (PEN@ Katolik/pcp)
Sebelum mengikrarkan kaul kekal tiga suster OP bertiarap di depan altar saat Litani Para Kudus dinyanyikan (PEN@ Katolik/pcp)

“Majulah Puteriku, ayunkan langkahmu; bulatkan niat sucimu, janganlah ragu; siapkan dirimu, ikuti Tuhanmu; sebagai biarawati ikhlas membaktikan diri.” Lagu “Majulah Putriku” itu mengantar uskup serta 20 imam konselebran serta tiga suster yang hendak mengikrarkan kaul kekal serta sembilan lainnya yang merayakan syukur hidup membiara.

Setelah menegaskan harapannya di hadapan Uskup  Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono untuk diperkenankan mengikuti Kristus sebagai biarawati dalam Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia (OP) dan bersedia menerima konsekuensi penyerahan diri kepada Tuhan, serta menyatakan bersedia membaktikan diri lebih penuh kepada Allah dan mengikuti keperawanan, kemiskinan dan ketaatan Santa Perawan Maria, tiga suster itu mengikrarkan kaul kekal mereka.

Ikrar untuk hidup, sesuai Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Kongregasi itu, sebagai Perawan Maria yang bersikap taat, miskin seperti Kristus sampai ajal disampaikan kepada Tuhan, Santa Perawan Maria, Santo Dominikus dan suster pemimpin kongregasi Suster Maria Elisabeth OP di Gereja Santo Mikael Pangkalan TNI AU Adisucipto Bantul, Yogyakarta, Minggu 30 Juni 2019.

Ketiga suster itu adalah Maria Emerita Yeni Dwi Astuti OP dari Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu (Putri dari Ignatius Sarmin dan Yustina Karinem), Maria Andrea Desi Rifani Mangada OP dari Paroki Santo Yosef Polewali Sulawesi Barat (putri dari Adrianus Nanda Mangada dan Marta Rippun) dan Maria Theresia Sri Wahyuni Budi Utami OP dari Paroki Roh Kudus Kebonarum Klaten (putri dari Stefanus Ngatijo dan Margaretha Jumirah)

Setelah mendapat berkat dari Mgr Tri Harsono, mereka juga menerima salib dan cincin yang diberkati oleh uskup itu. Menurut Suster Elisabeth, salib itu untuk selalu memperingatkan mereka kepada Kristus dan cincin itu memperingatkan bahwa mereka sudah menjadi milik Kristus.

Dan, berlututlah ketiga suster itu di depan kaki orang tua mereka sambil memohon doa restu, sementara para suster yang sudah kaul kekal lainnya mengelilingi altar. Mereka lalu menerima ketiga suster itu dalam lingkaran mereka. “Dengan ini saya menyatakan bahwa (Suster Elisabeth menyebut nama ketiga suster itu satu per satu) diterima secara definitif dalam Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia.”

“Terpujilah Allah Bapa, terpuji selamanya, sebab telah memilih kita, sebelum penciptaan, agar kudus tak bercela, kita memuliakan Dia: Terpujilah selamanya!” terdengar lagu “Terpujilah Bapa” dinyanyikan para suster yang mengelilingi altar sesudah penerimaan itu.

Misa dalam gereja dan halaman depannya yang dipenuhi umat, termasuk Dominikan Awam dan beberapa umat Islam, baik keluarga para suster dan anggota Gusdurian, juga diisi dengan pembaruan kaul para suster yang merayakan 25 tahun hidup membiara (Suster Maria Christiana Damayanti OP, Suster Maria Constantia Sri Purbiati OP, Suster Maria Paulista Risma Nurat OP, Suster Mariany Eroswita OP, Suster Maria Karina Widiastuti OP) dan 50 tahun hidup membiara (Suster Maria Gemma OP, Suster Maria Yohanita OP, Suster Maria Veronica OP, Suster Maria Benedicta OP). Suster Benedicta tidak hadir karena sedang sakit.

