Lebih dari 300 delegasi Organisasi-Organisasi Anggota Caritas Internationalis bertemu di Roma sejak minggu lalu untuk melakukan Sidang Umum ke-21 bertema “Satu keluarga manusia, satu rumah bersama.” Pertemuan berlangsung setiap empat tahun untuk meninjau kembali kemajuan dan kebijakan Konfederasi Caritas, dan untuk menentukan kerangka kerja strategis empat tahun ke depan.
Ketika menerima para delegasi di Vatikan, 27 Mei 2019, Paus Fransiskus mulai dengan menegaskan kembali bahwa amal kasih bukanlah hanya “sebuah persembahan yang kita berikan guna membuat hati nurani kita tenang.” Sebaliknya, “amal kasih memiliki asal dan esensi dalam Allah sendiri,” kata Paus. “Jika kita menganggap amal kasih sebagai pelayanan, Gereja akan menjadi lembaga kemanusiaan dan pelayanan amal kasih akan menjadi “departemen logistik’ lembaga itu,” kata Paus.
Itu sebabnya pelayanan amal kasih “harus memilih logika pengembangan integral sebagai penangkal budaya masa bodoh, budaya buang,” lanjut Paus. “Yang terpenting, orang miskin adalah manusia, dan wajah mereka menyembunyikan wajah Kristus sendiri,” kata Paus seraya menekankan “diskriminasi terburuk yang diderita orang miskin adalah kurangnya perhatian spiritual.” Menurut Paus, “Mereka membutuhkan Tuhan dan kita tidak boleh tidak harus memberikan mereka persahabatan-Nya, berkat-Nya, dan Firman-Nya.”
Akhirnya, “persekutuan dalam Kristus dan di dalam Gerejalah yang menjiwai, menemani, dan mendukung pelayanan amal kasih,” kata Paus. “Dengan cara ini, diakonia amal kasih menjadi instrumen kelihatan dari persekutuan … yang menjadi pusat perhatian dalam Gereja, dan mendefinisikan esensinya.”
Paus kemudian memberikan definisi lain tentang apa itu amal kasih dan apa yang bukan amal kasih. “Kalian tidak bisa menjalani amal kasih tanpa memiliki hubungan antarpribadi dengan orang miskin,” kata Paus. Amal kasih harus melibatkan hati, jiwa dan seluruh keberadaan kita, lanjut Paus. Paus memperingatkan agar tidak menjalani “amal kasih yang munafik atau menipu,” dan mengaitkan karya amal kasih dengan kedermawanan, efisiensi, atau organisasi obsesif. Amal kasih adalah yang paling “didambakan dari kebajikan-kebajikan yang mungkin kita dambakan untuk meneladani Allah,” kata Paus.
“Amal kasih bukanlah obat penenang untuk hati nurani kita yang gelisah,” kata Paus. Juga bukan bisnis, tegas Paus yang berbicara tentang skandal orang-orang yang “banyak berbicara tentang amal kasih tetapi hidup dalam kemewahan,” serta menyelenggarakan pertemuan-pertemuan tentang amal kasih dan “membuang begitu banyak uang.”
Paus menyimpulkan, “Amal kasih bukanlah gagasan atau perasaan saleh, tetapi perjumpaan berdasarkan pengalaman dengan Kristus,” tempat kita bertemu dengan-Nya di dalam orang miskin.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)
Artikel Terkait:
Paus Fransiskus: Injil adalah program kehidupan kita, penunjuk jalan untuk dilalui bersama