Paus Fransiskus telah menunjuk Uskup Pembantu Lille, Perancis, Mgr Antoine Hérouard, sebagai delegasi khusus untuk memberikan perhatian pastoral bagi para peziarah yang mengunjungi Lourdes. Penunjukan itu diumumkan oleh Presiden Dewan Kepausan untuk Evangelisasi Baru Uskup Agung Rino Fisichella di tempat ziarah Maria di Perancis itu tanggal 6 Mei 2019.
Keputusan ini sejalan dengan yang dilakukan untuk Medjugorje tahun 2017. Paus Fransiskus telah menunjukkan perhatian khusus bagi peziarah, dan ingin agar pusat-pusat devosi Maria menjadi “tempat doa dan tempat kesaksian Kristen yang semakin sesuai kebutuhan Umat Allah.”
Ini terlihat dalam surat yang Paus kirim kepada Mgr Antoine Hérouard. Dalam surat itu Paus menyampaikan kepadanya keputusan untuk mencalonkannya sebagai delegasi ad nutum Sanctae Sedis (atas disposisi Tahta Suci) untuk tempat kudus Lourdes.
Surat paus itu dibacakan di hadapan para kapelan dan pengurus tempat kudus itu di pusat kecil di kaki Pegunungan Pirene, tempat terjadinya salah satu penampakan Maria yang paling populer dalam sejarah. Surat itu dipublikasikan siang hari 6 Juni oleh Mgr Rino Fisichella yang memimpin dikasteri yang dua tahun lalu dipercayai oleh Paus Fransiskus untuk meningkatkan pelayanan pastoral di tempat-tempat suci.
Dalam surat itu juga dikatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir Uskup Agung Fisichella sendiri telah melakukan misi “utusan khusus” ke tempat-tempat kudus yang setiap tahun dikunjungi jutaan peziarah dari seluruh penjuru dunia.
“Sesuai penilaian” Uskup Agung Fisichella, tulis Paus, “Saya ingin tahu bentuk lebih lanjut apa yang mungkin diadopsi oleh Tempat Kudus Lourdes, selain banyak yang sudah ada, agar senantiasa menjadi tempat doa dan tempat kesaksian umat Kristen yang lebih sesuai kebutuhan Umat Allah.”
Mandat Uskup Hérouard, yang terus melanjutkan jabatannya di Lille, terbatas pada tempat kudus saja, sementara Keuskupan Tarbes dan Lourdes tetap dipercayakan kepada Uskup Nicolas Jean René Brouwet.
Penunjukan delegasi itu bukanlah untuk jangka waktu tidak terbatas (seperti kasus Uskup Agung Hoser untuk Medjugorje). Berarti, penunjukan itu dimaksudkan bukan sebagai tugas permanen, tetapi sementara, yang bertujuan memberikan perhatian pastoral dan spiritual bagi peziarah. Paus yang sangat peduli akan hal ini, ingin menekankan keunggulan spiritual di atas godaan untuk terlalu menekankan aspek manajerial dan finansial. Paus ingin lebih meningkatkan devosi tradisional di tempat-tempat suci. (PEN@ Katolik berdasarkan laporan Andrea Tornielli/Vatican News)