Mewakili keluarga para yubilaris, Ignatius Sarmin mengatakan, kadang-kadang orang tak habis pikir tentang apa yang anak-anak cari. “Sudah dikuliahkan, sudah kerja mapan, malah meninggalkan semua untuk masuk biara. Putri satu-satunya, dengan segala harapan orangtua, malah meninggalkan keluarga bahkan berani meninggalkan kampung halaman dan pergi jauh ke tanah asing tanpa ada saudara, hanya untuk menjadi suster. Itu pun tidak mampu kami halangi. Kuasa Tuhan lebih besar. Seiring dengan jalannya waktu, kami telah mampu menerima panggilan ini sebagai karunia Tuhan yang luar biasa bahkan menjadi berkat bagi keluarga,” katanya.

Mewakili para suster yang merayakan pesta syukur hidup membiara, Suster Maria Christiana OP mengatakan, pengalaman berani berserah setia kepada Tuhan yang telah mereka ucapkan mampu terus mereka hidupi.

“Syukur dan sukacita yang sudah berjalan selama 25 dan 50 tahun hidup membiara kami telah menjadi bukti bahwa Allah tak pernah jauh apalagi meninggalkan. Hari ini sungguh membuat kami merasa begitu istimewa di hadapan Tuhan kendati kami sering jatuh dalam dosa dan kesalahan,” kata suster itu seraya mengatakan, “siapa kami Tuhan sehingga Engkau berikan diri-Mu dalam diri kami masing-masing” dan kemudian tiga kali bernyanyi bersama para suster yubilaris, “Bahagia kuterikat pada Yahwe harapanku pada Allah Tuhanku.”

“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Suster Maria Elisabeth OP memulai sambutannya dengan kutipan itu dan menegaskan bahwa 12 suster yubilaris hari itu adalah harta tak ternilai bagi Allah sang Pencipta dan bagi Gereja semesta.

Bukti mereka adalah harta tak terhingga juga dilihat oleh Suster Elisabeth dari kehadiran Mgr Tri Harsono yang datang dari Purwokerto serta pendampingnya kepala paroki Santo Mikael dan Vikep DIY, 20 imam konselebran dari berbagai tarekat dan kota, dan banyak orang tua serta anggota keluarga dari berbagai kota.

Di akhir sambutannya, Suster Elisabeth mengajak semuanya untuk lebih mendasari hidup dengan rasa syukur “karena kita telah dipanggil untuk saling mengasihi, bukan dipilih sebagai profesi melainkan sebagai Injil yang hidup.” (PEN@ Katolik/paul c pati)

Artikel Terkait:

Mgr Tri Harsono kepada para suster OP: Panggilan bukan profesi tapi pelayanan, pengorbanan

Pengikraran Kaul Kekal (PEN@ Katolik/pcp)
Pengikraran Kaul Kekal (PEN@ Katolik/pcp)
Penandatanganan dokumen Kaul Kekal (PEN@ Katolik/pcp)
Penandatanganan dokumen Kaul Kekal (PEN@ Katolik/pcp)
Penyerahan Salib (PEN@ Katolik/pcp)
Penyerahan Salib (PEN@ Katolik/pcp)
Penyerahan Cincin (PEN@ Katolik/pcp)
Penyerahan Cincin (PEN@ Katolik/pcp)
Suasana penerimaan secara definitif tiga suster yang baru berkaul kekal dalam kongregasi (PEN@ Katolik/pcp)
Suasana penerimaan secara definitif tiga suster yang baru berkaul kekal dalam kongregasi (PEN@ Katolik/pcp)
Para suster yang merayakan 25 tahun dan 50 tahun hidup membiara membaharui kaul mereka (PEN@ Katolik/pcp)
Para suster yang merayakan 25 tahun dan 50 tahun hidup membiara membaharui kaul mereka (PEN@ Katolik/pcp)

 

 

 

 

1 komentar

  1. Selamat untuk para suster baru, semiga kekal tidak tergoda dunia lagi, dan semoga semakin banyak para gadis yang mengikuti Kristus…amin…

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here